MENERIMA MAHKOTA KEMENANGAN


Bacaan : 1 Petrus 1: 3 – 12

LATAR BELAKANG NAS

Surat ini ditujukan kepada jemaat Kristen yang berstatus sebagai pendatang dan perantaudi daerah Asia Kecil di bagian utara. Mereka hidup di tengah kondisi dan situasi masyarakatserta penguasa yang cenderung menolak bahkan memusuhi mereka. Sebab itu penulisan surat ini memiliki tujuan penting agarjemaat sadar dan siap sedia dalam mengalami tantangan dan menanggung derita oleh sebab iman kepada Kristus. Namun demikian penulis mengingatkan dan menguatkan bahwa segala penderitaan mereka tidak akan membuat mereka kalah karena kekuatan iman mereka terletak pada Kristus yang telah mengalami derita sengasara dan kematian dalam menebus manusia dan mengampuni dosa manusia. Kristus yang telah bangkit dan menang atas maut menjadi sumber pengharapan setiap orang percaya akan kebangkitan dan kehidupan kekal yang jauh melebihi apapun juga. Kristus yang hidup, menyertai dan menguatkan umat-Nya dalam pengharapan iman mereka untuk tetap tekun dan setia sampai perwujudan kemuliaan sorgawi dinyatakan kepada mereka yang tekun beriman.

PENJELASAN NAS

Ayat 3 – 4

Penulis Petrus menyampaikan pujian kepada Allah atas anugerah keselamatan yang diberikan melalui kebangkitan Kristus sebab dengan itu manusia, khususnya orang percaya beroleh pengharapan untuk dapat menerima bagian dalam kehidupan kekal yang sudah disiapkan di sorga. Kekayaan rohani ini tidak dapat dibandingkan dan disejajarkan dengan apapun. Juga tidak ada satu derita dan sengsara apapun yang dapat merebutnya dari hati orang percaya.

Ayat 5

Orang-orang percaya dipelihara oleh kekuatan Allah. Dipelihara punya makna dilindungi, dijagai. Orang-orang percaya sesungguhnya mengalami pemeliharaan Allah selama masa penantiaannya akan perwujudan keselamatan dan hidup kekal di zaman akhir. Orang-orang percaya dikuatkan akan penjelasan ini sehingga siap sedia dalam menghadapi apapun yang dapatterjadidalam hidupnya. Mereka yang terus berharap dan mengandalkan kekuatan Allah, merekalah yang akan menang dan menerima mahkota kemenangan Allah dalam kerajaan-Nya.

Ayat 6 – 7

Orang-orang percaya diajak untuk bergembira dalam hal pengharapan akan hidup kekal dan pemeliharaan dalam kekuatan Allah sehingga berbagai-bagai pencobaan yang secara manusiawi menimbulkan derita dan sengsara, tetapi mereka yang sungguh dalam Kristus memiliki kekuatan pengharapan yang tak tertandingi. Tetap dikedepankan di sini tentang peranan dan porsi orang-orang percaya dalam menjalani kehidupan yang diperhadapkan pada berbagai-bagai tantangan. Artinya iman yang proaktif dari setiap orang percaya sangat diperlukan, bahkan perlu diuji dan dibuktikan tatkala pergumulan dan tantangan itu datang melanda apakah imannya memiliki kemurnian jauh melebihi emas yang diuji dengan api. Di sini orang-orang percaya ditantang untuk membuktikan kemurnian iman dalam mengikuti Kristus. Hanya iman yang dilandasi atas kasih kepada Kristus sajalah yang akan tahan uji.

Ayat 8 – 9

Iman sejati bukanlah iman yang karena melihat baru percaya tetapi iman yang percaya karena mendengar dan dengar-dengaran akan Allah dan firman-Nya. Iman itu akan membawa setiap orang percaya akan sikap kasih kepada Allah yang telah terlebih dahulu menyentuh umat-Nya dengan kasih. Ada suatu kegembiraan yang tak terperikan tatkala umat-Nya menyelam dan tenggelam dalam relasi cinta kasih ilahi seperti ini yang hanya dapat dirasakan oleh setiap mereka yang telah mengalami keselamatan jiwa melalui kematian dan kebangkitan Kristus.

