RENUNGAN bersama Vandalia Christiana Herman

Doa...
merupakan satu kata yang sering kita dengar...
dan mungkin sering kita lakukan...
tetapi...
meskipun banyak orang yang berdoa, realitanya tidak semuanya mampu:
1. memahami jawaban doa;
2. bertekun dalam doa;
3. Untuk tidak mengalami putus asa;
3 hal diatas seringkali kita alami meski kita telah berdoa...
Sesungguhnya hal-hal tersebut tidak akan kita alami jika kita benar-benar menjadikan Doa sebagai Nafas kehidupan kita...
Kesalahan yang sering terjadi sehingga memunculkan hal-hal diatas adalah
Kita sering menjadikan doa hanya sebagai pemenuh kebutuhan dan keinginan kita semata...
dan saat jawaban doa tidak sesuai dengan keinginan kita...
dengan mudah kita akan mengalami putus asa...menyalahkan Allah...tidak lagi bertekun dalam doa....
Saat ini,
marilah kita belajar untuk melihat dan memahami bahwa Doa adalah nafas kehidupan kita orang percaya...
saat kita memahami itu; maka kita akan mengalami Kekuatan dan kedasyatan dari Kuasa Doa....
Selamat menjalankan kehidupan dengan bernafaskan doa...

Sendiri di tengah Kebersamaan...
itu realita kehidupan jaman sekarang yang dikenal dengan sebutan jaman gadget...
Dunia semakin canggih dengan oerkembangan gadget...
Namun, tanpa disadari...
Kemajuan dunia teknologi telah membawa kemunduran terhadap usaha untuk kita memaknai kehadiran sesama yang ada bersama dengan kita...
Realita...
membawa banyak orang merasa apa yang ada di gadgetnya lebih menarik daripada orang yang sedang ada bersamanya...
Ya...
saat kita sendiri sulit memaknai arti kehadiran sesama yang ada breast kita...
bagaimana mungkin kita mampu merasakan kehadiran Allah dalam kebersamaan dengan orang lain di sekitar kita...
Kehadiran Allah di dalam hidup manusia, adakalanya bisa kita rasakan melalui kehadiran sesama yang ada di sekitar kita...
Pembelajaran Allah di dalam hidup manusia, adakalanya bisa kita rasakan melalui kehadiran sesama yang ada di sekitar kita...
Kasih Allah di dalam hidup manusia, adakalanya bisa kita rasakan melalui kehadiran sesama yang ada di sekitar kita...
Pertolongan Allah di dalam hidup manusia, adakalanya bisa kita rasakan melalui kehadiran sesama yang ada di sekitar kita...
Sehingga semuanya bisa kita rasakan, jika kita selalu belajar memaknai kehadiran sesama di tengah kebersamaan kita...
Kemajuan dunia teknologi dijinkan terjadi untuk mendekatkan orang yang jauh menjadi dekat....
tetapi bukan untuk menjauhkan yang dekat...karena itu gunakanlah segala kemajuan dunia yang ada dengan hikmat Allah...
Marilah terus membangun makna kehadiran sesama di tengah kebersamaan,
agar kita mampu merasakan kehadiran Allah lewat kebersamaan dengan sesama.
Selamat berjuang merasakan dan memaknai kehadiran Allah lewat sesama...
Selamat beraktifitas...

Memberikan Tugas....
atau
Menjalankan Tugas...
merupakan hal yang pasti pernah dilakukan dan dialami oleh semua manusia...
Namun, meskipun semua pernah mengalami itu...
tidak semua manusia memiliki sikap yang sama terhadap tugas yang ia berikan dan tugas yang ia dapat!
Ada orang yang ketika memberikan tugas kepada seseorang...
dari sejak awal memberikan intruksi kerja untuk menjalankan tugas tersebut, tidak pernah berubah...
tetapi...
Ada juga orang ketika memberikan tugas kepada seseorang...
di tengah jalan dia langsung berubah arah memberikan instruksi yang berbeda...bahkan selalu berbeda...
atau...
Ada yang di awal dia siap untuk menjalankan tugas yang diberikan...tetapi ditengah perjalanan dia berhenti tanpa alasan yang jelas.
Ya...hari ini kita belajar tentang Konsisten!
banyak orang yang mau hidupnya berhasil...
banyak orang yang mau hidupnya sukses...
banyak orang yang mau hidupnya bahagia...
tapi disayangkan mengabaikan sikap konsisten dalam hidupnya...
Ingatlah...
ketika kita mulai tidak konsisten dengan perkataan dan tindakan kita...
Kehancuranlah yang akan semakin mendekat dalam hidup kita...
Karena itu...belajarlah untuk hidup konsisten...
Caranya...
Belajarlah dari Sang Guru Konisten yaitu TUHAN YESUS...
Ia konsisten dalam menyelesaikan tugas dan tanggungjawabNya bagi dunia...
Belajarlah pada Yesus dengan mulai KONSISTEN berjalan bersamaNya.
Selamat berjuang untuk menjadi pribadi yang konsisten...

