YESUS MERINDUKAN KESATUAN UMAT


Minggu, 06 Juni 2010
Bacaan Alkitab Yohanes 17 : 6 – 21

            Yesus adalah satu-satunya pemimpin di dunia yang tidak hanya berpikir tentang kepemimpinan yang berhasil di masa kini, tetapi juga di masa depan. Yang dimaksud di sini, tentu, adalah kepemimpinan Kristen yang terkait dengan tugas pemberitaan Injil seperti diteladankaan oleh Yesus, dan kelak akan dilanjutkan oleh para murid dan pengikutNya. Yesus juga adalah satu-satunya pemimpin di dunia yang sejak awal memiliki visi dan misi untuk mempersatukan umat manusia di dunia. Sebab tanpa persatuan dan kesatuan, tugas apa pun, terlebih tugas pemberitaan firman, tidak akan terlaksana dan mencapai hasil yang baik. Hal tersebut nyata di dalam seluruh karya pelayanan Yesus sejak dari Galilea sampai di Yerusalem; juga tampak dalam doa yang dipanjatkan Yesus kepada Bapa-Nya seperti dicatat oleh penginjil Yohanes.
            Persatuan dan kesatuan yang Yesus perjuangkan melintasi batas-batas primordial: suku, bahasa serta status sosial. Artinya, Yesus tidak mempersatukan semua orang dalam satu suku, bangsa, bahasa atau status sosial tertentu. Misalnya, Yesus adalah seorang Yahudi. Tetapi Yesus tidak berusaha menjadikan semua orang yang mengikutiNya sebagai orang Yahudi. Yesus menerima dan menghargai semua orang dalam segala keperlbagaian mereka, dan menjadikan mereka sebagai umat milik Allah. Dengan kalimat lain, Yesus melakukan transformasi identitas, idiologi, sosial dari para murid dan pengikutNya. Yaitu orang-orang yang telah mendengar firman yang disampaikan oleh Yesus serta menerima dan  percaya bahwa Yesus adalah utusan Allah. Yesus menjadikan mereka semua sebagai umat milik Allah yang hidup dalam Kerajaan Allah dan memiliki hidup kekal.
            Mengapa Yesus berdoa kepada Allah, BapaNya? Jawabanya terkait dengan hari kematian Yeus yang sudah dekat. Yesus sadar bahwa jika Ia tidaak ada lagi bersama para murid dan pengikutNya maka tantangan dan kesulitan dunia akan membuat mereka tercerai-berai. Sebab seperti Yesus bukan berasal dari dunia  sehingga dunia membenciNya maka para murid dan pengikutNya pun akan dibenci oleh dunia sebab mereka ada di dunia tetapi bukan berasal dari dunia. Karena itu, selagi masih ada bersama para murid dan pengikutNya, Yesus berdoa untuk memohon agar kelak Bapa menjaga dana memelihara mereka. Yesus berdoa agar Bapa melindungi mereka dari segala yang jahat. Dengan demikian, sukacita yang pernah mereka alami bersama Yesus akan senantiasa tinggal tetap, dan sukacita Yesus penuh di dalam mereka.
            Yesus juga berdoa supaya Bapa menguduskan mereka dalam kebenaran firman Allah, sebab firman Allah adalah kebenaran. Mengapa Yesus meminta Bapa menguduskan para murid dalam kebenaran firman Allah? Jawabannya terkait pengutusan para murid oleh Yesus. Bahwa seperti Bapa telah mengutus Yesus kedalam dunia untuk menyampaikan firman kepada umat manusia maka Yesus pun telah mengutus para murid dan pengikutNya ke dunia untuk memberitkan firman Allah kepada semua orang. Dalam rang pengutusan tersebut, Yesus telah menguduskan diriNya bagi para murid dan pengikutNya, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran, yaitu dengan setia memberitakan firman allah dan bersaksi tentang nama Yesus. Sehingga akan semakin banyak orang mendengar firman dan percaya kepada Yesus serta hidup dalam kebenaran. Oleh karena itu, Yesus berdoa bukan untuk para murid yang ada waktu itu saj tetapi juga semua orang yang percaya kepada Yesus oleh pemberitaan mereka.
            Jelas bahwa kesatuan yang Yesus perjuangkan sesuai visi dan misiNya seperti tampak dalam doaNya adalah kesatuan yang unik dan universal, yang meliputi semua orang percaya di segala waktu dan tempat; bukan hanya percaya kepada Yesus, tetapi terlebih yang hidup dalam kebenaran firman Allah. Keunikan kesatuan tersebut, bukan hanya karena didasarkan pada kesatuan dan keesaan Allah; Bapa di dalam Anak, dan Anak di dalam Bapa. Tetapi juga karena semua orang percaya bersatu di dalam Allah (Tri-Tunggal), dan Allah (Tritunggal) tinggal di dalam persekutuan semua orang percaya.
            Marilah kita maknai pelkes sebagai salah satu cara pemberitaan firman Tuhan melalui perbuatan kasih yang nyata kepada semua orang supaya mereka pun menjadi pengikut Yesus dan hidup dalam kesatuan dan kebenaran. Lakukan semuanya tanpa takut; bukan hanya karena kita telah dikuduskan dan diutus oleh Yesus untuk tugas tersebut, tetapi juga karena Allah di dalam Yesus Kristus bersama Roh Kudus tetap menjaga dan memelihara kita serta melindungi kita dari yang jahat.


