BERJUANG TANPA MERAMPOK


Renungan Minggu, 02 Januari 2011

Bacaan Alkitab Ulangan 2 : 1 – 7
Sesungguhnya  yang kita lihat pada kitab Ulangan adalah praktek ‘menceritakan ulang’ apa yang dialami Israel dalam perjalanan di padang gurun. Konteksnya adalah perpisahan. Musa mengantar umat Israel sampai ke tapal batas tanah perjanjian. Tetapi dia tidak diperbolehkan Tuhan untuk  ikut masuk kedalam tamah perjanjian itu. Yosua akan memimpin bangsa itu menyeberang Yordan untuk menduduki tanah perjanjian.
Musa sangat berkepentingan untuk menuturkan kembali apa-apa yang terjadi karena beberapa alasan. Pertama, karena pengalaman dengan generasi Mesir, maksudnya generasi yang keluar dari Mesir. Praktis mereka adalah orang tua dari umat kepada siapa Musa bertutur. Generasi Mesir mengalami penindasan tetapi juga mengalami peristiwa-peristiwa dimana Tuhan melepaskan mereka dari Mesir, malahan dengan bencana dan kematian pada pihak Mesir. Kedua, karena  selain Yosua dan Kaleb, maka yang dihadapi Musa adalah generasi padang gurun. Generasi ini mengalami peperangan-peperangan yang keseluruhannya hanya berupa penolakan terhadap mereka. Dan mereka harus menghadapi penolakan-penolakan ini dengan pengorbanan yang tidak kecil. Ketiga, Musa yakin akan rencana penyelamatan oleh Allah yang sedang dilakukan lewat Israel. Dia malah yakin bahwa setelah dia akan muncul seorang pemimpin umat yang menyelamatkan bukan hanya Israel, melainkan seluruh muka bumi. Keempat, Musa mengalami kesamaan antar generasi Mesir dan generasi padang gurun. Sama-sama keras kepala, sama-sama gampang membelok dari hukum Allah, sama-sama keras hati. Karena itu yang Musa lakukan adalah merefleksikan pengalaman bersama. Pengalaman iman bersama merupakan kenyataan yang tidak bisa dibantah oleh siapapun. Pengalaman iman bersama merupakan titik temu bagi mereka sekalian. Bagaimanapun keadaannya Israel tidak bisa menyangkal garis keturunan mereka. Pada garis keturunan itu ada ikatan-ikatan persaudaraan. Selama bergenerasi-generasi, ikatan ini tidak pernah terlihat, karena Israel di Mesir dan bani Esau diluar Mesir. Tapi Israel juga memelihara tuturan sejarah hubungan mereka dengan Esau. Bagaimana nenek moyang mereka Yakub menipu Esau. Dan bagaimana permusuhan laten antara bani Esau dengan bani Israel. Mereka sadar bahwa kalau diberikan kesempatan bani Esau akan mencelakakan mereka. Tapi berkat Tuhan memastikan bahwa Yakub menjadi tuan Esau. Jadi Israel juga bisa saja melakukan pemaksaan dan kekerasan terhadap bani Esau. Dalam hubungan inilah Tuhan berfirman  lewat Musa agar Israel tidak boleh melakukan kekerasan terhadap bani Esau. Mereka akan melewati daerah Esau. Dan mereka tidak boleh mengambil sesuatu secara Cuma-Cuma dari bani Esau. Mereka harus membeli apa yang mereka butuhkan. Sebab Esau sendiri diberkati Tuhan, sekalipun bukan berkat utama seperti yang diberikan kepada Yakub, leluhur Israel. Ada peringatan khusus dengan kata ‘hati-hati’, untuk menunjukkan bahwa Tuhan Allah sendiri yang memasang tanda ‘awas’ itu. Melewatinya akan membawa bencana.
Kita memasuki hari kedua dalam tahun ini. Suatu perjalanan panjang baru saja kita mulai. Tetapi nyatanya kita tidak melakukan perjalanan kehidupan dalam suatu situasi yang bebas kesulitan. Banyak kesulitan akan menghadang. Tapi kita diutus kedalam dunia ini untuk menjadi bagian dari dunia ini. Dengan kata lain, kita tidak diutus untuk mendatangkan kerugian bagi sesama. Kita diutus untuk menghadirkan damai sejahtera bagi sesama. Sama seperti Israel berada di tanah Esau dan tidak boleh merugikan Bani Esau, demikian juga kita diutus kedalam masyarakat kita bukan untuk mendatangkan kerugian, melainkan untuk mendatangkan damai sejahtera.
Perilaku kehidupan yang mendatangkan damai sejahtera, itulah yang akan merupakan penilaian masyarakat atas kehadiran kita. Perilaku mendatangkan damai sejahtera itu juga yang menumbuhkan benih persaudaraan dan kebersamaan. Persaudaraan dan Kebersamaan itulah yang justru makin menipis di negeri ini, sebab setiap orang dan setiap kelompok ingin menang dan sejahtera sendiri sekalipun orang lain menjadi korban. Kekerasan, keterpurukan, kebodohan dan pembodohan semuanya berawal dari egoisme primordial yang mestinya menjadi sasaran perilaku pelayanan kita. Kalau ini kita lakukan dengan serius, maka kita akan menjadi alat Tuhan untuk memperbaiki negeri ini. Dan untuk maksud itulah sebetulnya Tuhan hadirkan kita sebagai umat-Nya, kini dan disini.------------------sTh.K-----------