Pernahkah kita melihat orang yang sedang menyapu di pinggir jalan?
Pernahkah kita bertanya Mengapa mereka mau menyapu di jalan...
mau menyapu di bawah teriknya matahari?
Apa yang membuat mereka bertahan?
Ya....mereka melakukan itu untuk bertahan hidup....
Ya....mereka melakukan itu untuk perjuangan hidup....
Ya....mereka melakukan itu untuk menggapai kebahagiaan...
untuk menggapai kebahagiaan yang sejati membutuhkan sebuah perjuangan...
Begitulah hidup orang percaya....untuk menggapai kehidupan yang kekal...
dibutuhkan perjuangan...
Perjuangan itu bisa sampai titik akhir ketika kita memiliki...
Kesadaran untuk berjuang...
Kemauan untuk berjuang...
Semangat untuk berjuang...
bersama Tuhan Yesus...
Karena bersama Tuhan Yesus, kita akan mengalami kekuatan bagai burung Rajawali...
Selamat berjuang untuk menggapai kehidupan yang kekal bersama Tuhan Yesus...

Tantangan...
Bagian yang akan selalu ada dalam hidup manusia...
Tantangan bisa menjadi peluang...
Bisa juga menjadi hambatan...
Semuanya tergantung dari sikap kita dalam membangun hubungan dengan Yesus Kristus...
Jika kita menyerahkan dan mengarahkan hati,pikiran serta seluruh perilaku hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan Yesus...
Maka tantangan akan menjadi peluang untuk kita semakin dewasa dalam Iman bersamaNya
Selamat berjuang untuk menjadikan Tantangan sebagai peluang...

Perlombaan...
setiap kita pasti pernah ikut sebuah perlombaan
Namun,
meskipun semua orang pernah ikut perlombaan...
tidak semua orang memiliki motivasi untuk menyelesaikan perlombaan...
artinya lebih banyak orang yang memiliki motivasi untuk menjadi pemenang...
jika motivasi ini yang kita miliki, kecenderungan yang terjadi...
saat sudah ada yang menjadi pemenang;
maka kita berhenti berjuang dan tidak menyelesaikan sampai garis finis...
dengan berpikir, untuk apa lagi berjuang, sudah ada yang jadi pemenang?
pernahkah kita mengalaminya?
Pemenang yang sesungguhnya bukanlah seseorang yang mencapai nomer urut pertama...
tetapi pemenang kehidupan yang sesungguhnya adalah
seseorang yang mampu tetap berjuang sampai titik akhir perlombaan meskipun sudah ada pemenang-pemenang sebelumnya....meskipun tantangan menghadang...
Ingatlah...
kita diutus di dunia ini bukan sekedar untuk menjadi pemenang,
tetapi kita diutus di dunia ini untuk berjuang mengikuti perlombaan hidup sampai titik akhir...
Selamat untuk terus berlomba dalam kehidupan
Selesaikanlah perlombaan itu sampai titik akhir dalam kesetiaan
Setiap orang akan menjadi pemenang pada waktunya
Jesus be with u all
Conforta me Deus adiuvet sana me

Panas...
situasi yang kurang menyenangkan...
situasi yang seringkali dihindari oleh semua orang...
karena panas seringkali dianggap sebagai hambatan untuk menggapai tujuan...
tetapi...
Realitanya sebuah Panas bisa menjadi hambatan
dan juga bisa menjadi kekuatan...
tergantung dari pola pikir dan perilaku kita...
jika pola pikir dan perilaku kita senantiasa mengarah pada Tuhan Yesus...
maka kita akan selalu melihat Panas merupakan peluang untuk lebih berkarya...
Wortel, telor dan Kopi...
jika sama-sama dipanaskan...
akan menghasilkan hasil yang berbeda-beda...
Wortel menjadi lembut...
Telor menjadi keras...
Kopi memberikan keharuman sekitarnya...
Wortel dan telor berubah karena dipengaruhi oleh lingkungan...
Kopi berubah untuk mempengaruhi lingkungan sekitarnya dengan keharumannya...
Panas apapun yang sedang kita alami dalam hidup...
Tuhan Yesus memanggil kita untuk tetap memberi keharuman bagi lingkungan di sekitar kita...
caranya...Imanilah bahwa Panas bukan hambatan tetapi peluang untuk bisa bekarya lebih baik bersama Tuhan Yesus...
selamat beraktifitas...

Comfort Zona...
Zona aman merupakan posisi yang seringkali beberapa orang mencarinya...
dengan pemikiran bahwa di zona aman mereka akan...
merasa aman...
merasa nyaman...
merasa tenang...
tetapi...
banyak sebagian orang yang tidak menyadari bahwa zona aman sebenarnya justru menjadi zona yang membahayakan....
karena...
zona aman seringkali membuat seseorang terlena dan terbuai dengan situasi aman sehingga kurang memiliki kewaspadaan dan kepedulian dengan lingkungan serta bahaya dari sekitarnya...
Belajar dari kisah boiling frog (memasak katak)...
katak yang besar ketika akan dimakan harus melewati sebuah tehnik proses memasaknya...
katak-katak ini jika dimasukan ke dalam panci berisi air panas pasti memberontak....
karena itu teknik memasaknya adalah dengan memasukkan mereka ke panci berisi air biasa....
setelah itu baru panci itu diletakkan di atas perapian...
Awalnya katak itu merasa aman bahkan menikmati ketika dari bawah air terasa hangat...
Kehangatan yang dinikmatinya, membuat katak tidak waspada sehingga akhirnya mereka mati di dalam air yang mendidih...
hari ini kita belajar...
mari kita menjadi pribadi yang berani keluar dari zona aman...
jika kita mau menggapai keberhasilan maka;
keluarlah dari zona aman anda,
jangan takut terhadap berbagai tantangan dan kesulitan,
ingatlah selalu bahwa Tuhan Yesus tidak pernah menjanjikan kita Zona aman...
Mengapa???
Supaya kita menjadi pribadi yang selalu waspada dan tekun dalam perjuangan Iman di tengah kehidupan yang ada...
Yang Tuhan Yesus janjikan adalah kita akan dimampukan untuk kuat menjalani hidup di tengah zona yang tidak aman saat kita berjalan bersamaNya.
Selamat beraktifitas
Selamat berjalan di luar zona aman