bagamana mendidik


Kalau anak hidup diliputi kritikan,
maka ia akan belajar menyalahkan.
Kalau anak hidup diliputi ketidakramahan,
maka ia belajar bertengkar.
Kalau anak hidup diliputi ejekan,
maka ia belajar merasa malu.
Kalau anak hidup dengan perasaan malu,
maka ia belajar merasa bersalah.
Kalau anak hidup diliputi toleransi,
maka ia belajar sabar.
Kalau anak hidup diliputi samangat,
maka ia belajar percaya diri.
Kalau anak hidup diliputi pujian,
maka ia belajar menghargai.
Kalau anak hidup diliputi keadilan,
maka ia belajar berbuat adil.
Kalau anak hidup dengan aman,
maka ia belajar beriman.
Kalau anak hidup diliputi restu,
maka ia belajar menyukai dirinya.
Kalau anak hidup diterima dan diliputi persahabatan,
maka ia belajar menemukan hidup di dunia.

~~Dorothy Law Nolte~~

MINGGU PENTAKOSTA

Minggu Pentakosta ini dirayakan selama 26 minggu. Masa ini disebut masa Gereja berjuang. Ada yang menyatakan bahwa sesudah Minggu Trinitas sudah tidak ada lagi hari raya. Sebenarnya, masih ada yaitu hari Minggu. Di mana melalui setiap hari Minggu, Gereja diingatkan tentang penyertaan TUHAN di dalam perjuangan hidup Gereja. ALLAH selalu beserta dengan GerejaNYA (ALLAH beserta kita) itulah perayaan yang besar dan penuh puji-pujian dan syukur.
Warna dasar : Hijau
Lambang/Logo : Burung merpati dengan ranting-ranting zaitun
diparuhnya, perahu berlayar dan pelangi
Warna pelangi : Merah, kuning hijau; Burung : Putih;
Ranting: Pinggir putih; Salib: Hijau; Ombak: Putih
Perahu:Bergaris putih; Tiang & Layar: Puith (penuh)

Arti :
Pada mulanya dalam sejarah Gereja. Perahu merupakan symbol dari Gereja. Ide ini menjadi berarti bagi orang Kristen mula-mula yang mengalami penganiayaan dan pergumulan, ketika mereka mengetahui bahwa akan ada pertolongan dari TUHAN. Hal ini nyata lewat perpaduan antara perahu dan pelangi. Di sini janji ALLAH tentang pertolonganNYA itu mendapat penekanan yang kuat. Pelangi melambangkan kesetiaan ALLAH atas janjiNYA untuk memelihara bumi, dalam hal ini Gereja. Burung merpati dengan ranting zaitun di paruhnya mengungkapkan tentang janji keselamatan dan kehidupan dari ALLAH (band. Kej. 8:10-11) yang akan terus menyertai sampai ke tempat tjuan. Jadi sekalipun Gereja mengalami berbagai goncangan dan cobaan, Gereja akan tetap hidup di dalam dan oleh janji ALLAH tersebut.
Minggu Sesudah Pentakosta ( II-XXVII ) 29 Mei ; 05 Jun ; 12 Jun ; 19 Jun ; 26 Jun ; 03 Jul ; 10 Jul ; 17 Jul ; 24 Jul ; 31 Jul ; 07 Aug ; 14 Aug ; 21 Aug ; 28 Aug ; 04 Sep ; 11 Sep ; 18 Sep ; 25 Sep ; 02 Okt ; 09 Okt ; 16 Okt ; 23 Okt ; 30 Okt ; 06 Nov ; 13 Nov ; 20 Nov