RENUNGAN AKHIR TAHUN

TUHAN AKAN TERUS MENGEMBALAKAN HIDUP KITA

Mazmur 23 : 5 – 6

Tanpa terasa kita telah sampai di hari terakhir tahun 2010. Beberapa jam lagi kita akan menutup lembaran hidup kita di tahun yang lama 2010 dan segera memasuki tahun baru 2011.
Sebagian dari kita mungkin menganggap perjalanan hidup sepanjang tahun ini sebagai hal biasa. Tetapi kebanyakan dari kita pasti akan menganggap dan mengalaminya sebagai hal yang indah dan ajaib, yang Tuhan anugerahkan bagi kita. Sebab kita tahu bahwa kehidupan sepanjang tahun ini tidak mudah. Siapa yang bisa bertahan dalam kesulitan ekonomi, kekacauan politik, bencana alam, ancaman dan teror, kemiskinan, pengangguran, pelanggaran HAM serta semua yang telah terjadi dan mewarnai kehidupan sepanjang tahun ini? Tidak seorangpun akan mampu bertahan, jika Tuhan tidak menyertai dan menolong kita. Tuhan memperhatikan kehidupan kita sehingga ketika kita berada dalam situasi yang sulit dan penuh tantangan maka ia segera menyelamatkan kita serta memimpin kita melewati berbagai situasi sampai tiba di penghujung tahun ini.
Bacaan kita di malam akhir tahun ini ingin menggemakan kembali tantang pengembalaan Tuhan terhadap kehidupan kita sebagai domba-domba-Nya di sepanjang tahun ini. Tugas gembala adalah menggembalakan domba-domba supaya domba-domba tidak kekurangan apa pun, khusus makanan dan minuman. Karena itu, gembala selalu menggembalakan domba-domba ke padang rumput yang hijau dan air yang sejuk. Tidak hanya itu, gembala juga selalu memimpin domba-domba untuk berjalan di jalan yang rata agar domba-domba tidak terjatuh. Gembala juga harus selalu melindungi domba-domba dari serangan binatang buas, sehingga doma-domba selalu merasa terlindung dan tidak takut bahaya.
Penjelasan tersebut di atas secara umum adalah gambaran tugas dari gembala yang baik dan bertanggungjawab terhadap keselamatan domba-domba gembalaanya. Sebab kita tahu bahwa ada juga gembala yang jahat. Gembala yang jahat bekerja hanya untuk upah. Ia tidak peduli domba-domba sehat atau sakit. Ia hanya memikirkan diri dan keselamatannya sendiri. Ketika binatang buas datang ia menghindar dan tidak melindungi domba-dombanya, sehingga domba-domba tercerai-berai dan bahkan dimakan oleh binatang buas.
            Tuhan adalah Gembala yng baik. Ia selalu memperhatikan dan memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari. Ia juga telah menuntun serta menggembalakan kita, sehingga kita mampu menjalani kehidupan sepanjang tahun di tengah berbagai kesulitan dan tantangan, godaan dan musuh mengganggu dan mengancam hidup kita. Kita pernah tersesat karena tidak mau dituntun oleh Tuhan sebagai gembala kita. Kita tidak berjalan di jalan yang benar sehingga musuh menerkam kita. Tetapi sang gembala yang baik, yakni Tuhan selalu mencari dan membawa kita kembali. Ia menghalau musuh-musuh kita, bahkan menjamu kita di hadapan musuh-musuh kita. Tidak hanya itu, Tuhan sebagai gembala juga mengangkat kita sebagai orang pilihan-Nya dan mengurapi kita. Ia bahkan menjamin bahwa jika kita menyerahkan kehidupan kita dibimbing oleh-Nya maka segala sesuatu yang kita lakukan akan berhasil. Piala hidup kita tidak pernah kosong, tetapi melimpah. Sehingga setiap kita melangkah di sepanjang jalan hidup ini, kita selalu akan diikuti dengan kebajikan dan kemurahan-Nya. Kita akan mengalami hidup sejahtera dan bahagia selamanya, sehingga ingin bersama dan bersekutu dengan-Nya selalu di dalam rumah-Nya.
            Tuhan Yesus yang sudah datang. Ia datang untuk kita sebagai umat gembalaan-Nya. Kita semua pasti sudah menyambut dan menerima Dia di hati dan hidup kita. Tuhan Yesus adalah gembal yang baik bagi kita. Ia sangat mengenal setiap pribadi dan keluarga kita yang sudah menyambut dan menerima-Nya. Ia juga pasti sangat mengetahui keberadaan kita, khusus apa yang kita butuhkan di tahun baru yang akan kita jelang. Tidak ada seorang pun di antara kita yang tahu apa yang akan terjadi di tahun baru nanti. Semua masih gelap dan kelam bagi kita. Tetapi Tuhan Yesus mengetahui semuanya. Segala sesuatu yang akan terjadi di tahun baru masih rahasia bagi kita, tetapi tidak bagi Tuhan Yesus. Peperangan, penindasan, kemiskinan, kelaparan, gempa bumi dan berbagai kesulitan ekonomi, politik dan sosial yang mengancam kehidupan kita di tahun baru, Tuhan Yesus tahu. Karena itu, ia pasti telah merencanakan segala sesuatu yang baik dan indah  kepada kita sehingga kita akan menghadapi dan mengatasi semua kesulitan dan ancaman tersebut. Masalahnya sekarang adalah ’apakah kita mau menyerahkan diri dan hidup serta usaha/pekerjaan atau pelayanan kita kepada Tuhan Yesus, sang gembala kita? Apakah kita mau memberi diri kita untuk dibimbing oleh-Nya? Apakah kita mau berjalan mengikuti-Nya di jalan yang benar, dan tidak berjalan mengikuti jalan kita sendiri?
            Firman Tuhan hari ini mengatakan bahwa jika memberi diri serta seluruh hidup dan kerja/pelayanan kita ke dalam pengembalaan sang gembala kita yang baik, yakni Tuhan Yesus maka lihatlah nanti bahwa di tahun baru kita semua, baik pribadi, keluarga dan persekutuan, tidak akan pernah kekurangan. Piala hidup kita tidak akan pernah kosong, tetapi melimpah terus. Setiap kali kita melangkah di sepanjang jalan hidup ini, di mana, kapan dan bagaimana pun, kita akan selalu diikuti dengan kebajikan dan kemurahan Tuhan. Tubuh, roh dan jiwa kita kuat dan sehat karena selalu dikenyangkan dengan firman Tuhan. Kita mampu melakukan tugas dan pekerjaan kita dengan sukacita. Karena Tuhan akan membuatnya berhasil. Ia juga akan menghalau semau lawan atau musuh yang menantang dan mengancam hidup kita. Sehingga kita semua akan mengalami hidup sejahtera dan bahagia selamanya. Baik di bumi, maupun di surga kelak, Ia akan selalu bersama kita dan kita kita juga akan selalu bersama dan bersekutu  dengan-Nya di dalam rumah-Nya untuk memuji Dia dan bersyukur kepada-Nya.
Mari kita tinggalkan tahun yang lama 2010 dengan penuh syukur dan bersiap menyongsong dan memasuki Tahun Baru, Tahun Rahmat TUHAN, 2011 dengan sukacita karena Tuhan Yesus akan berjalan bersama kita untuk memasukinya, dan bahkan Dia akan terus menggembalakan kita dengan kasih dan kesetiaan-Nya. SELAMAT! --------AF-----------


PESAN NATAL BERSAMA PGI DAN KWI

PESAN NATAL BERSAMA
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI)
KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI)
TAHUN 2010

“Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dalam dunia”

Saudara-saudari yang terkasih,
segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada,
Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.