Peduli...
Pernahkah kita bertanya kepada Allah?
Seberapa besar Kepedulian Allah kepada kita?
ya...pertanyaan ini seringkali muncul ketika kita sedang dilanda masalah ataupun penderitaan.
tetapi...
sesungguhnya jika kita memiliki hubungan baik dengan Allah,
pertanyaan itu tidak akan kita keluarkan...
sebab...
kepeduliaan Allah sungguh luar biasa...
KepeduliaanNya nyata lewat Karya Keselamatan Tuhan Yesus dalam hidup kita...
Allah yang kita kenal dan sembah sungguh Allah yang peduli!
Namun,
ketika Allah sungguh peduli kepada kita...
sudahkah kita juga memiliki kepedulian kepada sesama kita?
sudahkah kita juga memiliki kepedulian kepada lingkungan kita?
Nehemia memiliki kepedulian yang tinggi terhadap bangsanya yang sedang mengalami kesulitan...
Ia rela meninggalkan situasi aman menjadi petugas menyediakan anggur untuk Raja dan pergi kembali ke bangsanya untuk membantu memulai pembangunan daerahnya...(Nehemia 2 : 1 - 8)
Bisakah kita seperti Nehemia?
siap meninggalkan zona aman kita...
siap masuk dalam segala tantangan demi membangun kepeduliaan bagi sesama dan lingkungan...
Mari kita tingkatkan kepedulian kita kepada sesama dan lingkungan...
karena Allah dalam diri Tuhan Yesus telah terlebih dahulu peduli kepada kita...
selamat beraktifitas

kehilangan pengharapan...
seringkali muncul dalam situasi ketika kita sedang diperhadapkan dengan berbagai pergumulan dan penderitaan...
tetapi...
bicara tentang hidup orang percaya,
seharusnya kehilangan pengharapan tidak perlu ada di dalam hidup orang percaya...
Sebab...
kita punya Allah yang hidup...
kita punya Allah yang tidak pernah menutup mata...
kita punya Allah yang selalu peduli...
yaitu Tuhan Yesus
yang terpenting adalah
kita harus selalu berjalan bersamaNya!
Sudahkah kita selalu berjalan bersamaNya?
atau kita hanya datang ketika kita sedang butuh saja?
marilah...
berjalanlah selalu dengan Tuhan Yesus dalam kesetiaan,
maka segala sesuatunya akan dipenuhi dalam hidup kita.

Penderitaan...
Masalah...
Pergumulan...
pasti kita pernah menghadapinya...
pernah mengalaminya...
tetapi pernahkah...
di tengah penderitaan...masalah...pergumulan yang sedang kita alami...
kita menyesali kehadiran kita di dunia...
bahkan mungkin kita pernah bertanya: Mengapa Tuhan ijinkan kita lahir?"
pertanyaan itu seringkali muncul ditengah himpitan derita dan masalah...
Namun...
sesungguhnya pertanyaan itu tidak perlu kita ungkapkan...
jika,
kita sungguh percaya bahwa segala hal yang terjadi dalam perjalanan hidup kita ini adalah dalam rancangan kebaikan Tuhan Yesus.
Perjalanan...
tidak selamanya lurus dan tidak selamanya rata dan tidak selamanya berkelok...
begitu juga hidup kita...
untuk menuju pada tujuan akhir kebahagiaan,
perjalanan hidup harus melewati
lobang penderitaan...
kelokan pergumulan...
gelombang masalah...
tetapi saat kita sampai pada titik akhir...
Rencana indah dari Tuhan Yesus akan kita alami, ketika
kita selalu setia dan mensyukuri segala peristiwa yang terjadi dalam hidup ini...
Jangan pernah merasa puas dengan situasi aman yang kita alami,
karena Tuhan Yesus mau Iman kita selalu naik kelas lewat setiap peristiwa yang dijinkan hadir....

