PENJELASAN TATA IBADAH

       Istilah 'Ibadah' berasal dari bahasa Arab, yang mempunyai akar kata yang sama dalam bahasa Ibrani 'abodah' yang berarti pengabdian kepada Tuhan (perhatikan akar kata yang sama digunakan : ' b d ). Jadi, beribadah berarti mengabdi kepada Tuhan. Istilah 'ibadah' mempunyai arti yang sama dengan 'kebaktian' yang diturunkan dari bahasa Sansekerta, yang artinya berbuat bakti kepada Tuhan.
     GPIB menggunakan istilah ibadah bukan kebaktian; karena itu salah satu perangkat teologi adalah 'Tata Ibadah'; bukan Tata Kebaktian.
     Ibadah merupakan kegiatan utama yang dapat ditemui dalam semua agama. Walaupun demikian, pemahaman tentang ibadah serta bentuk dan tatanan ibadah di masing-masing agama, berbeda yang satu dengan yang lainnya; baik bentuk, isi, maupun tujuannya. Jika, di dalam agama-agama non Kristen, ibadah dipahami sebagai upaya manusia untuk memperoleh berkat dari Tuhan maka ibadah Kristen dipahami sebagai suatu ungkapan syukur atas berkat yang Tuhan sudah berikan kepadaa umat-Nya; khususnya atas karya penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus.
     Ibadah adalah perayaan (ritual)  dan penghayatan (aktual) umat atas perbuatan penyelamatan Allah bagi seisi bumi, khusus manusia melalui hidup dan karya Kristus. Karena itu, Ibadah bukan upaya umat untuk memperoleh atau menggapai keselamatan, melainkan sebagai jawaban umat atas keselamatan yang telah  dikaruniakan Allah. Itu sebabnya GPIB meletakan 'Pokok Keselamatan' sebagai pokok pertama dalam 'Pemahaman Iman-nya.
     Ibadah sebagai perayaan ( Ritual) terjadi dalam pertemuan umat dengan Tuhan untuk memperingati perbuatan penyelamatan Allah dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Karena itu pusat ibadah adalah Yesus Kristus, Firman yang hidup itu.
     Kata 'memperingati' disini bukan dalam arti mengenang kembali atau menggali ingatan kita tentang peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau. Tetapi, 'memperingati' mengandung arti menghadirkan atau mengaktualisasikan peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu untuk dialami kembali pada masa kini. Peristiwa yang diaktualisasikan dalam ibadah adalah peristiwa kematian  dan kebangkitan Yesus. Walaupun telah terjadi di waktu lampau namun kematian dan kebangkitan Kristus tetap aktual di masa kini.
    Ketika umat mengaktualisasikan kematian dan kebangkitan Kristus, Tuhan berkenan hadir. Oleh sebab itu, ibadah menjadi pertemuan antara umat dengan Tuhan, dimana pertemuan itu berlangsung secara dialogis; bukan monolog. Itulah hakekat ibadah bagi gereja.
     Ibadah sebagai pertemua umat dengan Tuhan yang telah dialami, akan mempengaruhi serta mewarnai  kehidupan umat setiap hari. Dengan perkataan lain, ibadah ritual selalu harus bermuara dalam kehidupan sehari-hari. Ibadah ritual berlanjut menjadi ibadah sebagai kehidupan nyata atau disebut ibadah aktual.
     Jelas bahwa ibadah mempunyai arti ganda, yakni ibadah sebagai perayaan (ritual) dan ibadah sebagai kehidupan nyata (aktual). Keduanya adalah ibadah umat. Yang satu mengambil bentuk perayaan, sedangkan yang lain mewujudnyata dalam kehidupan sehari-hari. Keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain; sebaliknya saling menujang, melengkapi, mempengaruhi dan mewarnai.

DOA; sangat besar kuasanya

YESUS MEMBUATMU BERHARGA