  1. Pada saat ini kita semua sedang berada di dalam suasana merayakan kedatangan Dia, yang mengatakan: “Akulah terang dunia; barang siapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup”. Dalam merenungkan peristiwa ini, rasul Yohanes dengan tepat mengungkapkan: “Terang yang susungguhnya itu sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya: Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya”. Suasana yang sama juga meliputi perayaan Natal kita yang terjalin dan dikemas untuk merenungkan harapan itu dengan tema: “Terang yang sesungguhnya sedang datang ke dalam dunia”.
  2. Saudara-saudari terkasih.
Kita bersyukur boleh hidup dalam suatu negara yang secara konstitusional menjamin kebebasan beragama. Namun akhir-akhir ini gejala-gejala kekerasan atas nama agama semakin tampak dan mengancam kerukunan hidup beragama dalam masyarakat. Hal ini mencemaskan pihak-pihak yang mengalami perlakuan yang tidak wajar dalam masyarakat kita. Kita semakin merasa risau akan perkembangan “peradaban” yang mengarus-utamakan jumlah penganut agama; “peradaban” yang memenangkan mereka yang bersuara keras berhadapan dengan mereka yang tidak memiliki kesempatan bersuara; “peradaban” yang memenangkan mereka yang hidup mapan atas mereka yang terpinggirkan. Peradaban yang sedemikian itu pada gilirannya akan menimbulkan perselisihan, kebencian dan balas-dendam: suatu peradaban yang membuahkan kematian daripada budaya cinta yang menghidupkan.
            Keadaan yang juga mencemaskan kita adalah kehadiran para penanggungjawab publik yang tidak sepenuhnya memperjuangkan kepentinggan rakyat kebanyakan. Para penanggungjawab publik memperlihatkan kenerja dan moralitas yang cenderung merugikan kesejahteraan bersama. Sorotan media massa terhadap kinerja penanggungjawab yang kurang peka terhadap kepentingan masyarakat, khususnya yang terungkap dengan praktik korupsi dan mafia hukum hampir di segala segi kehidupan berbangsa, sungguh-sungguh memilukan dan sangat memprihantinkan karena itu adalah kejahatan sosial.
            Sementara itu keadaan masyarakat yang semakin jauh dari sejahtera, termasuk sulitnya lapangan pekerjaan, semakin memperparah kemiskinan di daerah pedesaan dan perkotaan. Keadaan ini diperberat lagi oleh musibah dan bencana yang sering terjadi, baik karena faktor murni alami maupun karena dampak campur tangan kesalahan manusiawi, terutama dalam penanganan dan penanggulangannya. Sisi-sisi gelap dalam peradaban masyarakat kita dewasa ini membuat kita semakin membutuhkan Terang yang sesungguhnya itu.
            Terang yang sesungguhnya, yaitu Yesus Kristus yang menjelma menjadi manusia, sudah datang ke dalam dunia. Walaupun banyak orang menolak Terang itu, namun Terang yang sesungguhnya ini membawa pengharapan sejati bagi umat manusia. Di tengah kegelapan, Terang itu menumbuhkan pengharapan bagi mereka yang menjadi korban ketidak-adilan. Bahkan di tengah bencana pun muncul kepedulian yang justru melampaui batas-batas suku, agama, status sosial dan kelompok apa pun. Terang itu membawa Roh yang memerdekakan kita dari pelbagai kegelapan, sebagaimana dikatakan oleh penginjil Lukas: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertidas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang”.
            Natal adalah tindakan nyata Allah untuk mempersatukan kembali di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu yang telah diciptakan-Nya. Semua yang dilihat-Nya itu baik adanya itu, yang telah dirusakkan dan diceraiberaikan oleh kejahatan manusia, menemukan dirinya di dalam Terang itu. Oleh karena itu, dengan menyambut dan merayakan Natal sebaik-baiknya, kita menerima kembali, - dan demikian juga menyatukan diri kita dengan – karya penyelamatan Allah yang baik bagi semua orang.
            Di dalam merayakan Natal sekarang ini, kita semua kembali diingatkan, bahwa Terang sejati itu sedang datang dan sungguh-sungguh ada di dalam kehidupan kita. Terang itu, Yesus Kristus, berkarya dan membuka wawasan baru bagi kesejahteraan umat manusia serta keutuhan ciptaan. Inilah semangat yang selayaknya menjiwai kita sendiri serta suasana di mana kita sekarang sedang menjalani pergumulan hidup ini.
  1. Saudara-saudari terkasih.
Peristiwa Natal menbangkitkan harapan dalam hidup dan sekaligus memanggil kita untuk tetap mengupayakan kesejahteraan semua orang. Kita juga dipanggil dan diutus untuk menjadi terang yang membawa pengharapan, dan terus bersama-sama mencari serta menemukan cara-cara yang efektif dan manusiawi untuk memperjuangkan kesejahteraan bersama.

Ü     Bersama Rasul Paulus, kami mengajak seluruh umat Kristiani di tanah air tercinta ini: “Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan”, karena dengan membalas kejahatan dengan kejahatan, kita sendirilah yang dikalahkannya.
Ü     Selanjutnya kita wajib ikut-serta mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur, bahkan melalui uasaha-usaha kecil tetapi konkrit seperti menjalin hubungan baik dengan sesama warga masyarakat demi kesejahteraan bersama. Kita turut menjaga dan memelihara serta melestarikan lingkungan alam ciptaan, anatara lain dengan menanam pohon dan mengelola pertanian selaras alam, dengan tidak membuang sampah secara sembarangan; mempergunakan air dan listrik seperlunya, mempergunakan alat-alat rumahtangga yang ramah lingkungan.
Ü     Dalam situasi bencana seperti sekarang ini kita melibatkan diri secaraa proaktif dalam pelbagai gerakan solidaritas dan kepedulian sosial bagi para korban, baik yang diprakarsai gereja, masyarakat maupun pemerintah.
Ü     Marilah kita memantapkan penghayatan keberimanan Kristiani kita, terutama secara batiniah, sambil menghindarkan praktik-praktik ibadat keagamaan kita secara lahiriah, semu dan dangkal. Hidup beragama yang sejati bukan hanya praktik-praktik lahiriah yang ditetapkan oleh lembaga keagamaan, melainkan berpangkal pada hubungan yang erat dan mesra dengan Allah secara pribadi.
Akhirnya, marilah kita menyambut dan merayakan kedatangan-Nya dalam kesederhanaan dan kesehajaan penyembah-penyembah-Nya yang pertama, yakni para gembala di padang Efrata, tanpa jatuh ke dalam perayaan gegap-gempita yang lahiriah saja. Marilah kita percaya kepada Terang itu yang sudah bermukim di antara kita, supaya kita menjadi anak-anak Terang. Dengan demikian perayaan Natal manjadi kesempatan mulia bagi kita untuk membangkitkan dan menggerakan peradaban kasih sebagai tanda penerimaan akan Terang itu dalam lingkungan kita masing-masing. Dengan pemikiran serta ungkapan hati itu, kami mengucapkan:

SELAMAT NATAL 2010 DAN TAHUN BARU 2011

Jakarta, 12 November 2010-12-26

Persekutuan Gereja—Gereja di Indonesia (PGI)
Pendeta Dr. A.A. Yewangoe
 Ketua Umum

Pendeta Gomar Gultom, M.Th.
Sekretaris Umum

Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)
Mgr. M.D. Situmorang, OFMCap
Ketua

Mgr. J. M. Pujasumarta
 Sekretaris Jenderal

Pesan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011

"MEMBANGUN MASA DEPAN BERSAMA ROH KUDUS"


Sekalian Warga GPIB yang Tuhan Kasihi,

Hari Natal yang biasa dirayakan sebagai hari Kelahiran Yesus Kristus, pada mulanya diperingati dan dirayakan sebagai peristiwa religius. Akan tetapi ketika Hari Natal menjadi perayaan yang mendunia, maka perayaan Natal itu tak jarang berubah menjadi pesta duniawi yang kehilangan sisi religiusnya. Banyak orang dapat menyanyikan lagu – lagu natal, memasang ornamen – ornamen natal, tetapi belum tentu mereka mengerti apalagi meyakini tentang yang diperingati dan dirayakan oleh umat Tuhan itu. Bagi umat Tuhan, kelahiran Yesus Kristus adalah peristiwa keselamatan dimana Allah datang ke dunia melawat umatNya untuk membebaskan manusia dari cengkraman kuasa dosa dan kebinasaan. Ia melakukan itu dengan mengalami penderitaan itu dan menanggung hukuman yang mestinya dijatuhkan kepada manusia.