YESUS MERINDUKAN KESATUAN TERJADI DALAM KEHIDUPAN UMATNYA

 Minggu, 06 Juni 2010
Bacaan : Yohanes 17 : 6 - 21


Saudara  yang  dikasihi  Tuhan  Yesus  Kristus  ……..
Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang bukan saja berpikir bagaimana ia   harus sukses dalam  kepemimpinannya  saat  ia  memimpin, melainkan ia juga harus     berpikir  bagaimana  ia  harus mempersiapkan  kader-kader  yang  handal  sebagai      penggantinya agar apa yang dikerjakannya saat ini dapat dilanjutkan oleh pemimpin    berikutnya.   
       Dan yang tidak kala pentingnya dari  semua itu adalah bagaimana ia menciptakan kesatuan dalam wadah yang dipimpinnya, baik dalam masa kepemimpinannya, maupun pada masa yang akan datang agar wadah yang dipimpinnya tetap eksis dan berkesinambungan.  Inilah teladan kepemimpinan Yesus yang digambarkan dalam  bacaan ini.
       Ada beberapa hal yang kita pelajari melalui doa Yesus ini  :  1). Doa ini menekankan suasana keberhasilan atau kemenangan.  Tuhan  Yesus menang, Dia berhasil melakukan tugas yang ditetapkan oleh Bapa yaitu dengan adanya  orang-orang yang percaya  pada pemberitaan-Nya (ay.6,8).   2). Dalam doa ini Yesus menyerahkan para murid dan semua orang percaya kepada Bapa karena Yesus akan meninggalkan mereka, agar Bapa tetap memelihara dan menjaga mereka.   3). Dalam doa ini Yesus meminta kepada Bapa        agar orang percaya dikuduskan dalam kebenaran sebab mereka akan diutus untuk     melanjutkan misi-Nya. 4). Doa ini menjelaskan tentang kesatuan antara Bapa  dan Yesus.  Bapa  sebagai Pengutus dan Yesus sebagai Utusan,  namun pada  hakekatnya Bapa dan Yesus  adalah  satu.  Artinya,  doa  ini  selain  mengungkapkan  makna  dogmatis  tetapi  juga  makna praktis, bahwa Yesus merindukan  agar kesatuan  itu  terjadi dalam          kehidupan  para  pengikut-Nya.
       Dengan  demikian dalam doa ini terkandung harapan dan kerinduan Yesus sebagai Pemimpin bahwa setiap orang percaya akan dijadikan  Kawan  Sekerja-Nya  dalam        kelanjutan  misi-Nya  dan  menjadi  pemenang.  Agar  kita  bisa  menjadi  pemenang  dalam  mewujudnyatakan misi Yesus,  marilah  kita hidup dalam kekudusan dan tetap menjaga persatuan  kita.
         Walau  dalam  banyak  hal  terdapat  perbedaan  diantara umat Tuhan,  namun         perbedaan itu jangan  dijadikan  persoalan;  justru  perbedaan  menjadi  kekayaan  dalam  persekutuan  kita.  Mengertilah  bahwa  perbedaan  itu  adalah  anugrah  Tuhan.

