MOTIVASI MENGIKUTI YESUS


MINGGU, EPIFANI IV
MINGGU, 27 JANUARI 2013
Bacaan Alkitab : Yohanes 6 : 22 – 24
22  Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat.  
23  Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.  
24  Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.
Pengajaran Yesus dan mujizat yang dilakukan-Nya membuat banyak orang terpesona dan terus menginginkan pertolongan Tuhan. Ada berbagai motivasi saat orang mencari Yesus dan menyaksikan tindakan-Nya, baik itu pengajaran-Nya maupun perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Yesus. Ada orang yang sekadar ingin melihat saja, tidak sedikit yang ingin menyaksikan mujizat dan banyak orang yang rindu pertolongan Yesus. Dalam bagian ini, Yohanes ingin agar pembacanya menghubungkan pembicaraan-pembicaraan itu dengan tanda-tanda yang mendahuluinya.
Kita bisa membayangkan, saat Yesus melakukan mujizat-Nya, terjadi fenomena yang cukup menghebohkan. Karya penyembuhan dan ajaran Yesus membuat banyak orang ingin segera bertemu untuk menimba sesuatu. Mungkin yang paling banyak adalah orang-orang yang membutuhkan pertolongan dan pemyembuhan. Entah itu sakit jasmani ataupun sakit rohani, kalau bisa agar segera sembuh berkat sentuhan Yesus maupun ucapan-Nya.
Kabar gembira ini mau tidak mau akan segera menyebar dari seseorang ke orang lain. Apabila hal tersebut terjadi di zaman ini, maka kabar itu pasti cepat mendunia melalui segala macam media yang tersedia (seperti : Gadget, HP, FB, Twiter atau situs jejaring lainnya). Akhirnya bukan hanya orang Yahudi saja yang membutuhkan pertolongan Tuhan, bahkan bangsa lain pun ikut ramai-ramai mencari dan menemui Yesus.
Dalam situasi masa kini, di mana perubahan-perubahan cepat terjadi, masih adakah orang yang mau mencari dan menemukan Yesus untuk meminta pertolongan-Nya? Banyak orang merindukan sosok tokoh yang membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Merindukan datangnya seorang raja yang bisa membawa perubahan menuju keadilan dan kesejahteraan yang lebih baik. Sosok Yesus bisa jadi merupakan salah satu harapan bagi bangsa Israel yang sedang menderita. Namun bagi sebagian orang lainnya, kehadiran Yesus menjadi ancaman. Kelompok tertentu di saat itu, merasa sangat terganggu oleh kehadiran Yesus. Kebenaran yang selalu dilakukan dalam terang akan sangat bertolak belakang dengan tipu daya yang sembunyi-sembunyi dalam kegelapan yang dilakukan kelompok-kelompok yang menamakan dirinya sebagai tua-tua agama masa itu.
Sebenarnya masih banyak orang Israel yang mencari Yesus. Mereka mencari Tuhan untuk berbagai kebutuhannya, baik yang rohani, jasmani atau bahkan keduanya. Paling tidak kehadiran Yesus memberikan harapan tersendiri bagi kelompok masyarakat tertentu. Suka atau tidak suka, kabar kehebatan-Nya cepat menyebar ke mana-mana. Di mana Yesus hadir, di situ pasti ada kelegaan, sukacita dan kesembuhan. Mungkin ada yang mencemooh, ada yang mengernyitkan dahi, namun ada pula yang percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat.
Dalam nas ini, kita diajak merenungkan secara mendalam iman kepada Yesus. Mari periksa kembali motivasi kita saat mencari dan menemukan Yesus. Ada dua motivasi yang saling bertentangan dalam penjelasan nas diatas, ada orang yang ingin sungguh-sungguh mencari Yesus untuk percaya dan mendapatkan keselamatan kekal bukan karena Yesus mampu mengadakan mujizat dan hal-hal spektakuler saja. Akan tetapi lebih jauh dan dalam, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat.
Kita diingatkan untuk tidak termotivasi oleh keinginan-keinginan duniawi yang semu. Yesus tahu apa yang ada di dalam hati kita. Ia mengenal motivasi kita saat mancari dan menemukan-Nya.