Bagi sejumlah orang peristiwa “Allah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus “  sulit diterima akal. Akan tetapi sesuai kuasa dan kasihNya, ‘benih ilahi’ telah hadir dalam rahim seorang perempuan yang bernama Maria. Dari ‘benih ilahi’ itu, lahirlah seorang bayi Yesus. Dan dari Sang Yesus kita kenal karya keselamatanNya melalui kehidupan, penderitaan, kematian dan kebangkitan dalam kemenanganNya. Dan juga dari peristiwa Yesus itu, kita melihat suatu hal lain, yaitu apa yang tidak mungkin bagi manusia sangat mungkin bagi Allah.

Persidangan Sinode GPIB XIX telah menetapkan Tema GPIB pada tahun 2010 – 2011 adalah “ Membangun masa depan bersama Roh Kudus “           (I Korintus 14 : 12). Tema tersebut merupakan bagian dari Tema lima Tahun 2006 – 2011, yakni “ Mempersiapkan masa depan bangsa yang damai sejahtera dengan sikap tulus dan jujur “ ( Mazmur 37 :  37 ). Dalam terang tema tersebut, kita berupaya untuk membangun masa depan yang bebas dari penderitaan, kemiskinan, kejahatan, konflik dan permusuhan. Ditengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini, apa yang kita hendak upayakan itu tak jarang semakin jauh dari kenyataan. Lihatlah sekeliling negeri ini; mereka yang mengalami bencana banjir Wasior, bencana gunung Merapi, bencana Tsunami di kepulauan Mentawai dan yang hampir terlupakan ialah bencana lumpur dari perut bumi di Sidoarjo. Sampai saat ini mereka masih membutuhkan pertolongan dan pendampingan pasca bencana. Akan tetapi kita tidak pernah akan menyerah, melainkan terus bergumul dan berjuang untuk menemukan kemungkinan – kemungkinan baru. Kita juga berdoa dan menjalin jaringan dengan semua orang, kelompok masyarakat yang dengan tulus mempersiapkan masa depan yang lebih damai, lebih sejahtera dan adil bagi masyarakat dan bangsa yang beraneka ragam ini. Di sini juga kita berharap agar pemerintah tetap diberi hikmat Tuhan untuk memimpin negara dan bangsa ini ke arah masyarakat yang damai, sejahtera dan adil bagi semua warga masyarakat bangsa ini. Keyakinan akan kuasa dan hikmat Allah yang melampaui segala akal  itu akan memampukan kita membangun masa depan yang damai sejahtera dan adil, mampu membebaskan kita dari berbagai bentuk penderitaan dan kemiskinan, kebohongan dan kejahatan, konflik dan permusuhan, mampu menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin dan yang mungkin menjadi kenyataan, supaya pada akhirnya kita sungguh berdamai dengan Allah, berdamai dengan sesama dalam lingkungan alam yang menyokong kehidupan kita.

Seperti Maria dengan sukacita membuka diri terhadap tuntunan Roh Kudus, demikian juga kiranya dalam panggilan dan pengutusan kita, dalam kerja dan karya, kita terus terbuka pada tuntunan Roh Kudus dan hikmatNya. Selamat merayakan hari Natal dan memasuki Tahun Baru 2011.

Soli Deo Gloria.
Jakarta, Medio Desember 2010



DIALAH YANG AKAN MENYELAMATKAN UMATNYA DARI DOSA MEREKA

Bacaan Matius 1 : 18 – 23
Hamil sebelum menikah. Itulah yang terjadi dengan Maria dari Nazaret, tunangan Yusuf. Maria hamil sebelum ia menikah dengan Yusuf. Maria hamil sebelum ia menjadi istri Yusuf. Maria hamil sebelum ia dan Yusuf melakukan hubungan suami istri. Karena Maria hamil sebelum menikah dengan Yusuf, tunangannya, Maria akan menghadapi masalah besar. Maria pasti akan di8kucilkan oleh keluarga besarnya karena mendatangkan aib bagi keluarga besarnya. Maria pasti akan dihukum oleh penduduk kota Nazaret, karena telah melanggar perintah Allah dengan berbuat zinah. Pertunangan Maria dengan Yusuf pasti akan putus. Sebab Yusuf pasti tidak akan mau menerima melanjutkan ikatan pertunangan dengan Maria ke jenjang perkawinan.
Tetapi Maria tidak takut. Sebab Maria tidak melanggar perintah Tuhan dengan berbuat Zinah. Maria hamil sebelum menikah dengan Yusuf bukan karena ia berbuat zinah dengan laki-laki lain. Maria hamil sebelum menikah dengan Yusuf karena pekerjaan Roh Kudus. Allah melalui pekerjaan Roh Kudus yang menempatkan ‘benih Ilahi’ di dalam kandungan Maria. Benih Ilahi itu selanjutnya berproses menjadi seorang bayi. Karena itu Maria siap untuk menanggung semua akibat yang harus ia terima akibat hamil sebelum menikah.
Seharusnya sebagai tunangan Yusuf, Maria menjelaskan tentang kehamilannya kepada Yusuf. Tetapi Maria belum menjelaskan kepada Yusuf tentang kehamilannya. Sebelum Maria menjelaskan kepada Yusuf tentang kehamilannya, Yusuf mengetahui bahwa Maria hamil. Sebagai seorang lakai-laki, Yusuf sangat marah. Sebab Yusuf dan Maria belum pernah melakukan hubungan suami istri karena mereka belum menikah. Sekalipun menurut Yusuf, Maria telah melakukan sebuah ‘kejahatan besar’ karena hamil sebelum mereka menikah, Yusuf tidak mau mempermalukan maria. Karena itu jalan keluar yang terbaik menurut Yusuf adalah ia akan memutuskan pertunangannya dengan maria secara diam-diam.
Maria hamil bukan karena ia melanggar perintah Allah dengan berbuat zinah. Maria hamil atas kehendak Allah. Maria hamil karena ia harus mengerjakan tugas mulia yang Allah percayakan kepadanya, yaitu menjadi Ibu bagi Mesias, Sang Penyelamat dari Allah.
Allah tidak pernah membiarkan hamba-Nya yang setia dan taat binasa karena mengerjakan tugas suruhan Allah. Allah dengan setia akan menjaga, akan melindungi, akan menolong hamba-Nya yang setia dan taat. Karena itu Allah menyuruh malaikat-Nya menjumpai Yusuf untuk menjelaskan kepada Yusuf tentang kehamilan Maria. Ketika Yusuf sedang tidur, malaikat Allah datang kepada Yusuf dan mengatakan : “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Lukas 1 : 21)
Karena itu Yesus bukan anak haram. Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Yesus adalah Allah yang datang ke dunia dalam wujud seorang anak manusia. Allah melalui pekerjaan Roh Kudus yang menghadirkan benih Ilahi di dalam kandungan Maria. Benih Ilahi itu kemudian berproses menjadi seorang bayi laki-laki. Bayi itu kemudian lahir dan diberi nama Yesus. Sebab melalui bayi bernama Yesus yang dilahirkan Maria, Allah datang ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan manusia dari cengkeraman kuasa dosa dan dari kebinasaan. Melalui bayi bernama Yesus yang dilahirkan Maria, Allah datang ke dunia untuk memulihkan kembali hubungan yang akrab dengan manusia.
Mari kita sambut kasih Allah yang luar biasa besar itu. Mari kita memberi diri untuk diperdamikan dengan Allah. Mari kita hidup berdamai satu dengan yang lain.