MENGUCAP SYUKUR DAN BERDOA


Minggu Trinitas, 30 Mei 2010
Bacaan  Efesus 1 : 15 – 21


            Setiap orang tentu akan bersyukur atas kebaikan Tuhan bagi dirinya, namun belum tentu setiap orang akan bersyukur atas kebaikan Tuhan bagi orang lain. Rasul Paulus dalam pengalaman imannya, tidak hanya bersyukur atas kebaikan Tuhan bagi dirinya, namun dia juga bersyukur atas kebaikan Tuhan  bagi orang lain. Dalam hal ini Paulus bersyukur atas kebaikan Tuhan bagi jemaat Efesus. Ada 2  hal penting yang dapat kita renungkan dalam pembacaan ini :
  1. Paulus mengucap syukur atas kehidupan jemaat.
  2. Paulus berdoa bagi pertumbuhan iman jemaat.
Dalam merenungkan bagian yang pertama ini, timbul pertanyaan bagi kita apa yang melatarbelakangi ungkapan syukur Paulus atas jemaat Efesus? Pertama, Paulus mengucapkan syukur karena Allah sendiri telah memilih dan menentukan mereka sebagai anak-anakNya melalui penebusan, dan telah mewariskan Roh sebagai jaminan keselamatan mereka (Efesus 1:3-14). Tiada sedikitpun kebanggaan dalam dirinya bahwa ia juga turut ambil bagian dalam pemberitaan dan pelayanan bagi jemaat ini. Paulus menyadari bahwa dirinya hanyalah alat dalam tangan Tuhan bagi pelayanan dalam jemaat ini. Kedua, Paulus bersyukur karena kehidupan iman jemaat yang terpelihara indah dalam Tuhan melalui relasi dengan sesama yang diwarnai kasih. Dalam bagian ini Paulus memberikan apresiasi bagi kehidupan jemaat karena ia sendiri mengetahui bagaimana situasi sosial keagamaan dari Efesus itu sendiri.
            Kota Efesus merupakan pusat pemujaan Dewi artemis. Di samping itu, kota ini juga terkenal dengan kuil-kuil pemujaan kaisar serta dewa-dewi lainnya. Efesus juga adalah sebuah kota pelabuhan yang tidak jauh dari kehidupan amoral. Singkat kata, Efesus adalah lahan subur bagi agama-agama kafir, ada konflik ideologi dalam bentuk tekanan untuk menyembah kaisar,  dan terjadi praktek asusila. Dalam bayangan kita, kota sesekular dan sekomersial Efesus pasti membuat kehidupan penduduknya jauh dari sifat religius dan norma-norma moral yang terpuji. Faktor lingkungan dapat saja mempengaruhi kehidupan spiritual seseorang, namun bagi jemaat Efesus dugaan ini tidak benar. Walaupun jemaat hidup lingkungan yang demikian, umat sedikitpun tidak terpengruh lingkungan yang ada. Kehidupan iman yang berakar kuat dalam Tuhan, akan membuahkan perbuatan-perbuatan yang benar dan baik  ditengah situasi yang tidak baik dan tidak benar sekalipun. Lingkungan kejahatan yang ada disekitar anak-anak Tuhan, tidak akan mampu menghalangi mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dan benar.
            Hal yang sama dialami oleh Rasul Paulus. Walaupun dia berada dalam penjara pada saat menulis surat ini, tidak sedikitpun kesedihan atau keluhan tergambar dalam kata-katanya. Bagaimana bisa seseorang dapat menikmati hidup dibalik terali besi/penjara? Tapi itulah yang dialami oleh Rasul Paulus. Biasanya orang yang di luar penjara yang berdoa untuk orang yang ada dalam penjara, tetapi justru orang yang ada dalam penjara yang berdoa bagi orang yang ada diluar. Satu hal yang dapat kita renungkan disini bahwa lingkungan hidup sekitar kita dengan penderitaan yang ada tidak akan mampu menghambat anak-anak Tuhan untuk mengucap syukur. Mengucap syukur tidak tergantung pada lingkungan dimana kita berada melainkan mengucap syukur tergantung pada hati yang dekat dengan Tuhan.
            Bagian yang kedua tentang Paulus berdoa bagi pertumbuhan iman jemaat. Paulus menyadari bahwa umat hidup ditengah-tengah situasi lingkungan yang diwarnai dengan penyembahan berhala dan kejahatan, oleh sebab itu  ia  merasa perlu untuk mendoakan mereka agar iman mereka dapat bertumbuh dalam lingkungan yang demikian. Sekaligus Paulus menunjukkan bahwa mereka tidak berjuang sendiri dalam kehidupan mereka dengan tantangan yang dihadapi, melainkan Paulus turut bergumul dengan mereka melalui doa yang dinaikkan. Setidaknya perkataan Paulus ini menguatkan dan memotivasi bahwa mereka tidak sendiri dalam perjuangan hidup tetapi Paulus bersama dengan mereka. Ada Paulus yang turut menggumuli kehidupan iman mereka. Pelayanan Paulus kurang lebih tiga tahun dalam jemaat ini telah membangkitkan rasa memiliki yang sangat dalam.
            Paulus berdoa agar Tuhan memberikan Roh hikmt dan wahyu untuk mengenal Tuhan dengan benar (1:17)  serta meminta agar Tuhan menjadikan mata hati jemaat terang untuk dapat mengerti pengharapan dalam panggilan Tuhan (1:18). Permohanan ini dinaikkan Paulus dengan kerinduan agar jemaat memahami kemuliaan panggilan dan kehebatan panggilan yang diberikan Tuhan atas orang percaya (1:19-20). Paulus tahu bahwa campur tangan Tuhan sajalah yang akan membawa orang percaya bertumbuh dalam iman dengan benar. Oleh sebab itu Ia berdoa kepada mereka.
            Hari ini kita merayakan Minggu Trinitas, yang mengingatkan kita akan persekutuan Ilahi-Bapa, Anak dan Roh Kudus, yang dalam kuasaNya kita mengalami kehidupan yang penuh ungkapan syukur. Dalam perspektif itu, Rasul Paulus melalui pembacaan ini menunjukkan kepada kita untuk bersyukur bukan hanya atas berkat Tuhan bagi kita tetapi juga berkat Tuhan bagi sesama. Bahwa situasi dan lingkungan hidup anak-anak Tuhan tidak dapat menghambat kita untuk mengucap syukur kepada Allah. Bahwa pengucapan syukur akan menyatakan kerendahan hati dan pengakuan bahwa apa yang dilakukan adalah karena Tuhan dan kasihNya. Orang yang bersyukur akan selalu berdoa untuk campur tangan Tuhan bagi pertumbuhan iman ditengah situasi dan lingkungan dimana dia ada. Oleh sebab itu marilah kita hidup dalam pengucapan syukur dan berdoa, karena disitulah kekuatan setiap anak-anak Tuhan dalam menjalani hidup ini.

DOA; sangat besar kuasanya

YESUS MEMBUATMU BERHARGA