Mari mencari dan menemukan Yesus dengan kesadaran diri bahwa kita membutuhkan-Nya untuk mengampuni dosa,  memulihkan dari keterikatan duniawi serta menemukan keselamatan kekal yang hanya ada pada Yesus Kristus. Kapernaum menjadi saksi dari begitu banyak motivasi orang untuk mencari dan menemukan Dia, Amin. E.Y.B/js|SGD/K|GPIB

KITAB YOHANES
Penulis : Rasul Yahanes
Waktu Penulisan : antara tahun 85 dan 96 Masehi
Rentang Waktu : Sekitar 3½ tahun (Tahun 29 – 33 Masehi)
Latar Belakang : Meskipun Injil Matius, Markus, dan Lukas mempunyai sudut pandang yang berbeda, mereka sangat mirip satu sama lain dalam segi materi, karena itulah disebut ‘Injil Sinoptik’ (mirip dalam isi, urutan, dsb). Yohanes disebut dengan “Injil Tambahan” karena ia berdiri sendiri dengan unik dalam kelasnya sendiri. Kitab Yohanes ini berbeda dalam berbagai hal : gaya, struktur, penggunaan wawancara yang pribadi, kurangnya cerita perumpamaan, dan penjelasan secara rohani tentang berbagai kejadian. Yohanes dan saudaranya Yakobus mengikuti Yohanes Pembaptis sampai Yesus memanggil mereka untuk mengikuti-Nya. Yesus menyebut keduanya sebagai “Putera Guntur”, tetapi kemudian Yohanes disebut murid “yang dikasihi Yesus”. Yohanes, bersama – sama dengan Petrus dan Yakobus, menjadi sangat dekat dengan Yesus. Mereka bertiga saja yang berada bersama-sama Yesus pada saat Yesus dimuliakan di atas gunung (Matius 17 : 1-8) dan di taman Getsemani (Markus 14 : 32-41). Yohanes menulis kitab ini untuk sebuah tujuan yang khusus “…supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (20:31). Yohanes juga menulis kitab 1, 2, 3 Yohanes, dan kitab Wahyu.
Tempat Penulisan : Kemungkinan di Efesus
Ditujukan kepada : semua orang yang non Yahudi dan orang Kristen
Isi : Jika Lukas menggambarkan Yesus sebagai “Anak Manusia”, Yohanes mempresentasikan-Nya dengan keilahian-Nya sebagai “Anak Allah”. hubungan Yesus dengan Bapa ditekankan ketika Ia mengajar, menyembuhkan orang sakit, berdoa, dan melayani. Mujizat yang ditulis dalam Yohanes termasuk : mengubah air menjadi anggur (2:1-11), memberi makan 5000 orang (6:1-14), berjalan di atas air (6:16-21), dan membangkitkan Lazarus (11:1-46). Meskipun demikian, sebagai tambahan akan keberadaan-Nya sebagai Allah, segi kemanusiaan Yesus juga ditunjukkan saat Ia merasakan lelah, lapar, haus, dan sedih mendalam. Yesus menyebut diri-Nya dengan “Aku inilah …” sebanyak 7 kali yang dengan jelas menunjukkan pernyataan-Nya akan keilahian-Nya dan jalan kepada keselamatan. Setelah kematian dan kebangkitan-Nya, kemunculan Tuhan sebelum kenaka-Nya ke sorga diceritakan dengan sangat terperinci.
Kata Kunci : “Firman”; “Hidup”; “Percaya”. Yesus adalah “Firman Kekal”, yang telah ada pada mulanya, yang menjadi manusia. Seseorang harus “percaya” akan nama Yesus untuk mendapatkan “hidup” yang kekal … yaitu Yesus, yang selalu bersama dengan Allah dan juga adalah Allah.