UNGKAPAN HATI BUAT IBU

Ungkapan Hati (Peringatan hari IBU)

Aku ingat betul, setiap aku bangun pagi Ibu sudah ada di dapur dan sarapanku sudah tersedia.. entah kapan ibu membuatnya.
Sewaktu ada kesulitan di sekolah atau ada kawanku yang nakal, aku selalu bercerita pada ibuku, atau waktu terasa tidak sehat badanku, ibu menyentuh dahiku dengan punggung tangannya dan memberiku obat atau menyuruhku beristirahat.
Ibuku bercerita bahwa alam tempat aku tinggal dan semua isinya diciptakan Tuhan karena Tuhan saying pada manusia.
Tapi kata ibu, tidak semua anak seberuntung aku yang mempunyai ibu. Katanya ada anak yang terpaksa kehilangan ibu..bahkan banyak anak yang tidak punya keluarga. Belum lama ini banyak anak-anak sebayaku kehilangan orang tua, kehilangan rumah dan sekolah karena desanya dilanda bencana.
Itu sebabnya ibu mengajar aku selalu bersyukur dan mendoakan anak-anak lain yang tidak seberuntung aku. Terima kasih ibu….

Aku menyesal kalau mengingat sikapku pada ibuku. Betapa sering aku memberontak terhadap aturan-aturannya, meremehkan nasehatnya dan menganggapnya ketinggalan jaman…..karena itu aku lebih senang berada dengan teman-temanku dan hanya mengingat ibu kalau aku membuthkan sesuatu.
Acapkali ibuku terlihat letih, atau aku mendapatinya termenung ….namun dia tidak mengeluh.
Yang dia pikirkan hanyalah kebutuhan kami, anak-anaknya.
Seingatku, tak pernah ibu mendahulukan kepentingannya, prioritas utamanya adalah kami.
Terimakasih Ibu……..

Bunga Hati

Bunga hati berwarna ungu ini untukmu Ibu…..
Penanda hormat dan cinta yang tak berkata
Karena asuhanmu semenjak kami semua belia
Bahkan sedari kami bergelung di rahim ibunda.

Bunga hati berwarna ungu untuk yang tercinta
Penanda kasih, hormat serta setia
Karena peranmu sebagai penolong yang tak bertara
Yang kini kau nyatakan menjadi baktimu untuk keluarga.

PESAN DEWAN PELKAT PKP GPIB

Dalam Rangka Hari Ibu, 22 Desember 2010
Salam Sejahtera,

Hanya oleh kemurahan TUHAN yang diwujudkanNya melalui kehadiran Roh Kudus, kita masih tegak dalam kebersamaan. Oleh karena itu patutlah terima kasih disampaikan dengan rasa syukur tak terhingga kepada ALLAH, Tuhan kita. Merayakan hari ibu ke 82 ini berarti juga merayakan penyertaan Roh Suci di setiap ayunan langkah kehidupan para ibu, penyertaan yang membuat mereka tetap tersenyum di tengah badai selalu menaikkan doa bagi suami dan anak-anak meskipun pemberontakan atas nama pencarian jati diri menyeruak dari sang buah hati, tegar didera pergumulan, serta tak henti membelai dengan hati nurani. Penyertaan yang membuat semua lidah mengucapkan; “Terpujilah TUHAN”

Selanjutnya ketika Hari Ibu ini kita rayakan dalam berbagai bentuk kegiatan marilah kita tidak mengesampingkan keprihatinan hidup saudara sebangsa yang tertimpa banjir di Wasior, tsunami di Mentawai serta letusan gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, agar nafas kebangsaan serta kepedulian terhadap sesama yang menderita tidak berhenti. Kita berdoa untuk mereka dan juga mengulurkan tangan bantuan bersama ketulusan hati karena itulah yang Tuhan kehendaki.

Ibu-Ibu dan Jemaat yang terkasih dalam Yesus Kristus, adanya Hari Ibu merupakan pengakuan eksistensi mereka di tengah keluarga, jemaat bahkan masyarakat. Pada konteks Kristiani, pengakuan itu memang seharusnya lahir sebab predikat  “penolong” dalam Alkitab (Kejadian 2:28) yang diberikan Tuhan. Namun pengakuan tersebut tidak boleh membuat para ibu berpangku tangan bersama senyum kebanggaan, melainkan kesempatan pembuktian kualitas diri. Tentu bukan berarti lepas dari ketergantungan kepada Allah, tetapi sebaiknya di dalam keykinan bahwa Roh Kudus memberi kuasa dan penyertaan terhadap ibu-ibu untuk membentuk diri menjadi Ibu Kristiani pemberi Inspirasi bagi banyak orang memasuki masa depan yang lebih baik.

Realisasi dari pernyataan teologis ini adalah:
Pertama : Menekuni Firman Tuhan demi pemahaman mendasar akan kehendakNya dan untuk pendewasaan iman pribadi bagi terbentuknya karakter Kristus sebagai landasan hidup di tengah persekutuan jemaat.
Kedua : Tak hentinya berdoa memohon pertolongan Allah agar selalu diberikan hati yang paham menimbang perkara dan pikiran yang bijak menghadapi persoalan sehingga dapat melayani secara benar.
Ketiga : Memberlakukan Firman Tuhan yang ditekuni dalam kehidupan nyata sebagai kesaksian bagi semua orang bahwa inspirasi keibuan bermuatan sabda dan kehendak Ilahi, etik dan moral, spirit dan ketaatan, berasal dari Roh Kudus.

Tentu tidak mudah melakukan ketiga  hal ini, namun kita diingatkan bahwa didalam Dia tidak ada yang mustahil dan bagi orang percaya pun tidak ada yang tak mungkin. Akhirnya selamat merayakan Hari Ibu dalam rasa syukur dan terima kasih tak terhingga kepada Tuhan,
Allah yang menyertai kita sejak dahulu, sekarang sampai selama-lamanya.
Dewan PKP 2005-2010.

JADWAL IBADAH NATAL 2010 DAN TAHUN BARU 2011

Jumat,  24 Desember 2010
Gereja Maranatha | Jl. Surapati 11 Denpasar | Jam. 18.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Anna Aminah Hamid

Gereja Maranatha | Jl. Surapati 11 Denpasar | Jam. 21.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Adriano Wangkay, S.Th.

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Immanuel | Jl. P. B. Sudirman ( Belakang RSAD Udayana) | Jam 21.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Ny. Retno W. Siahaan, S.Th.

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Praja Rakcaka  | Jam 18.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Adriano Wangkay, S.Th.

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Damai Sejahtera Dalung  | Jl. Kebo Iwa Dalung  | Jam 18.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Arnold O. M. Sihite, S.Si.

Pos PelKes Negara, Kabupaten Jembrana   | Jam 18.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Rosalina S. Lawalata, S. Si Teol

Sabtu,  25 Desember 2010
Gereja Maranatha | Jl. Surapati 11 Denpasar | Jam. 05.30 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Adriano Wangkay, S.Th.

Gereja Maranatha | Jl. Surapati 11 Denpasar | Jam. 09.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Adriano Wangkay, S.Th.

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Immanuel  | Jl. P. B. Sudirman ( Belakang RSAD Udayana)  | Jam 07.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Anna Aminah Hamid

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Praja Rakcaka  | Jam 09.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Arnold O. M. Sihite, S.Si.