Tugas...
merupakan sebuah hal yang seringkali kita terima di dalam perjalanan hidup ini.
Namun...
seringkali juga ternyata tidak semua tugas sanggup atau mau kita selesaikan...
entah karena waktu...
entah karena upah yang tidak sesuai...
entah karena tingkat kesulitannya...
atau lainnya...
Ya seringkali tugas hanya bisa diselesaikan oleh seseorang tergantung dari motivasi yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas tersebut...
Tuhan Yesus Sanggup menyelesaikan tugasNya di dunia ini untuk menebus dosa serta menyelamatkan umat manusia...
meski harus melewati tantangan...
meski harus melewati hambatan...
meski harus melewati penderitaan bahkan kematian...
tetapi semua Amanah itu dijalankan dengan setia sampai selesai...
semuanya hanya karena KASIHNYA kepada umat manusia...
Ya...
hari ini kita kembali diingatkan...
kita yang telah menerima Anugerah Keselamatan dari Tuhan Yesus...
jangan hanya melihat arti Keselamatan sebatas penebusan dosa saja...
tetapi...
makna kedua dari Karya Keselamatan Tuhan Yesus dalam hidup kita adalah Pemberian Tugas untuk meneruskan Karya Keselamatan itu kepada semua orang !
Sudahkah Amanah itu kita jalankan?
Sudahkah Karya Keselamatan itu kita teruskan dan bagikan kepada semua orang?
biarlah ini menjadi sebuah refleksi bagi kita pribadi lepas pribadi...
Tuhan Yesus telah menyelamatkan kita...
dan kitapun dipanggil untuk mampu menyelamatkan sesama dengan pertolonganNya....

Percaya...
merupakan sebuah bentuk sikap yang mudah kita katakan...
kita sering berkata "aku percaya kepada Tuhan Yesus".
tetapi...
mungkinkah mudah untuk dipraktekkan secara nyata kepada Tuhan Yesus?
Percaya...
merupakan sikap yang seharusnya diikuti dengan tindakan menjadikan Tuhan Yesus sebagai yang utama dalam hidup...
merupakan sikap yang melahirkan tindakan untuk melakukan Kehendak Tuhan Yesus...
Perenungan bagi kita...
Sudahkah kita selalu menjadikan Tuhan Yesus yang Utama dalam hidup?
Sudahkah kita selalu melakukan kehendak Tuhan Yesus?
Firman Tuhan berkata : "Tetapi Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6 : 33).
Karena itu marilah...
Lakukan segala sesuatu untuk Kemuliaan Allah dalam diri Tuhan Yesus...
Jadikanlah Allah sebagai satu-satuNya sumber kehidupan kita...
Gantungkanlah dan Percayakanlah hidup kita hanya kepadaNya...


Vandalia Christiana Herman

RENUNGAN KATA

Mari kita renungkan " Pada akhir hidup kita, kita tidak akan dinilai oleh berapa banyak ijazah yang telah kita terima, berapa banyak uang yang kita hasilkan atau berapa banyak hal yang besar yang telah kita lakukan.
Kita akan dinilai oleh " SAYA LAPAR DAN ENGKAU MEMBERIKANKU MAKAN. SAYA TIDAK BERPAKAIN DAN ENGKAU MEMBERIKU PAKAIAN. SAYA TIDAK PUNYA TEMPAT TINGGAL DAN ENGKAU MENGAJAKKU MASUK " Wassalam..

Saya memiliki impian kita ada di muka bumi sebagai perpanjangan tangan Tuhan untuk menyatakan Kasihnya. Umat Tuhan bisa berbuat lebih dari berbagai segi. Kita seharusnya membawa dampak yang positif. 
Mari kita bersatu saling menguatkan saling menolong saling menasehati saling menjagai Sebab kata saling telah lama menghilang dari gereja Tuhan. Wassalam.......


Hidup ini indah jika kita tidak menitipkan masalah kepada Tuhan tetapi menyerahkan kepadaNya. Sadarilah bahwa kita bukan diminta untuk Menitipkan persoalan itu kepada Tuhan tetapi menyerahkannya kepada Tuhan untuk ditangani dan diselesaikan menurut caranya. Tuhan bukan tempat penitipan persoalan tetapi tempat di mana menyelesaikan persoalan. Wassalam.....

Merdeka.....
Kemerdekaan identik dengan kebebasan. Namun tidak semua kemerdekaan dimaknai dengan kebebasan. Mari kita yang tinggal di negeri ini yang memiliki tanggungjawab sejarah pada negeri ini yang dihidupi Tuhan dlm negeri ini, mencintainya, mengisinya dengan kemerdekan sejati dengan melakukan segala perbuatan baik yang menghasilkan kebaikan bagi semua. Merdeka.... Wassalam.

Saudaraku, berkat bukanlah tujuan utama kehidupan kita. Seperti yang Yesus katakan dalam Matius 6:33, berkat adalah efek samping saat kita mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya. Untuk itu mari kita arahkan hati dan hidup kita kepada Kerajaan Allah dan bertumbuh dalam kebenarannya sehingga Tuhan dimuliakan melalui hidup kita, percayalah jika hal itu kita lakukan maka berkat akan mengikuti kita kemanapun kita melangkah. Wassalam.................

Inilah yang sering kali kita lakukan, menilai orang lain hanya dari apa yang kita lihat. Dengan mudahnya kita melihat bahkan menghakimi orang lain hanya karena mereka tidak sesuai dengan pandangan dan pemikiran kita.
Ketahuilah setiap org memiliki kisah di dalam hidupnya! sebelum kita mengenal seseorang dgn baik kita hanya sedang melihat lapisan luar dari kehidupannya dan kita tidak pernah benar-benar mengetahui situasi serta kondisinya. Oleh karenanya adalah baik sekalogud bijaksana jika kita melihat lapisan lain yang ada dibalik lapisan luar tersebut sebelum kita memberikan penilian kepada seseorang. Wassalam...