Tema : Allah begitu mengasihi kita sehingga Ia memberikan Anak-Nya supaya barang siapa percaya kepada Yesus tidak binasa tetapi memiliki hidup yang kekal (3:16). Mujizat tidak diberikan tidak hanya untuk menyembuhkan, tetapi juga sebagai sebuah tanda yang mengarah kepada Yesus. Allah ingin kita tisak hanya mengasihi-Nya, tetapi juga mengasihi sesama kita. Darah Kristus menutup segala permohonan  dan pengakuan kita kepada Allah. Kristus mengerti penuh segala luka hati kita …Ia membayar harga termahal untuk menyembuhkannya. Roh Kudus memberi kita damai kekal yang tidak dapat dihasilkan atau dibeli oleh dunia.
Garis Besar :
1.      Inkarnasi Anak Allah. 1: 1 – 18
2.      Perkenalan dan pelayanan Yesus kepada umum. 1:19-5:18
3.      Perlawanan atas pelayanan Yesus. 5:19 – 12 : 50
4.      Yesus menyiapkan murid-murid-Nya untuk pengkhianatan terhadap diri-Nya. 13:1-17:26
5.      Penangkapan, pengadilan, dan penyaliban Yesus. 18:1-19:37
6.      Penguburan dan kebangkitan Yesus. 19 : 38 25

MEKANISME POLA KERJA PELAYANAN KATEGORIAL GEREJA PROTESTAN di INDONESIA bagian BARAT


PENDAHULUAN
Pelayanan Kategorial Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (PelKat GPIB) adalah unit Misioner GPIB sebagai wadah pembinaan dan pemberdayaan warga gereja dalam keluarga dan masyarakat sesuai kategori agar para anggotanya berperan aktif dalam pengembangan panggilan dan pengutusan gereja secara utuh dan berkesinambungan. Maka PelKat GPIB hendaknya dipahami sebagai wadah Pembinaan Warga Gereja (PWG) yang sangat strategis dan sebagai pelaksana misi gereja, kepada:
a.    Anak-anak (usia sampai dengan 12 tahun) disebut Pelayanan Anak disingkat PA.
b.    Teruna (13-17 tahun) disebut Persekutuan Terunan disingkat PT;
c.    Pemuda (18-35 tahun) disebut Gerakan Pemuda disingkat GP;
d.  Kaum Perempuan (sudah menikah, usia >35 tahun) disebut Persekutuan Kaum Perempuan disingkat PKP;
e.  Kaum Laki-laki (sudah menikah, usia > 35 tahun) disebut Persekutuan Kaum Bapak disingkat PKB;
f.     Kaum lanjut usia (usia diatas 60 tahun) disebut Persekutuan Kaum Lanjut Usia disingkat PKLU.
Pengurus PelKat GPIB berfungsi membantu Majelis Sinode atau Majelis Jemaat untuk membuat kebijakan (tingkat Siondal), memikirkan penjabaran kegiatan (tingkat Jemaat), merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program pembinaan, pelayanan dan kesaksian warga gereja sesuai kategori.
VISI, MISI DAN TEMA
Melalui pergumulan yang berdasar paham teologi dan pertimbangan atas nilai dan tanda zaman diusulkan rumusan Visi dan Misi berdasarkan kajian Firman dari Injil Yohanes 14 : 27 “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Dalam sejarah GPIB, Lukas 13:29 telah dijadikan motto/semboyan yang diterakan pada logo GPIB yang berbunyi “Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah.”
Mengalami damai sejahtera Yesus Kristus harus dicapai dengan citra diri sebagai pembawa damai sejahtera Yesus Kristus. Karena itu, dalam kehadirannya ia harus selalu melakukan tindakan damai sejahtera agar selalu menjadi berkat di tengah bangsa, Negara dan masyarakat serta dunia. Dalam pergumulannya, gereja dan umatnya masih terbelenggu dengan rasa gelisah dan kuatir akan tantangan dan ancaman dunia, sehingga ia merasa jauh dan belum penuh mengalami damai sejahtera Tuhan Yesus Kristus.