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Damai Sejahtera Dalung  | Jl. Kebo Iwa Dalung  | Jam 10.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Ny. Retno W. Siahaan, S.Th.

Pos PelKes Negara, Kabupaten Jembrana   | Jam 09.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Rosalina S. Lawalata, S. Si Teol


Minggu,  26  Desember 2010
Gereja Maranatha | Jl. Surapati 11 Denpasar | Jam. 05.30 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Ny. Retno W. Siahaan, S.Th.

Gereja Maranatha | Jl. Surapati 11 Denpasar | Jam. 09.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Arnold O. M. Sihite, S.Si.  ( Pelayanan Baptisan Kudus Masal )

Gereja Maranatha | Jl. Surapati 11 Denpasar | Jam.18.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Ny. Stella Thomas-Rompas, S.Th.

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Immanuel | Jl. P. B. Sudirman ( Belakang RSAD Udayana)  | Jam 07.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Adriano Wangkay, S.Th.

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Praja Rakcaka  | Jam 09.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Ny. Ester Taunu, S.Th.

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Damai Sejahtera Dalung  | Jl. Kebo Iwa Dalung  | Jam 10.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Anna Aminah Hamid

Pos PelKes Negara, Kabupaten Jembrana   | Jam 09.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Rosalina S. Lawalata, S. Si Teol
Jumat,  31  Desember 2010
Gereja Maranatha | Jl. Surapati 11 Denpasar | Jam. 18.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Arnold O. M. Sihite, S.Si. 

Gereja Maranatha | Jl. Surapati 11 Denpasar | Jam. 21.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Arnold O. M. Sihite, S.Si. 

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Immanuel | Jl. P. B. Sudirman ( Belakang RSAD Udayana) | Jam 21.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Ny. Retno W. Siahaan, S.Th.

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Praja Rakcaka  | Jam 18.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Anna Aminah Hamid

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Damai Sejahtera Dalung  | Jl. Kebo Iwa Dalung  | Jam 18.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Adriano Wangkay, S.Th.

Pos PelKes Negara, Kabupaten Jembrana   | Jam 18.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Rosalina S. Lawalata, S. Si Teol


Sabtu,   01 Januari  2011
Gereja Maranatha | Jl. Surapati 11 Denpasar | Jam. 09.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Adriano Wangkay, S.Th.

Gereja Maranatha | Jl. Surapati 11 Denpasar | Jam. 18.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Arnold O. M. Sihite, S.Si.

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Immanuel | Jl. P. B. Sudirman ( Belakang RSAD Udayana)  | Jam 07.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Arnold O. M. Sihite, S.Si.

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Praja Rakcaka  | Jam 09.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Ny. Retno W. Siahaan, S.Th.

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Damai Sejahtera Dalung  | Jl. Kebo Iwa Dalung  | Jam 10.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Ny. Loide Rahmanto-Siagian, S.Si

Pos PelKes Negara, Kabupaten Jembrana   | Jam 09.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Rosalina S. Lawalata, S. Si Teol


Mingu,   02 Januari  2011
Gereja Maranatha | Jl. Surapati 11 Denpasar | Jam. 05.30 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Ny. Retno W. Siahaan, S.Th.

Gereja Maranatha | Jl. Surapati 11 Denpasar | Jam. 09.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Anna Aminah Hamid. 

Gereja Maranatha | Jl. Surapati 11 Denpasar | Jam.18.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta N Rosalina S. Lawalata, S. Si Teol

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Immanuel | Jl. P. B. Sudirman ( Belakang RSAD Udayana)  | Jam 07.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Ny. Loide Rahmanto-Siagian, S.Si

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Praja Rakcaka  | Jam 09.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Ny. Stella Thomas-Rompas, S.Th.

Pos Pelayanan Gereja Oikoumene Damai Sejahtera Dalung  | Jl. Kebo Iwa Dalung  | Jam 10.00 Wita | Pelayan Firman : Pendeta Ny. Ester Taunu, S.Th.

Pos PelKes Negara, Kabupaten Jembrana   | Jam 09.00 Wita | Pelayan Firman : Penatua Agustinus

Pelayanan di Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan | Jam 09.00 | Pelayan Firman : Pendeta Arnold O. M. Sihite, S.Si.

DIBERKATILAH ENGKAU DI ANTARA SEMUA PEREMPUAN

Lukas 1:42-45

            Orang selalu berlomba untuk menjadi ‘nomor satu’ dalam hidup ini. Dan orang akan sangat bangga kalau ia berhasil dinobatkan menjadi ‘nomor satu’. Majalah atau surat kabar biasanya mempublikasikan nama-nama mereka yang berpredikat ‘nomor satu’ dalam hidup ini : siapa orang paling kaya di dunia, siapa orang paling berkuasa di dunia, siapa orang yang penghasilannya paling besar di dunia, siapa perempuan yang paling cantik di dunia dan seterusnya.
            Menurut saudara, siapakah istri  ‘paling bahagia’ di antara isteri-isteri yang ada di dunia? Beberapa orang mengatakan bahwa isteri yang paling bahagia di antara isteri-isteri yang ada di dunia adalah Hawa, isteri Adam. Sebab menurut orang-orang itu, Hawa tidak mempunyai mertua. Jadi sebagai isteri Adam, Hawa tidak pernah terlibat konflik dengan mertua, terutama ibu. Itu menurut pendapat  beberapa orang. Dan pendapat itu belum tentu benar.
            Menurut saudara, siapakah perempuan  ‘paling bahagia’ di antara perempuan-perempuan yang ada didunia? Menurut Alkitab, Maria dari Nazaret, tunangan Yusuf adalah perempuan ‘paling bahagia’ di antara perempuan-perempuan di dunia. Injil Lukas 1:41-42 mengatakan :”Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring : “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan-perempuan dan diberkatilah buah rahimmu”. Roh Kudus, Roh Allah, Allah sendiri yang menyuruh Elisabet mengatakan bahwa Maria adalah perempuan ‘paling bahagia’ di antara perempuan-perempuan yang ada di dunia. Sebagai bukti konkrit bahwa Maria adalah perempuan ‘paling bahagia’ di antara perempuan-perempuan yang ada di dunia adalah sambutan yang penuh sukacita dari bayi dalam rahim Maria. Yohanes yang waktu itu masih seorang bayi dalam rahim elisabet, melonjak kegirangan ketika mendengar salam Maria. Yohanes melonjak kegirangan dalam rahim elisabet sebaab yang sedang berada di rumah mereka adalah Ibu dari Mesias, Sang Penyelamat yang dari Allah adalah seorang perempuan biasa. Maria bukan anak bangsawan terhormat. Maria bukan anak pengusaha paling kaya. Maria bukan anak penguasa paling berkuasa. Maria bukan seorang  politikus terkenal. Maria berasal  dari keluarga sederhana yang tinggal di Nazaret, sebuah kota kecil di daerh Galilea.  Sekalipun Maria hanyalah  seorang perempuan biasa, Allah berkenan memilih Mariah untuk mengandung, melahirkan, dan membesarkan Mesias, Sang Penyelamat dari Allah. Ketika Allah mencari seorang perempuan untuk mengandung, melahirkan, dan membesarkan Mesias, Sang Penyelamat dari Allah, Allah tidak memilih seorang perempuan dari kalangan ‘terhormat’. Allah justru memilih Maria, seorang perempuan biasa dan keluarga sederhana. Sebab yang menjadi ukuran bagi Allah bukan penampilan luar dari perempuan itu, yaitu kecantikannya atau status sosialnya. Yang menjadi ukuran bagi Allh adalah penampilan dalamnya, yaitu yang bebas dari kejahatan, hati yang bebas dari kebencian, hati yang bebas   dari dengki, hati yang bebas dri dendam. Yang dibutuhkan adalah seorang perempuan yang rendah hati, seorang perempuan yang hidup takut akan Tuhan. Allah mengetahui bahwa Maria adalah perempuan yang paling tepat untuk mengemban tugas yang mulia, yaitu mengandung, ,elahirkan, dan membesarkan Mesias, Sang Penyelamat dari allah. Sebab hatinya bersih, tidak menyimpan dengki. Karena itu ketika harus  menghadap allah dalam ibadah, jangan hanya mengutamakan penampilan luar seperti : pakai pakaian yang bagus, berdandan dengan rapih, dan sebagainya. Itu memang perlu. Tetapi yang sangat perlu adalah membershkan hati kita dari segala macam kejahatan seperti : kebencian, dendam, iri, dan sebagainya. Supaya kita berkenan di hadapan Allah.
---mfm-SGD-K—12---

