YESUS KRISTUS

Materi  14
Pokok Bahasan        : Ajaran Gereja
Sub Pokok Bahasan : Yesus Kristus
Tujuan Pembelajaran Khusus, agar katekesan dapat:
  1. Memiliki pemahaman tentang Tuhan berdasarkan Alkitab.
  2. Percaya dan mengaku Yesus Kristusadalah Tuhandan Juruselamat
  3. Menjadi Warga Gereja yang bertanggungjawab dalam melaksanakan misi Kristus di tengah-tengahkeluarga, Gereja, Masyarakat dan bagi seluruh ciptaan. 
PENDAHULUAN
Yesus Kristus adalah seorang Yahudi. Ia dikenal sebagai anak seorang tukang kayu yang bernama Yusuf dan ibunya bernama Maria. Ia lahir sekitar tahun 6 s.M di masa pemerintahan Herodes Agung.
Seperti para nasir (pelihat) dan nabi serta para tokoh penting lainnya di zaman Perjanjian Lama, termasuk Yohanes Pembaptis di akhir masa “Antar Perjanjian”, maka kelahiran Yesus dan tugas-tugas yang akan diemban-Nya diberitahukan terlebih dulu oleh Tuhan melalui malaikat. Sesuai berita yang disampaikan malaikat kepada Maria bahwa Yesus, sesuai dengan nama-Nya (Yosua = yang menyelamatkan), telah ditentukan untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. (Luk. 1)
Tidak diketahui dengan pasti masa kanak-kanak, masa remaja dan masa muda Yesus. Sebab Alkitab tidak memberitahukan dengan rinci tentang hal itu. Namun, dipastikan masa kanak-kanak dan masa remaja Yesus adalah adalah seperti yang anak-anak dan remaja Yahudi pada umumnya. Yaitu bahwa Yesus mengikuti pendidikan agama di tingkat dasar dan lanjutan di rumah pengajaran (Bethamidras) sampai lulus sebagai seorang anak Taurat pada usia 12 tahun. Tidak aneh jika dicatat oleh penginjil bahwa pada usia 12 tahun Yesus sudah bisa bersoal jawab tentang taurat dengan poara pengajar di Bait Allah (Mat…)
Mengacu pada pergerakan yang digagas Yesus, yang sangat mirip pergerakan pembaharu Yudaisme, khusus kelompok Esseni (kelompok yang berusaha memurnikan Yudaisme), maka mereka berpendapat bahwa Yesus sesudah lulus sebagai anak Taurat, Yesus pergi ke padang gurun untuk belajar dan menjadi penganut kelompok Essenit. Sementara ada ahli lain yang mengatakan bahwa mengamati pada kedekatan Yesus dengan Yohanes Pembabtis, maka bisa dipastikan bahwa Yesus sesudah lulus sebagai anak taurat langsung melalangbuana ke padang gurun dan belajar bersama Yohanes Pembabtis, dan sekaligus menjadi salah seorang pengikut yang setia.
Anggapan ini lebih dapat diterima karena beberapa alasan : Pertama, Yesus muncul di muka umum, ketika mendatangi Yohanes Pembabtis di sungai Yordan dan memberi diri-Nya dibabtis oleh Yohanes Pembabtis. Pada kesempatan itulah, Yesus mendapat kejelasan status-Nya, yaitu ditetapkan sebagai Anak Allah serta mendapat kuasa oleh pengurapan Roh Allah dalam bentuk burung merpati.
Gelar Anak Allah yang dikenalkan kepada Yesus bukanlah suatu istilah biologis (sebuah sebutan untuk diri-Nya Kis. 9:20; 2 Kor 1:19; Gal 2:20; Ef 4:3; 1 Yoh 3:8; 4:15; Ibr 4:14; 5:8; Why 2:18) tidak pada saat kelahiran-Nya di Betlehem tetapi sedari kekal Ia adalah “Anak Allah”. Istilah Anak Allah dalam Perjajjian Lama menunjuk kepada bangsa Israel sebagai umat Allah. Gelar Anak Allah yang pada satu sisi menunjuk pada cara berada Allah yang tidak berada di atas atau yang transenden (Allah Bapa), Allah yang berada di dalam diriNya sendiri tetapi menunjuk pada Allah yang ada di dekat kita, bersama kita, menyertai kita (Imanuel Mat 1:23; Yes 7:4) Allah yang berdiri di tempat kita manusia serta mendamaikan dunia ini dengan diriNya sendiri (2 Kor 5:19).
Istilah Anak Allah dalam Perjanjian Lama menunjuk kepada bangsa Israel sebagai umat Allah. Dalam diri Yesus sebagai Anak Allah, kita yang bukan orang Israel terhisap dalam umat pilihan Allah.
Kedua, Yesus memulai pergerakan-Nya, ketika Yohanes Pembabtis ditangkap dan dipenjara, dan akhirnya di bunuh oleh Herodes Antipas.