Gereja terlena dengan damai sejahtera yang diberi oleh dunia. Karena itu, menuju masa depan diakhir cerita PKUPPG jangka panjang II, tahun 2026, diharapkan GPIB sungguh-sungguh mengalami damai sejahtera Yesus Kristus, dimana kehadirannya tidak lagi dipenuhi dengan rasa takut, gelisah dan kuatir. Justru ia hadir dengan citra pembawa damai sejahtera Yesus Kristus. Menuju masa depan GPIB memastikan bahwa ia tetap hadir dan menjadi Gereja yang Misioner. Menjadi Gereja Misioner juga berarti memberi diri untuk selalu diperbarui Roh Kudus. Dalam pembaruan terus menerus oleh Roh Kudus ini maka GPIB diharapkan menjadi “Persekutuan yang dinamis, proaktif dalam melayani dan bersaksi, baik di dalam gereja maupun masyarakat serta bagi dunia” sekaligus “Persekutuan yang mewujudkan terciptanya masyarakat yang damai sejahtera menuju kehadiran Kerajaan Allah di dunia ini dengan rumusan visi dan misi sebagai barikut:
Visi: “GPIB menjadi gereja yang mewujudkan damai sejahtera Allah bagi seluruh ciptaan-Nya.”
Misi:
1.      Menjadi Gereja yang terus menerus diperbaharui dengan bertolak dari Firman Allah, yang terwujud dalam perilaku kehidupan warga gereja, baik dalam persekutuan, maupun dalam hidup bermasyarakat.
2.      Menjadi gereja yang hadir sebagai contoh kehidupan, yang terwujud melalui inisiatif dan partisipasi dalam kesetiakawanan sosial serta kerukunan dalam masyarakat, dengan berbasis pada perilaku kehidupan keluarga yang kuat dan sejahtera.
3.      Menjadi Gereja yang membangun keutuhan ciptaan yang terwujud melalui perhatian terhadap lingkungan hidup, semangat keesaan dan semangat persatuan dan kesatuan warga Gereja sebagai warga masyarakat.
Artinya, melalui PKUPPG Jangka Panjang tahap kedua (tahun 2006-2026) GPIB diharapkan dapat melakukan tugas misinya, “Memantapkan spiritualitas umat untuk membangun dan mengembangkan GPIB sebagai Gereja Misioner yang membawa damai sejahtera Yesus Kristus di tengah-tengah masyarakat dan dunia”.
Dalam memenuhi Visi dan melaksanakan Misi, maka PKUPPG Jangka Panjang II itu, berdasar dan bersumber dari Tema Firman Allah : “Yesus Kristus adalah Sumber Damai Sejahtera” (Yohanes 14 : 27 ).
PKUPPG
Pokok-pokok Kebijakan Umum Panggilan dan Pengutusan Gereja (disingkat PKUPPG) adalah garis besar atau pokok-pokok kebijakan umum Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) dalam memenuhi tugas panggilan dan pengutusannya di tengah-tengah gereja, masyarakat dan dunia dalam suatu periode waktu tertentu (dhi. 20 tahun).
Rentang wilayah pelayanan GPIB dari Raha (timur) sampai Sabang (barat) dan dari Nunukan (utara) sampai ke Cilacap (selatan) memastikan bahwa ada keunikan kontekstual dan kearifan lokal. Ini semua sangat dihargai dan diakomodasi dalam pelayanan tingkat jemaat sendiri. Ini keharusan yang harus dihormati. Tapi keharusan ini dilihat dalam konteks Sinodal. Karena itu maka GPIB merumuskan PKUPPG sebagai acuan jangka panjang. Pelaksanaannya menjadi keputusan sinodal, akan tetapi prakteknya oleh jemaat secara parakhial. Bahkan sampai perilaku warga jemaat sebagai pribadi. Dapat dikatakan bahwa PKUPPG merupakan pilihan yang menggabungkan pikiran-pikiran teologis secara historis-oikomenis, tantang-jawab GPIB yang berciri nasionalistik, dan kekhasan-kekhasan kontekstual.
Sebagaimana hakekat gereja, maka PKUPPG merupakan dasar dan pedoman dari setiap perangkat organisasi yang mengembangkan tugas dan tanggungjawab serta kewajiban gereja dalam menjabarkan program-program kerja, sehingga ia lebih terarah, terencana dan berkesinambungan.