JANGAN TAKUT HAI ZAKHARIA SEBAB DOAMU TELAH DIKABULKAN

Bacaan : Lukas 1 : 5 -13

Sehubungan dengan penyelenggaraan ibadah kepada Allah, raja Daud membagi para imam dalam 24 kelompok Abia termasuk dalam kelompok ke delapan (1Tawarikh 24:10). Imam Zakharia termasuk dalam kelompok Abia dalam penyelenggaraan ibadah kepada Allah di Bait Suci. Sebagai seorang imam yang bertugas dalam penyelenggaraan ibadah kepada Allah, Zakharia selalu berusaha untuk menjadi seorang hamba Tuhan yang baik, yang setia, yang taat. Tidak hanya Zakharia yang selalu berusaha untuk hidup benar dihadapan Allah. Elisabet, istri Zakharia juga selalu berusaha untuk hidup benar di hadapan Allah. Dengan demikian kita boleh mengatakan bahwa Zakharia dan Elisabet istrinya, menjadi kesayangan Allah. Sebab mereka hidup menyenangkan hati Allah.
            Selama menikah dengan Elisabet, Zakharia dan Elisabet tidak memperoleh anak. Sebab Elisabet tidak bias mengandung dan melahirkan anak karena mandul. Sebagai pasangan suami istri, Zakharia dan Elisabet tidak hanya berusaha supaya bisa memperoleh anak. Zakharia dan Elisabet juga terus menerus memohon kepada Tuhan melalui setiap doa yang mereka panjatkan kepada Allah, agar Allah berkenan memberikan kepada mereka anak sebagai “berkat” dalam hidup mereka sebagai suami istri. Tetapi sampai Zakharia dan Elisabet lanjut usia, mereka mereka tidak memperoleh anak. Mengapa Allah tidak mengabulkan permohonan  orang-orang seperti Zakharia dan Elisabet yang menjadi kesayangan-Nya? Apa kesalahan Zakharia dan Elisabet yang membuat Allah tidak mengabulkan permohonan mereka?
            Allah tidak mengabulkan permohonan Zakharia dan Elisabet bukan karena mereka berbuat kesalahan terhadap Allah. Allah tidak mengabulkan permohonan Zakharia dan Elisabet bukan karena Allah tidak lagi menyayangi kedua hamba-Nya itu. Allah tidak mengabulkan permohonan Zakharia dan Elisabet karena bagi Allah, belum tiba saatnya untuk mengabulkan permohonan kedua hamba-Nya itu. Allah tidak mengabulkan Zakharia dan Elisabet karena Allah menunggu saat yang tepat untuk memberikan kepada Zakharia dan Elisabet anak yang mereka minta dari Allah. Injil Lukas 1 menceritakan, setelah Zakharia dan Elisabet lanjut usia, Allah mengutus malaikat-Nya untuk menemui Zakharia dan menyampaikan berita sukacita dari Allah bahwa Allah berkenan mengabulkan permohonan Zakharia dan Elisabet. Allah akan memberikan kepada Zakharia dan Elisabet seorang anak laki-laki. Ketika Zakharia sedang bertugas sebagai Imam di Bait Suci, malaikat Allah menemui Zakharia dan berkata kepada Zakharia : ”Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, istrimu akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes” (Lukas 1:13).
            Setelah mendengar berita sukacita dari Allah yang disampaikan oleh malaikat, seharusnya Zakharia meresponi berita sukacita dengan luapan sukacita. Sebab akhirnya Zakharia dan Elisabet bisa memiliki anak dalam perkawinan mereka. Tetapi Zakharia memberikan respon sebaliknya atas berita sukacita itu. Zakharia tidak percaya kepada berita yang disampaikan malaikat Allah. Zakharia meragukan kebenaran Firman Allah yang disampaikan melalui malaikat. Sebab Elisabet tidak hanya mandul. Elisabet juga telah lanjut usia. Menurut akal sehat manusia, sangat tidak mungkin bagi Elisabet yang mandul dan telah lanjut usia untuk mengandung dan melahirkan anak.
            Allah adalah Bapa Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dia selalu mendengar setiap doa yang kita panjatkan dan Dia pasti mengabulkan setiap permohonan yang kita sampaikan kepada-Nya. Tetapi Allah akan memberikan ’yang kita minta kepada-Nya’ bukan menurut waktu yang kita tentukan. Allah akan memberikan ’yang kita minta kepada-Nya’ menurut waktu yang Dia sendiri tentukan. Cukup lama Zakharia dan Elisabet memohon kepada Allah agar Allah berkenan memberikan kepada mereka anak dalam perkawinan mereka. Setelah Zakharia dan Elisabet lanjut usia, barulah Allah memberikan  kepada mereka ’yang mereka minta kepada Allah’, Elisabet yang telah lanjut usia itu mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki.
            Allah adalah Bapa Maha Pengasih dan Penyayang. Dia selalu mendengar setiap doa yang kita panjatkan dan Dia pasti mengabulkan setiap permohonan yang kita sampaikan kepada-Nya. Tetapi Allah akan memberikan ’yang kita minta kepada-Nya’ bukan menurut keinginan    kita. Allah akan memberikan ’yang kita minta kepada-Nya’ sesuai ’yang kita butuhkan dalam hidup kita.
            Karena itu jangan pernah marah kepada Allah kalau Allah belum memberikan kepada kita  ’yang kita minta kepada-Nya’. Belajarlah dari cerita tentang Zakharia dan Elisabet .  juga jangan pernah marah kepada Allah kalau Allah memberikan ’sesuatu yang lain, yang berbeda’ dari yang kita minta kepada-Nya. Sebab Allah mengabulkan permohonan kita bukan menurut ’yang kita inginkan’, melainkan sesuatu dengan ’yang kita butuhkan’. Sebab Allah lebih mengetahui apa yang paling kita butuhkan dalam hidup ini.
---mfm----SGD-K-12----

HARTA TERPENDAM


Bacaan : MATIUS 25 : 14 – 30

LATAR BELAKANG  
Perikop Injil  Mathius 25 : 14 – 30 di beri judul oleh LAI dengan perumpamaan tentang talenta. Untuk itu dibutuhkan kecermatan memahami arti, maksud dan tujuan perumpamaan dan kedua memahami kaitannya dengan talenta. Dengan begitu uraian teks pada pasal 25 dapat dimengerti isi dan maknanya.