Ingatlah bahwa pekerjaan, termasuk menjadi pemimpin, adakah anugerah Tuhan karena itu jalankanlah dlm takut akan Tuhan. Janganlah semata-mata berdasarkan kekuasaan yang arogan, tetapi lakukanlah dengan hikmat, penuh kasih dan kerendahan hati di hadapanNya. Wassalam......
Sinergi yang baik dihasilkan dari PARTNERSHIP yang baik. Jika kehidupan kita ingin menghasilkan sinergi yang baik maka kedua belah pihak harus saling menolong dan bettindak sebagai partner. Mari kita serahkan seluruh rencana kehidupan kira ke tangan Tuhan karena Dia selalu memberi yang terbaik untuk kita.. Wassalam......

Apa ukuran keberhasilan sebuah gereja ?
Pengunjung yang begitu banyak saat ibadah Minggu?
Keuangan yang jumlahnys ratusan juta bahkan bermiliar-miliar?
Atau gedung gereja yang mengikuti perkembangan zaman?
Kita semua mengetahui bahwa hal-hal ini bukanlah kreteria untuk menentukan keberhasilan suatu gereja.

Entah gereja yang di penuhi orang sebanyak satu stadion ataupun hanya di hadiri oleh beberapa orang, jumlah bukan ukuran yang digunakan Allah untuk sebuah keberhasilan. Dia lebih melihat pada hati gereja tersebut.
Gedung gereja serta keuangan bisa berbeda-beda keadaannya.

Ukuran keberhasilan yang sesungguhnya ditujukan oleh adanya pengikut Kristus yang mengasihi Allah serta sesamanya dan berkomitmen untuk hidup Kudus.
Wassalam.....


Belakangan ini, banyak ditemukan pemimpin yang cerdas akal tapi “tidak cerdas hati” terjebak dalam perilaku menyimpang dan bersikap hedomistik buat memuaskan hawa nafsu pribadi, keluarga dan kelompoknya.  Kepemimpinan merupakan kebutuhan asasi manusia sebagai makhluk sosial. Tanpa ada kepemimpinan, maka tatanan kehidupan masyarakat akan kacau. Pemimpin yang jujur, , adil dan peduli adalah dambaan kita semua. Wassalam.....
Dalam pengalaman sehari-hari kita menganggap kasih itu ada dan kita mengasihi sesama " kalau kita senang" dengan kata lain kalau orang yang kita kasihi itu baik dan menguntungkan kita. Maka kasih itu akan tawar dan hilang. Wassalam.....

Selama Tuhan masih mengizinkan kita hidup, sesungguhnya tak ada yang tak bisa kita lakukan. Tuhan telah memberikan bekal hidup kepada semua orang hanya saja tidak banyak orang menyadarinya sehingga banyak yang krisis akan rasa syukur dan terjebak dalam keputusasahan.
Jalan hidup setiap orang itu memang berbeda. Ada yang belok satu kali lalu sampai tujuan dan ada yang berbelok kesana kemari baru sampai pada tujuannya, atau mungkin justru tersasar. Susah memang untuk bersikap positif di saat banyak masalah menerpa, di saat cita-cita tak kunjung tercapai, di saat banyak rencana gagal oleh beragam perihal, tapi hidup tetap harus dijalankan. Kecewa dan sedih memang sikap yang lumrah. Kita manusia biasa yang bisa hancur hatinya.
Oke, kalian tertekan oleh berbagai masalah lalu melihat orang lain yang hidupnya begitu bahagia (menurut kalian), bukankah itu sikap yang justru menjerumuskan? Sikap tersebut akan menjadi bumbu yang menambah sedap aroma derita. Bagaimana bila kita mengubah sudut pandang, yaitu dengan menoleh pada mereka yang lebih tidak beruntung? Bukannya bermaksud bahagia di atas penderitaan orang lain, tapi kita akan merasa bahwa penderitaan dan masalah yang kita hadapi masih tidak ada apa-apanya. Wasaalam.....................

Buka semua panca indera yang diberikan Tuhan kepada kita. Rasakan, nikmatilah, betapa banyaknya hal yang dapat kita inderai dengan panca indera kita. Hadiah dari Tuhan untuk kita, karena tidak semua orang memiliki indera yang lengkap. Memiliki indera yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Seperti kita, manusia yang sempurna dengan panca indera yang diberikan Tuhan.
Betapa besarnya anugerah yang Tuhan beri kepada kita. Semuanya dapat kita manfaatkan untuk merasakan semua hal yang indah-indah. Kita dapat mengekplorasinya dengan menghasilkan karya-karya yang indah, karya-karya yang dapat menginspirasi dan berguna untuk orang lain. Karya yang tidak hanya dinikmati oleh diri kita sendiri, tetapi juga oleh orang-orang yang berada di sekitar kita. Bersyukurlah atas semua itu. Nikmat jasmani yang membuat kita bahagia.