PKUPPG adalah merupakan perwujudan dari Gereja Misioner yang selalu menghadirkan misinya, yaitu Gereja yang selalu menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah dan menjadi garam dan terang bagi dunia serta mengharapkan umat-Nya dapat duduk, makan bersama menikmati persekutuan kerajaan Allah. kehadirannya diharapkan dalam wujud nyata melalui program-program kerja sesuai fungsi utama dan pokok gereja.
PKUPPG adalah penetapan Kebijakan Umum atas Panggilan dan Pengutusan Gereja untuk dapat menjalankan Visi dan Misi GPIB yang telah ditentukan. Kebijakan Umum ditetapkan karena harus menindaklanjuti adanya Panggilan dan Pengutusan Gereja. Kebijakan yang ditetapkan mengikuti fungsi yang ada di GPIB selaku Gereja. Jadi PKUPPG disusun berdasarkan fungsi gereja yang dikenal dengan “Tri Dharma Gereja”, yaitu Persekutuan, Pelayanan dan Kesaksian. Ketiga fungsi ini merupakan fungsi utama dalam gereja yang disebut juga fungsi misioner. Agar fungsi misioner tersebut dapat terwujud dengan baik maka perlu ditunjang oleh Sumber Daya Gereja. Jadi Sumber Daya Gereja berfungsi sebagai penunjang terhadap proses administrasi dalam pengertian yang luas. Penunjang dimaksud adalah: Sumber Daya Insani, Fasilitas dan Sistem Informasi. Adapun pokok-pokok program disesuaikan dengan 6 (enam) bidang kegiatan pada PKUPPG, yaitu :
1.    TEOLOGI, meliputi bidang Iman dan Ajaran, Ibadah dam Musik Gereja serta Pengkajian Teologi;
2. PELAYANAN dan KESAKSIAN (PelKes), meliputi bidang Pengembangan dan Penatalayanan Pos PelKes, PMKI, Diakonia Crisis Centre (Penanggulangan Bencana SatGas BENCANA).
3.   GEREJA, MASYARAKAT dan AGAMA-AGAMA (GerMaSa), meliputi keesaan Gereja (Oikomene), Kemasyarakata: HAM, Hukum, Lingkungan Hidup, dan Lintas Agama-Agama (Hubungan agama lain)
4.    PEMBINAAN dan PENGEMBANGAN SUMBER DAYA INSANI serta PENINGKATAN PERANAN KELUARGA (PPSDI-PPK), meliputi bidang Pembinaan dan Pengembangan Warga Gereja (Warga Jemaat, Kategorial dan Presbiter), Peningkatan Peran Keluarga (bapak, Ibu, Pemuda, Teruna dan Anak), Kelompok Profesi dan Fungsional, Pendidikan serta Pengembangan Personalia GPIB.
5.   PEMBANGUNAN EKONOMI GEREJA, meliputi bidang Keuangan (perbendaharaan dan akuntansi), Daya dan Dana, Pemanfaatan dan Pengembangan Harta Milik Gereja, Badan Usaha/Badan Hukum GPIB.
6.  INFORMASI, ORGANISASI DAN KOMUNIKASI (InfOrKom) meliputi bidang Sistem Informasi Manajemen (SIM), Perencanaan Organisasi dan Komunikasi serta Penilitian dan Pengembangan (LitBang).
Arah dan tujuan KUPPG-GPIB Jangka Pendek II, tahun 2011-2016 dijabarkan dengan memperhatikan Pemahaman Iman GPIB. Untuk tahun pertama tantang Manusia. Untuk tahun kedua tentang Gereja, Misi dan Pemerintahan Allah. Untuk tahun ketiga tentang Negara, Bangsa dan Masyarakat. Untuk tahun keempat tentang  Masa Depan. Dan untuk tahun kelima tentang Alam dan Sumber Daya. Dengan tetap mengarah pada teema Utama dan tema KUPPG Janga Pendek II 2011-2016: “Membangun tatanan kehidupan masyarakat yang rukun dan adil” (Roma 15:5-7), maka tema Lima Tahunan Alkitabiah disusun sebagai berikut:
1.        2011-2012 : Manusia Baru yang terus menerus dibaharui (Efesus 4:23,24)
2.        2012-2013 : Kepemimpinan yang membangun masyarakat (Kejadian 1:28, 29).
