KePeDuLiaN KePaDa YaNG LeMaH



Bacaan : KiTaB  KeLuaRaN 22 : 21 – 27

Dewasa ini kita mengenal istilah Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu bakti sosial yang wajib dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kepada masyarakat. Bahwa perusahaan tidak boleh sekadar mengeruk keuntungan sebesar-besarnya, tetapi bersedia pula untuk melakukan upaya-upaya perbaikan kehidupan masyarakat.  Itulah sebabnya, banyak perusahaan besar kini tidak saja mengiklankan produk-produk mereka di media massa, tetapi juga sumbangsih kepada masyarakat, seperti: pemberian beasiswa, dukungan kepada institusi pendidikan, penghijauan, pemberdayaan masyarakat. 
Singkatnya, karena perusahaan telah mendapatkan hasil melimpah dari masyarakat, mereka juga wajib mengabdi kepada masyarakat.
Konsep CSR sebenarnya telah dikenal pada zaman PL.  Israel sebagai bangsa juga dipanggil untuk memberi diri dan menolong kaum yang lemah.  Mereka harus celik mata bahwa mereka hidup dalam konteks ketimpangan.  Kemiskinan ada di sekitar mereka.  Kaum yang tersisih dan terbuang ada di tengah-tengah mereka. “Orang asing” adalah para pendatang dari daerah lain, yang tidak memiliki harta milik di antara komunitas; hidup mereka terkatung-katung; masa depan mereka tidak jelas dan hanya menggantungkan belas kasihan dari orang-orang sekitar. Janda dan yatim piatu adalah kaum yang ringkih sebab mereka tidak memiliki pelindung, di zaman itu laki-laki dewasa, di dalam konteks keluarga inti.  “Orang yang miskin di antaramu” biasanya seorang petani yang tidak dapat memberi nafkah kepada keluarganya sampai masa panen berikutnya, sehingga mereka butuh pinjaman. Mengapa Allah menghendaki Israel untuk peduli dengan mereka?  
Kaum minoritas di Israel pada masa itu dapat dibagi dalam:
-. Orang Asing (Kel 22:21 "Janganlah kau tindas atau kau tekan seorang orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.)
Pada masa itu, orang Asing yang menetap bersama orang Israel, mempunyai kelemahan karena mereka dianggap berbeda di mata hukum, politik, sosial ekonomi dan kepercayaan.
-. Janda dan anak Yatim (Kel 22:22 Seseorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas). Pada masa itu, seorang janda mempunyai kedudukan hukum yang sangat lemah. mereka bahkan tidak dapat memiliki tanah atas nama mereka sendiri. Janda-janda secara terpaksa harus bekerja dan menjadi buruh untuk menghidupi keluarga mereka, dan ketika mereka tua dan lemah, mereka hanya hidup dari belas kasihan orang disekitarnya. Demikian pula halnya bagi anak-anak yatim, yang hanya menggantungkan hidup mereka pada belas kasihan masyarakat.
Pertama, Memakai kata menindas dan menekan pada ayat-ayat di atas, Allah memperingati umat Israel, supaya tidak mengambil keuntungan dari kelemahan kaum minoritas ini. Bagaimana mereka supaya tidak berlaku sewenang-wenang atas keadaan mampu yang merupakan anugerah Allah, serta mengeksploitasi kaum minoritas ini untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya bagi diri sendiri. Allah mengingatkan dengan memakai sejarah kaum Israel, pada keadaan mereka sebelumnya ketika mereka sendiri pernah menjadi kaum minoritas di tanah Mesir (Kel 22:21b sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir. - Im 19:33-34 Apabila seorang asing tinggal padamu di negerimu, janganlah kamu menindas dia. Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu.). Bukan karena Israel telah menerima keuntungan dari bangsa-bangsa lain, tetapi karena sebuah pengingat, bahwa mereka dahulu bukan siapa-siapa, “Kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir” (ay. 21).  Mereka diingatkan akan identitas mereka dahulu sebagai budak, yang dikeluarkan oleh Yahweh dari tempat perbudakan (bdk. 20:1).  Israel harus mengingat betapa sengsaranya hidup mereka di masa lampau, dan betapa mereka sebenarnya bukan apa-apa!  Mereka tidak terpandang!  Mereka tidak berharga!  Apa yang dapat mereka banggakan? Ingatlah, seperti Israel mengingat bahwa mereka dahulu budak. Ingatlah bahwa dahulu setiap manusia adalah cemar dan kotor.  Ingatlah bahwa tidak ada yang baik di dalam kita yang sanggup membuat Allah berbelaskasihan kepada kita.  Ingatlah kemiskinan kita dahulu (secara rohani dan materi).  Ingatlah betapa sengsaranya kita.  Ingatlah bahwa hidup itu adalah anugerah.

Kedua, respons Allah terhadap kondisi ini.  Allah bersabda, “Aku akan mendengarkan seruan mereka,” “Murka-Ku akan bangkit . . .  Aku akan membunuh kamu” jika Israel sewenang-wenang terhadap kaum ringkih.  Allah menyapa kaum lemah sebagai “umat-Ku.”  Bahkan Ia mendeklarasikan Diri sebagai “Aku ini pengasih.”  Allah serius.  Ia menentang kaum kuat yang lalim.  Ia adalah pelindung kaum tertindas.  Ia menetapkan diri-Nya untuk berpihak kepada kaum yang dipinggirkan.  Sebab itu, Allah pun berpihak kepada Israel ketika mereka menjadi kaum budak di tanah asing.  Jika Israel bebas, dan kini menjadi bangsa yang besar, bukan karena kehebatan dan ada yang baik di dalam mereka, tetapi oleh karena kasih dan sayang Yahweh. Zaman kita hidup mirip di zaman Israel.  Kita pun hidup dalam konteks ketimpangan dan ketidakadilan. Merupakan panggilan kepada kita sebagai bahtera keluarga Allah untuk semakin giat mewujudkan cinta yang murni bagi mereka yang tertindas. Adalah panggilan bagi Bapak/Ibu dan saya selaku pribadi untuk menggemakan sifat ilahi yang welas asih, penuh sayang dan panjang sabar.  Adalah tugas kita bersama untuk mewujudkan sebuah gaya hidup yang berbeda.  Sama seperti Bapa mengutus Yesus bagi Israel, Yesus Kristus pun mengutus kita untuk melayani sesama. Penggenapan Yesus Kristus dinyatakan dalam Mat 25:45-46 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal. 
Adakah nama seseorang yang terlintas di benak Anda saat ini, dan ia butuh dibantu? 
Doakan, mintalah Tuhan menolong Anda, dan kerjakan segera.  
Tuhan menyertai Kita semua.  Amin.
Vikaris Grace J. P. RINTJAP

Tidak ada komentar :

DOA; sangat besar kuasanya

YESUS MEMBUATMU BERHARGA