Ingatlah bahwa pekerjaan termasuk menjadi pemimpin adalah anugerah Tuhan karena itu jalankanlah dalam takut akan Tuhan. Janganlan semata-mata berdasarkan kekuasaan yang arogan tetapi lakukanlah dengan hikmat, penuh kasih, dan kerendahan hati dihadapanNya.
KITA TIDAK BISA MENGAJARI ORANG TENTANG APAPUN KITA HANYA BISA MENBANTU MEREKA MENEMUKANNYA DI DALAM DIRI MEREKA SENDIRI.
Darius Pakiding


KASIH DI TENGAH – TENGAH PLURALISME

Bacaan Markus 7 : 24 – 30
Peristiwa – peristiwa yang diceritakan dalam Markus pasal 7 mengambil tempat di seputar Galilea, menceritakan tentang pelayanan Yesus dan murid – muridnya. Pada pasal 7:24-30, Markus menceritakan tentang lokasi pelayanan Yesus yang berpindah dari Galilea ke Tirus daerah orang Kafir. Markus 7:1-23 menjadi pembuka dari cerita selanjutnya (7:24-30), diawali dengan perdebatan antara Yesus dengan orang – orang Farisi tentang sesuatu yang najis. Orang Farisi menganggap banyak hal di sekelilingnya adalah najis dan berpikir bahwa mereka yang paling suci. Yesus mengecam orang Farisi karena mereka melakukan hukum Taurat tetapi mengabaikan perintah Allah. Dengan kekontrasan antara teks sebelum (7:1-23) dengan sesudahnya (7:24-30), Markus ingin menunjukkan bahwa kenajisan dalam pandangan Yudaisme tidak menghalangi Yesus untuk melayani.
Markus memulai tulisannya dengan menyampaikan bahwa semua yang dituliskannya itu adalah Injil atau “kabar baik” (1:1). Pasal 7:24-30 ditempatkan secara menarik oleh penulis Injil sebagai pelebaran sayap pelayanan Yesus ke bagian barat Yudea, yaitu Tirus, sebuah daerah kafir. Dengan penekanan pada pemberitan Injil sebagai “kabar baik”, maka Markus memakai lokasi geografis sekitar barat dan timur Galilea sebagai salah satu tempat untuk penulisan ceritanya. Penyembuhan orang yang kerasukan setan di Gerasa terletakdi sebelah timur Danau Galilea (5:1-20), dan penyembuhan anak perempuan Siro-Fenesia terletak di sebelah barat Danau Galilea (7:24-30). Jadi sejak awal Markus sudah memiliki penekanan khusus akan pemberitaan “kabar Baik” tentang Yesus Kristus kepada semua orang. Penekanan tersebut ditunjukkan oleh bukti bahwa alur cerita Markus  secara geografis memperlihatkan pelayanan Yesus yang melampaui daerah orang – orang Yahudi. Dengan demikian Markus dengan jelas dan pasti mengedepankan gagasan bahwa pelayanan Yesus tidak hanya dilakukan di wilayah Yahudi tetapi juga menjangkau daerah – daerah orang kafir.
Cerita dari perikop ini adalah sebuah kisah mujizat dengan tokoh utama yaitu Yesus. Apa yang Yesus ungkapkan dan lakukan menyatakan bahwa Yesus memiliki otoritas Ilahi. Perjumpaan-Nya dengan perempuan Siro-Fenesia, menunjukkan bahwa daerah otoritas Yesus melebihi daerah Israel. Selain itu hal yang lebih penting adalah perjumpaan Yesus dengan perempuan Siro-Fenesia menunjukkan bahwa orang kafir atau orang yang dianggap najis dapat menerima “roti” seperti orang Israel.
Di sepanjang Injil Markus diceritakan apa yang Yesus ajarkan dan perlihatkan, dimana Ia datang untuk mengusir setan, melayani orang – orang kafir, dan setiap orang yang menyadari bahwa mereka adalah orang berdosa. Lebih lanjut lagi, Yesus datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani bahkan memberikan nyawa-Nya bagi semua orang (10:45; 14:24). Jadi, jelaslah terlihat peran Yesus sebagai Mesias yang membawa Injil/kabar baik kepada kaum minoritas. Peran Yesus bukanlah menjadi raja yang dinanti-nanti, tetapi menjadi seorang Pribadi yang menunjukkan kuasa-Nya dengan randah hati dan melayani semua orang. Figur Yesus seperti yang telah diuraikan di atas adalah figur yang ditampilkan pula dalam perikop ini: Mesias bagi kaum minoritas.
Ayat 24-26:
Yesus berangkat dari Genesaret menuju ke daerah Tirus. Tirus adalah sebuah daerah yang berbatasan langsung dengan Galilea. Ada hubungan yang dekat antara Tirus dengan Palestina, terutama pada saat pemerintahan Herodes Agung. Daerah ini jelas adalah daerah orang kafir dan orang Yahudi menyebutkan bahwa orang-orang Tirus adalah “musuh-musuh terjahat” kami. Melalui kehadiran Yesus di tanah orang kafir, Markus ingin menunjukkan bahwa Yesus terbuka dan memiliki belas kasihan keepada mereka. Yesus “masuk ke sebuah rumh dan Ia berharap tidak seorang pun tahu dan menyadari kehadiran-Nya” (ay. 24); kemungkinan besar Yesus masuk ke dalam sebuah rumah untuk mundur sejenak dari pelayanan-Nya. Tindakan ini adalah tindakan wajar karena memang terkadang Yesus dan para murid mengasingkan diri sementara dari pelayanan dan masuk ke dalam  sebuah rumah, sebuah perahu atau gunung. Kehadiran Yesus di daerah Tirus ternyata diketahui oleh seorang ibu yang berkebangsaan Siro-Fenisia. Ibu tersebut berusaha menemui Yesus. Siro-Fenisia adalah daerah yang terletak di antara Tirus dan Sidon, provinsi Siria. Perempuan ini adalah seorang Yunani, yang