3.        2013-2014 : Kemitraan dan kesetaraan demi kesetiakawanan sosial (Galatia 3:28)
4.        2014-2015 : Membangun Kemitraan antar umat beragama demi keselamatan bangsa (Roma 10:14-15)
5.        2015-2016 : Menata alam secara adil demi kelangsungan hidup sejahtera (Mazmur 8:6-9)
SASARAN, KUALITAS SDI, POKOK KEGIATAN PELKAT
Berdasarkan Pemahaman Iman, Tata Gereja dan PKUPPG maka disusun sasaran, kualitas dan profil SDI serta pokok-pokok setiap PelKat sbb:
§   PA : Anak berkarakter positif dalam mewujudkan damai sejahtera Allah.
§   PT : Teruna kreatif dan dinamis yang menjadi berkat
§   GP : Pemuda yang Misioner
§   PKP : Perempuan yang menjadi teladan dalam keluarga dan masyarakat
§  PKB : Bapak yang membangun dan menjaga keutuhan keluarga guna menjadi berkat di masyarakat demi kemuliaan Allah
§   PKLU : Komunikasi PKLU sebagai teladan bagi anak, cucu dan keluarga
Kualitas SDI setiap PelKat Sbb :
§   PA : Pelayan > komitmen, peduli dan mengupayakan yang terbaik. Anak > andalkan Tuhan, cinta keluarga, pantang menyerah dan menjadi berkat
§  PT : Pelayan > komitmen, peka, peduli dan memiliki kerendahan hati. Teruna > memiliki relasi yang baik dengan Tuhan dan berani bersaksi, menjadi berkat dalam keluarga, percaya diri, kreatif, dinamis dan mandiri
§   GP : Menjadi kader gereja dan masyarakat yang bisa diandalkan
§   PKP : Mampu membina suasana yang baik di lingkungan sekitar keluarga dan masyarakat
§   PKB : Bapak yang melindungi keluarga
§   PKLU : Spiritualitas kuat dan selalu bersyukur
Profil SDI setiap PelKat :
§   PA : Senantiasa berdoa dan bersyukur, taat dan hormat, ramah dan rendah hati, rajin dan bertanggungjawab, berani dan pantang menyerah
§   PT : Kesukaannya adalah Firman Tuhan, menjadi partner bagi orang tua, energik, kreatif dan dinamis, memahami perbedaan, mampu memilih yang positif
§   GP : Pemuda yang dinamis, kreatif, setia dan berani
§   PKP : Rendah hati, membina keluarga, berpikir konstruktif, aktif dalam persekutuan, membuka diri terhadap masyarakat sekeliling
§   PKB : Bapak yang Tangguh dan luwes
§  PKLU : Percaya diri sendiri dan mampu membawa perubahan dalam keluarga dan masyarakat
Profil PelKat secara menyeluruh
PelKat menjadi ujung tombak pelaksana visi dan misi GPIB, spritualitas yang teguh, mandiri, kreatif, peduli, mampu bekerjasama, berpikir secara global dan bertindak secara lokal
Pokok – pokok Kegiatan setiap PelKat :
§   PA : Spiritual dan Sosial
§   PT : Spiritual, Sosial, Kreatif
§ GP : Spiritual, Sosialisasi, Wawasan Kebangsaan dan Global, Kader Gereja dan Masyarakat, Pembinaan yang tepat guna
§   PKP : Kegerejaan, Kekeluargaan, Kewirausahaan, Kemasyarakatan
§   PKB : Kegerejaan, Kekeluargaan, Kewirausahaan, Kemasyarakatan
§   PKLU : Spiritual, Sosial, Intelektual, Fisik

DOA; sangat besar kuasanya

YESUS MEMBUATMU BERHARGA