Ketiga, mengikuti Yohanes Pembabtis, Yesus pertama kali tampil di Galilea dan menyerukan pertobatan dan bersiap diri untuk menyambut Kerajaan Allah yang menyatu dengan diri dan seluruh pelayanan-Nya.
PERGERAKAN YESUS
Yesus memulai pergerakan (pelayanan)-Nya di tempat asalnya, yaitu di Galilea dan sekitarnya. Ia pun memilih para pengikut-Nya sejumlah 12 orang; umumnya dari lingkungan para nelayan ditambah beberapa anggota pergerakan, misalnya : Yudas Iskariot (dari kelompok Sicaari, suatu sayap dari pergerakan zelot), dan Simon orang Zelot.
Seperti para tokoh pembaharu Yudaisme, khususnya orang Zelot, yang pada masa itu berjuang untuk menentang penjajahan Romawi demi membebaskan dan memerdekakan Israel, maka Yesus pun demikian. Hanya berbeda dengan kelompok Zelot yang memakai kekuatan senjata dan melakukan kekerasan, Yesus dan pergerakan-Nya tidak menggunakan kekuatan senjata dan kekerasan dalam melawan penjajahan Romawi. Yesus menempuh cara-cara damai dengan bertindak seperti seorang nabi kharismatik yang berkeliling untuk mensosialisasikan ajaran yang mengandung ide tentang Kerajaan Allah.
Yesus mengajar dengan penuh kuasa dan charisma, memakai metode perumpamaan yang mudah dimengerti orang yang tidak terpelajar. Kuasa-Nya bukan dari diri-Nya sendiri, tetapi dari Bapa-Nya. Kuasa itu Ia terima melalui hubungan yang akrab di dalam doa kepada Bapa-Nya yang dilakukan disela-sela kepadatan kegiatan-Nya.
Yesus mendekati semua orang, khususnya kaum marginal yang tersingkir dari lingkungan masyarakat, dengan penuh simpati dan empati, tanpa merasa jijik, untuk membawa mereka kembali ke jalan Tuhan. Ia bersikap ramah dan bertutur lemah lembut dalam setiap laku dan ajaran-Nya. Ia tidak hanya mengajar, tetapi juga melakukan banyak tidakan mujizat.
Semua hal itu menyebabkan Yesus lebih dapat diterima oleh banyak orang daripada tokoh-tokoh Yudais lainnya. Yesus diterima bukan hanya oleh kaum marginal, yakni orang-orang kecil, miskin, lemah, sakit, dan berdosa (pelacur dan pemungut cukai), termasuk kaum perempuan dan anak-anak; tetapi juga kelompok cerdik cendikia, yakni beberapa anggota Sanhedrin yang bersimpati pada-Nya. Hal ini mengakibatkan gerakan Yesus berkembang pesat, sehingga menimbulkan iri hati dari para tokoh dan pemimpin lainnya; khusus kelompok imam, yakni para Farisi dan ahli Taurat.
Makin terkenalnya nama Yesus, seiring perkembangan gerakan-Nya yang pesat, yang terdengar sampai keluar Galilea, ternyata mengundang perhatian penguasa Galilea, yakni Herodes Antipas, dan bahkan wali negeri Roma di Yudea, yakni Pilatus. Hal itu tidak membuat Yesus takut dan mundur. Sebaliknya Yesus semakin tampil galak untuk mengkritik para raja dan pembesar karena melakukan kekerasan dan menindas rakyat. Tidak aneh jika banyak orang memahami Yesus sebagai nabi Elia yang hidup kembali. Sementara Herodes Antipasa menganggap Yesus sebagai Yohanes Pembabtis yang telah ia bunuh, tetapi bangkit kembali. Sejak itu dimulai upaya-upaya untuk membunuh Yesus.
DARI GALILEA ke YERUSALEM
Dari Galilea, sesudah mengalami pemuliaan dan penetapan kembali sebagai Anak Allah di atas gunung, mak Yesus mulai menuju ke Yerusalem dengan gerakan massa yang sangat besar. Yerusalem adalah tujuan akhir dari gerakan Yesus. Sebab Yerusalem adalah pusat kekuasaan keagamaan dan politik. Telah terjadi konspirasi jahat dan menyengsarakan rakyat antara penguasa agama dan politik di Yerusalem; dan Yesus datang untuk menghancurkan semuanya itu. Tentu, dengan semua resiko yang harus Yesus terima, seperti yang telah diprediksikan-Nya; bahwa Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan orang-orang berdosa. Mereka akan membunuh Dia. Tetapi sesudah tiga hari Ia akan bangkit.