dapat juga dikatakan seorang Kanaan karena pada masa itu Kanaan termasuk dalam daerah Tirus dan Sidon. Markus dengan sengaja memperkenalkan para kaum “terpinggirkan” yang datang dan meminta Yesus melakukan sesuatu untuk mereka. Terkadang mereka yang datang kepada Yesus tidak memiliki status dalam masyarakat, seperti janda miskin; atau mereka memiliki statusyang rendah/lemah datang kepada Yesus dan kebanyakan dari mereka adalah wanita. Ibu ini memiliki seorang anak perempuan yang kerasukan roh jahat. Kata Yunani “akatartos” yang berarti tidak bersih atau najis di dalam ayat 25 dipakai untuk menunjukkan sesuatu yang tidak bersih atau najis jika dihadapkan dengan kekudusan Allah. Tampaknya Markus ingin membandingkan bagian teks ini dengan perikop sebelumnya, yaitu diskusi antara Yesus dengan orang-orang Farisi tentang kenajisan pada 7:1-23 sehingga menyebut roh dari anak yang kerasukan setan (ayat 30) dengan sebutan unclean spirit (Roh najis/roh jahat). Perempuan Siro-Fenisia tersebut menghampiri Yesus dan bersujud di bawah kaki-Nya memohon Yesus mengusir setan itu dari anaknya.
Ayat 27-29:
Percakapan Yesus dengan perempuan Siro-Fenisia di dalam cerita ini adalah percakapan dalam bentuk kiasan. Pernyataan kiasan Yesus kita jumpai pada kata-kata: anjing, roti, remah-remah dan anak-anak. Kata “anjing”(kunarion) menunjukan ada anjing kecil peliharaan yang biasanya ada di  rumah-rumah orang kafir. Biasanya dikalangan orang Yahudi Palestina, anjing yang dimaksud adalah anjing liar pemakan bangkai, tetapi di rumah-rumah orang yang hidup dengan budaya Yunani, terkadang anjing dijadikan binatang peliharaan. Bagi orang Yahudi kata anjing adalah ungkapan yang dipakai untuk merendahkan seseorang (Mat. 7:6 “jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing”). Oleh karena itu, pemakaian kata anjing disini memperlihatkan bahwa perempuan Siro-Fenisia memiliki status sosial yang lebih rendah. Kata “roti” dalam teks ini sebenarnya memiliki hubungan dengan cerita sebelum dan sesudahnya tentang Yesus memberi makan lima ribu orang dan empat ribu orang (6:30-44; 8:1-9). Lebih jauh lagi, ungkapan “makan sampai kenyang” pada 7:27a memiliki paralel dengan dua perikop tentang Yesus memberi makan lima ribu orang dan empat ribu orang (6:42; 8:4,8). Sehinggs dapat dipatikan bahwa anak-anak yang makan sampai kenyang adalah orang Yahudi. Hal ini memperlihatkan bahwa berkat Yesus pertama-tama adalah untuk orang Yahudi.
Dari pernyataan Yesus ada ayat 27, jelas bahwa Yesus tidak memberikan harapan apa-apa terhadap perempuan Siro-Fenisia ini. Justru dengan membandingkan status anak-anak dengan anjing peliharaan terkesan sekali adanya upaya penolakkan dari Yesus. Perbandingan yang diucapkan Yesus sesungguhnya bersumber dari latar belakang di Perjanjian Lama dan Yudaisme, bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang dirancang secara khusus untuk menjadi anak-anak Allah (Ulangan 14:1). Dengan pengertian ini, maka jelaslah bahwa bangsa Israel mendapat sebuah kehormatandi hadapan Allah. Ungkapan “anak-anak makan terlebih dahulu” mengacu kepada pemilihan Allah kepada bangsa Israel dan rencana Allah untuk Injil juga diberitakan pertama-tama di Yudea, lalu kemudian ke seluruh bumi (Roma1:16; 2:9f; Kis. 3:26; 13:46).
Jawaban perempuan di dalam ayat 28 “Benar Tuhan! Dan anjing-anjing ...” mendukung pemahaman bahwa memang “roti” tersebut diperuntukkan bagi orang Yahudi. Yang menarik disini adalah bagaimana perempuan ini memakai pernyataan kiasan Yesus dan menerapkannya ke dalam kehidupannya, dengan mengatakan bahwa anjing-anjing itupun mendapatkan roti tersebut walaupun hanya remah-remah. Sesungguhnya, maksud dari pernyataan kiasan itu hendak memperlihatkan kebenaran bahwa membiarkan anak-anak tetap makan, tetapi mengizinkan anjing untuk menikmati remah-remah sama sekali tidak meniadakan acara makan anak-anak, karena permintaannya bukanlah sepotong roti, namun hanya sedikit remah-remah. Tanggapan perempuan Siro-Fenisia menunjukkan bahwa ia mengakui hak bangsa Israel yang menerima keselamatan sebagai umat pilihan, tetapi dia juga meyakini bahwa “anjing-anjing” pun atau orang-orang yang bukan Yahudi berhak mendapatkannya. Oleh sebab itu, ungkapan perempauan ini menggambarkan sebuah kiasan bahwa kasih karunia dari Allah yang berlimpah bagi manusia itu, ternyata lebih dari cukup walaupun penerima hanya mendapatkan sebagian kecil dalam arti remah-remahnya saja. Meskipun Yesus menjawab permohonannya dengan kiasan anak dan anjing, perempuan tersebut tidak tersinggung dan merasa terhina, ia tetap merendahkan dirinya dengan harapan anaknya dapat disembuhkan. Perempuan Siro-Fenisia ini menjadi contoh bahwa iman yang sederhana dan tulus dari seorang non Yahudi diperhitungkan Yesus untuk menerima pertolongan keselamatan-Nya.
T. Ch. S. M/Maji