Namanya juga perumpamaan atau ibarat yang tentu saja tidak menunjuk pada realitas yang sebenarnya alias samar-samar, maka untuk memahami sebuah perumpamaan kita harus mengerti dulu apa pokok soalnya. Jika dalam pasal 25:14 , dijelaskan bahwa pokok soalnya adalah Kerajaan Sorga, maka soal ini dulu yang harus ditelusuri, sampai diperoleh kejelasan tentang keterkaitannya dengan talenta itu.

Wimoady Wahono dalam bukunya, “Disini Kutemukan” (1990) hal. 391 memberi penjelasan yang ringkas dan praktis untuk mengerti apa latar belakang soal perumpamaan. Yesus banyak  menggunakan bercerita sebagai cara Dia menyampaikan pesan-pesan rohani. Dalam bercerita itu gagasan pokok disampaikan dengan metode perumpamaan, contohnya perumpamaan tentang talenta. Inti ajaranNya adalah soal Kerajaan Allah, lalu Kerajaan Allah itu diuraikan dengan menggunakan perumpamaan talenta. Yang menjadi soal lalu apa pengajaran Yesus tentang Kerajaan Allah (bukan soal talenta). Wismoady membantu kita mendapatkan penjelasan sebagai berikut :

“Dalam pandangan orang Yahuddi, Kerajaan Allah dipahami sebagai berlakunya kuasa dan kegiatan  Allah secara nyata di dunia. Bagi mereka, kekaisaran Romawi  adalah kekaisaran yang kacau-balau dan menyerobot kekuasaan Allah. Kerajaan Allah akan datang dan umat menunggu dengan mentaati perintah Raja sesuai dengan hukum Taurat.”

Sementara bagi Yesus, Kerajaan Allah itu sudah merupakan kenyataan pada masa itu di Galilea, Kerajaan Allah bukan  lagi menjadi konsepsi mesianik di masa depan, tetapi sudah menjadi realitas nyata di dalam diriNya (Markus 1:14-15). Bahwa kemudian timbul reaksi positif dan negative terhadap pernyataan Yesus itu, namun apa pun juga isi perumpamaan yang diajarkan Yesus itu intinya mau menegaskan datang dan akan berlakunya kuasa Allah atas dunia dan manusia. Bagaimana Tuhan Yesus dapat berkata bahwa Kerajaan Allah sudah dekat? Kerajaan Allah dikatakan sudah dekat karena Tuhan Yesus sendirilah yang menjadi Penguasa dari Kerajaan Allah, sehingga pada saat kuasaNya dinyatakan, saat itu jugalah Kerajaan Sorga hadir.
Dengan inti ajaran Yesus tentang Kerajaan  Allah seperti ini, maka talenta dipakai Yesus untuk menguraikan isinya.  

TELAAH ISI
Pada ayat 14, Yesus memulai cerita dengan perumpamaan  seorang yang mau bepergian ke luar negeri dan memanggil hamba-hambanya serta mempercayakan hartanya kepada mereka. Masing-masing  diberi modal usaha lima talenta, dua talenta dan satu talenta yang diberi sesuai dengan kesanggupannya (ayat 15). Persoalan muncul kemudian, karena hamba yang menerima satu talenta tidak mendaya-gunakan usahanya (ay. 18) bahkan mengembalikan modal satu talenta itu kepada tuannya (ay. 24).

Reaksi majikan yang memberi modal tentu saja memuji hamba-hambanya yang mendayagunakan usaha berdasar talenta yng diberi serta menghasilkan keuntungan ganda dua kali lipat (tambahan lima dan dua talenta). Namun bagi hamba yang tidak menjalankan usaha, kepadanya dinyatakan “hamba yang jahat dan malas !” (ay 26) lalu satu talenta yang diterimanya itu diambil dan diserahkan kepada hamba yang menerima 10 talenta bahkan  hamba yang tidak berguna itu kemudian dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap (ay. 28-30).

MAKNA TEOLOGISNYA
Sekarang kita coba menghubungkan / mengkaitkn soal inti Kerajaan Allah dengan talenta, yakni allah itu berkuasa penuh atas kehidupan di dunia dan kepada manusia. Jika Allah mengaruniakan berkat dalam bentuk kesempatan atau peluang menikmati hidup, maka anugerah (talenta) kehidupan itu harus dimaknai dengan kerja keras, penuh disiplin, memanfaatkan kekuatan SDI yang Tuhan berikan untuk bermanfaat (bersaksi) bagi orang lain dan bagi dunia pada umumnya. Hamba yang jahat dan malas, adalah orang yang tidak tahu bersyukur dan tidak mau bersaksi atas anugerah kehidupan. Tetapi kepada orang yang mau bekerja keras, berusaha mendayagunakan potensinya demi kepentingan diri dan sesame serta bagi dunia, maka kepadanya diberi pujian sebagai hamba yang baik dan setia dan kepadanya akan diberikan tanggungjawab dalam perkara yang besar bahkan layak turut serta dalam kebahagiaan tuannya (ay. 21-23)

APLIKASI TEKS
Problem kita hari ini adalah bagaimana memahami anugerah Tuhan dalam dalam kehidupan nyata. Contoh  dalam kitab kejadian terkait dengan ciptaan Tuhan dalam Kejadian 2:15, dimengerti salah oleh hawa (kej. 3:1-8) sehingga berakibat fatal (kej. 3:23-24). Hal ini hendak diingatkan kembali lewat kitab Injil Mathius 25, tegasnya; setiap umat (individu/bersama-sama) yang percaya, hendaknya mengisi dan memanfaatkan  hari-hari yang penuh anugerah dengan segala kekuatan SDInya untuk menjadi berkat bagi sesame dan dunia. Kesimpulannya, persepsi  tentang Kerajaan Allah dengan demikian menjadi jelas, Allah menghendaki kita berbuat sesuatu dengan karya nyata.

Ay. 15. TALENTA. Perumpamaan tentang talenta mengingatkan kita bahwa tempat dan pelayanan kita di sorga akan ditentukan oleh kesetiaan dalam kehidupan dan pelayanan kita di bumi (bd ay. 29). Talenta melambangkan semua kemampuan, waktu, sumber daya dan kesempatan untuk melayani Allah ketika masih dibumi  ini. Hal-hal ini dianggap oleh Allah sebagai sesuatu yang dipercayakan kepada kita dan kita bertanggungjawab untuk mengelolanya dengan sebijaksana mungkin.   

Ayat 29. SETIAP ORANG YANG MEMPUNYAI. Yesus menyatakan suatu prinsip penting yang berhubungan dengan pahala dan kedudukan orang percaya di sorga. Apa yang akan diterima orang percaya dalam Kerajaan Allah di masa yang akan datang tergantung pada apa yang mereka miliki saat ini. Kedudukan dan warisan di sorga akan sebanding dengan pengabdian mereka sekarang ini kepada jalan dan kerajaan Allah (lht cat. Luk 22:24-30)

DOA; sangat besar kuasanya

YESUS MEMBUATMU BERHARGA