Konspirasi polotik yang sangat kuat antara penguasa agama dan politik, bahkan menerobos masuk untuk memecah-belah pergerakan. Dengan politik uang guna menyuap Yudas, menyebabkan Yesus, akhirnya ditangkap, diadili dengan pengadilan yang tidak adil, disiksa dengan cambukan serta ditetapkan sebagai pemberontak dengan hukuman digantung secara tersalib sampai mati di tempat penyalibab di bukit Golgota.
Kematian Yesus untuk keselamatan kehidupan dunia, membuat-Nya mengalami kematian sebagai hukuman Allah atas dosa dan diserahkan kepada kebinasaan di dalam liang kubur. Sebuah kematian yang mengerikan namun ditengah penderitaan disalib itulah terdengar percakapan dengan Sang Bapa :”Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk 23;34). Diatas salib inilah kuasa kegelapan dikalahkan. Oleh kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu iblis yang berkuasa atas maut.(Ibr 2:4)
DARI GOLGOTA ke KUBUR KOSONG
Yesus dikubur di kuburan Yusuf Arimatea, anggota Sanhedrin yang bersimpati pada Yesus dan Gerakan-Nya. Dengan penguburan itu, para penginjil mau menjelaskan bahwa Yesus tidak hanya akan menjadi Tuhan atas kehidupan, tetapi juga menjelaskan bahwa Yesus tidak hanya akan menjadi Tuhan atas kehidupan, tetapi juga atas kematian dan alam maut. Di dalam kematian-Nya, Ia memasuki terowongan dan alam maut yang kegelapannya sangat menakutkan tiap manusia yang hidup maupun mati. Tetapi justru Yesus pergi ke situ, supaya kuasa-Nya dapat menjangkau kita di sana. Dengan demikian, kematian tidak lagi menakutkan karena di dalam dunia orang matipun Tuhan dan KasihNya dapat menyertai kita.
Yesus tidak bisa terus ditahan oleh kuasa alam maut. Sesudah tiga hari, dengan kuasa dan daya dorong yang dasyat dari Bapa-Nya, Yesus akhirnya menembusi alam maut dan kegelapan kubur untuk bangkit dan hidup kembali.
Kebangkitan Yesus merupakan peristiwa penting dalam iman Kristen. Salib sebagai bentuk kasih kepada Allah dan sesame dengan harga tinggi memiliki arti karena adanya kebangkitan “Jika Kristus tidak bangkit, maka sia-sialah kepercayaan kamu” (1 Kor 15:17). Dalam peristiwa kebangkitan itulah ketaatan untuk melakukan kehendak Bapa hingga di kayu salib bukanlah sebuah kekalahan, melainkan kemenangan (Yoh 12:32; Flp 2:9). Kebangkitan Yesus adalah juga sebuah jaminan bagi kebangkitan kita, Yesus adalah manusia pertama yang bangkit (Kis 26:23; 1 Kor 15:20,23; Kol 1:18; Why 1:5), dank arena itu kematian tidak menjadi kata akhir bagi manusia.
KENAIKAN dan KEDATANGAN KEMBALI
Yesus tidak harus berada di dunia, sebab Dia bukan dari dunia. Dia telah menyelesaikan karya penyelamatan dunia yang dipercayakan oleh Bapa-Nya. Karena itu, Dia harus kembali untuk menerima kemuliaan yang telah ditinggalkan-Nya ketika menjadi manusia.
Yesus adalah Allah sejati dan manusia sejati. Di dalam Dia kita berjumpa dan mengenal Allah yang sesungguhnya, dan juga berjumpa dengan manusia yang sesungguhnya, serta bagaimana seharusnya menjadi manusia sesungguhnya bagi sesame.
Sejak kenaikan Yesus ke surge maka arah iman kita kembali tertuju dan pengharapan kita menjadi kian pasti. Sebab Yesus adalah Kristus (Yesus-IESU: dalam bahasa Ibrani Yesua/Yehoshua) mengandung arti Yahweh menolong atau yang menyelamatkan. Sedangkan Kristos (Ibrani = Mesiah) = YANG DIURAPI.
Kedua kata itu dapat diterjemahkan : “Dia Yang menyelamatkan adalah Dia Yang diurapi”.
Ada tiga pemimpin rakyat yang diurapi yakni, Raja, Imam, Nabi. Ketiga jabatan ini menyatu dalam diri Yesus. Sebagai Raja, Nabi dan Imam. Yesus Sang Pemimpin rakyat itu berkarya membawa keselamatan; bukan hanya pada saat kematian dan kebangkitan-Nya, tetapi kelak pada saat Ia datang kembali dalam kemuliaan-Nya. Tindakan penyelamatan ini tidak berasal dari manusia, karena kebaikan dan kemampuannya untuk memberlakukan tuntutan-tuntutan hokum agama tetapi merupakan anugerah Allah sola gratia).
Yesus berfirman, “Siapa yang bertahan sampai akhir akan diberi mahkota kemuliaan”.

Tidak ada komentar :

DOA; sangat besar kuasanya

YESUS MEMBUATMU BERHARGA