Catatan Tambahan
Penulis : Markus.
Waktu Penulisan : Antara tahun 50 dan 70 Masehi.
Rentang Waktu : Sekitar 3,5 tahun (tahun 29-33 Masehi)
Judul Kitab : Dari  penulis kitab ini : Markus.
Latar Belakang : Kitab Markus adalah kitab terpendek dari keempat Injil dan merupakan sebuah kitab tentang tindakan yang lebih terfokus pada perbuatan Yesus daripada perkataan-Nya. Secara umum diterima bahwa khotbah Petrus, sahabat Markus, merupakan sumber utama materi Injil ini. Markus juga menghabiskan waktu dengan Paulus dan Barnabas ketika ia kembali bersama mereka dari Yerusalem ke Antiokhia dalam perjalanan pengabaran Injil mereka yang pertama. Akan tetapi, Markus pulang lebih dahulu dan kemudian ke Yerusalem. Kemudian Barnabas ingin membawa Markus dalam perjalanan penginjilan kedua, namun Paulus tidak setuju dan berangkat dengan Silas. Paulus dan Barnabas berdamai kembali di kemudian hari, dan Markus menjadi sahabat dekat dan penolong Paulus.
Tempat Penulisan :  Roma (kemungkinan ketika Petrus dan Markus berada dalam penjara)
Mulanya ditujukan kepada : Secara umum kepada semua orang non Yahudi, tetapi terutama kepada orang Roma.
Isi : Injil Markus menberikan gambaran yang hidup atas Yesus dengan pengajaran, penyembuhan, dan pelayanan-Nya terhadap kebutuhan orang-orang. Yesus merupakan contoh yang sempurna dan korban yang sempurna bagi manusia disepanjang masa. Pelayanan-Nya kepada umum termasuk ketika Ia memperlihatkan kekuasaan ilahi-Nya atas penyakit, alam, setan-setan dan bahkan maut. Mujizat mujizat ini juga menunjukkan belas kasihan Yesus terhadap dunia yang sedang terluka. Namun, perlawanan dan kebencian terhadap Yesus bertumbuh dari pihak Imam Besar, orang-orang Farisi, dan Saduki. Pada akhirnya, Yesus bersedia membiarkan terjadinya penangkapan dan penyaliban atas diri-Nya. Akan tetapi kebangkitan-Nya memeteraikan kemenangan puncak bagi semua yang percaya kepada-Nya untuk menyelamatkan mereka.
Kata Kunci : “Pelayanan”; “Segera”. Pelayanan Yesus kristus berpusat di sekitar keberadaanNya sebagai “pelayan” bagi semua orang, memberi hidupNya sebagai tebusan bagi banyak orang. Injil Markus mengunakan istilah “segera” untuk menekankan penting dan mendesaknya untuk mempercayi Anak Allah, yaitu … sekarang.
Tema :
  • Yesus peduli terhadap seluruh aspek hidup kita.
  • Tindakan Yesus sesuai dengan perkataanNya, maka kita pun harus berbuat demikian jika kita ingin menjadi seorang saksi yang baik bagi-Nya.
  • Kematian Yesus Di atas Kayu Salib membayar harga setiap dosa kita hanya bila kita berpaling kepada-Nya dengan hati yang bertobat dan mempercayaiNya sebagai Juruselamat.
  • Tidak ada sebuah pribadi pun yang terlalu rendah dan berada di luar jangkauan tangan kasih Allh.
  • Seperti Yesus telah datang untuk melayani kita, maka kita juga harus melayani orang lain.
Garis Besar :
  • Permulaan pelayanan Yesus Kristus 1:1-13.
  • Pelayanan Yesus dengan penyembuhan dan pengajaran-Nya.  1:14-8:26.
  • Instruksi yang diberikan Yesus kepada murid-murid-Nya   8:27-13:37.
  • Pengkhianatan, pengadilan dan penyaliban.   14:1-15:41.
  • Penguburan dan kebangkitan-Nya.  15:42-16:20.

Sumber : Lembaga Alkitab Indonesia.

DOA; sangat besar kuasanya

YESUS MEMBUATMU BERHARGA