Ayat 10 – 12

Keselamatan yang sekarang diterima itu merupakan sebuah anugerah yang amat sangat berharga sebab jauh-jauh hari sebelumnya telah disampaikan kepada para nabi, diselidiki dan diteliti oleh mereka dan disampaikan oleh mereka kepada umat Allah dengan tuntunan Roh Kudus yang diutus dari sorga. Kesaksian nubuat para nabi kala itu menyebutkan tentang penderitaan yang menimpa Kristus dan segala kemuliaan yang menyusul setelah itu. Penyampaian ini sungguh menarik bagi pembaca surat Petrus sehingga mereka dapat dikuatkan dan disemangati dalam menjalani kehidupan dan keimanan mereka sebagai pengikut Kristus. Keistimewaan orang-orang percaya semakin dipertegas lagi tatkala penulis Petrus menyebutkan bahwa para nabi itu dalam pemberitaannya sebenarnya sedang melayani orang-orang yang percaya kepada Kristus. bahkan berita keselamatan itu sendiri mengundang rasa heran dan penasaran para malaikat.


GAGASAN UTAMA

Kehidupan sebagai orang yang percaya memiliki kemungkinan untuk menghadapi berbagai-bagai tantangan oleh karena imannya kepada Kristus. Namun seberat apapun tantangan dan derita itu tidak akan pernah bisa melebihi kebesaran kemuliaan keselamatan dan hidup kekal di sorga yang dianugerahkan Allah melalui kematian dan kebangkitan Kristus karena besar kasih-Nya. Bahkan Allah dalam kasih-Nya juga berkenan melimpahkan kekuatan yang memelihara iman orang percaya untuk terus menjalani hidup sambil menantikan perwujudan dan penggenapan kehidupan kekal di zaman akhir. Dengan demikian orang-orang percaya melihat dan merasakan betapa besarnya kasih Allah pada dirinya dan memotivasinya untuk hidup dalam kasih kepada Allah. Mereka yang tekun dan setia dalam iman, harap dan kasihnya pada Allah yang akan menang dan menerima mahkota kemenangan yang tak dapat layu, yakni kehidupan kekal di sorga.


TUJUAN KHOTBAH 
1.      Agar warga jemaat bisa menyebutkan bahwa mereka sadar, memahami dan siap bahwa konsekuensi dari iman kepada Kristus bisa saja berupa derita dan sengsara sehingga tidak akan goyah dan kalah karena tahu bahwa Allah telah menyelamatkan dan Allah selalu menyertai mereka. 
2.      Agar warga jemaat dapat menyebutkan bahwa Allah begitu mengasihi umat-Nya sehingga Allah menganugerahkan penebusan dan pengampunan dosa melalui kematian dan kebangkitan Kristus yang telah dinubuatkan kepada dan oleh para nabi. 
3.      Agar warga jemaat bisa menyampaikan tekad untuk tetap tekun dan setia dalam iman kepada Kristus sehingga menarima mahkota kemenangan walau dalam hidupnya harus menghadapi berbagai-bagai tantangan sebab hal yang Kristus sudah siapkan, yakni kehidupan kekal di sorga sangat jauh melebihi semua pergumulan itu.



MENERIMA MAHKOTA KEMENANGAN 
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Hal-hal yang ada dalam kehidupan kita sering menggambarkan mengenai suatu perlombaan atau bahkan peperangan. Mau dikatakan di sini bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Hidup bukanlah hidup jika di dalamnya tidak ada perjuangan. Sebab itu mental dan sengat siap dan sedia berjuang merupakan hal yang melekat dalam hidup manusia. Mereka yang bertahan dan tekun sampai akhir dalam kesetiaan akan dikatakan sebagai pemenangnya. Tida ada kemengan tanpa perjuangan, itu yang harus kita senantiasa ingat.


Perjuangan itu ternyata juga menyentuh ranah iman manusia, Ya, beriman berarti berjuang. Berjuang untuk tetap beriman di tengah gencarnya godaan kehidupan. Mempertahankan iman dalam menghadapi kerasnya tantangan dan pergumulan. Tetap setia dalam iman meski ada derita sengsara yang dialami. Tetapi sebagaimana hidup adalah perjuangan.Barangsiapa y ang bisa tekun dan setia dalam perjalanan menuju garis akhir, dialah pemenang. Maka begitu pula dalam kita beriman. 


Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,


Petrus mengawali perikop ini dengan sebuah ungkapan syukur kepada Allah Bapa di sorga atas anugerah keselamatan yang Ia berikan di dalam dan melalui Kristus yang telah mati dan bangkit. Syukur ini hendak mengingatkan umat bahwa keselamatan hanya bisa dimiliki manusia karena Allah yang menganugerahkannya. Ingat, bahwa tidak seorang manusiapun yang dapat menyelamatkan dirinya sendiri, dengan segala kekuatan, kepintaran, kekuasaan dan kekayaan yang dimilikinya. Pemahaman ini penting untuk disadari sebagai pijakan iman kita bahwa oleh karena anugerah Allahlah kita bisamenerima keselamatan. Hidup kita adalah anugerah, maka jangan ada orang yang meninggikan diri di hadapan sesama terlebih Tuhan.


Anugerah kasih Allah yang menganugerahkan keselamatan dan hidup kekal itulah yang juga membawa kita dalam relasi dengan Allah yang sepenuhnya diwarnai dengan cinta kasih Allah. Dalam anugerah-Nya itu, kita juga dimampukan untuk beriman. Beriman kepada Allah dalam perjalanan hidup dalam wujud menerima Kristus dan tetap setia dalam menghadapi berbagai pergumulan dan tantangan. Ya, meski anugerah keselamatan itu telah menjadi bagian kita, namun bukan berarti kita terlepas dari pergumulan hidup.


Setiap orang percaya perlu menyadari dengan sesadar-sadarnya bahwa tantangan dan pergumulan masih bisa melanda. Bahwa tantangan imannya pun juga masih akan muncul. Dengan memiliki kesadaran ini, orang percaya akan menjadi pribadi yang dewasa dalam beriman, tidak cengeng dan mudah putus asa sebab ia tahu bahwa pergumulan dan tantangan merupakan bagian dari kehidupan yang harus dijalani dan dihadapi.

Walau demikian, orang-orang percaya tetap bisa tegar karena ia tidak sendirian. Allah tetap menyertai umat-Nya dengan kasih dan kuasa-Nya. Bahkan orang percaya mengalami pemeliharaan dalam kekuatan Allam dalam seluruh segi kehidupannya termasuk dalam imannya. Itulah mengapa Petrus memotivasi pembaca untuk bergembira walau ada derita sengsara yang harus dialami dan dihadapi. Gembira dan sukacita itu sangat berdasar sebab yang pertama bahwa apa yang akan orang percaya terima adalah kehidupan yang tak akan layu, kehidupan kekal bersama dalam kerajaan-Nya. Ini tidak bisa ditukar dengan apapun juga termasuk oleh penderitaan terberat di dunia sekalipun. Orang-orang percaya diingatkan bahwa mereka telah masuk dalam karya keselamatan Allah dalam Kristus sehingga inilah yang tetap menguatkan mereka. Yang kedua, orang-orang percaya tetap dan senantiasa mendapatkan penyertaan, pertolongan dan pemeliharaan Allah dalam kekuatan-Nya yang tak tertandingi.

Jemaat yang dikasih Tuhan Yesus Kristus,

Begitu besarnya kasih Allah pada kita. Hikmat-Nya begitu luas tak terselami dalam segala karya-Nya. Tetapi satu hal, Ia memperlihatkan kepada kita tentang sebuah cinta kasih yang mulia dan megah. Sedemikian Allah mengasihi kita sehingga Ia rela untuk menebus kita melalui kerendahan, penderitaan dan kematian untuk menebus kita dari dosa-dosa kita. Kita bersyukur dalam kuasa kebangkitan-Nya kita dibawa masuk dalam naungan kasih ilahi yang tak tertandingi. Allah merancang hal tersebut dengan penuh kecermatan dan persiapan yang matang. Para nabi telah menerima nubuat itu dan menggerakannya dalam pemberitaan mereka. Para nabi telah meneliti dan mencermati dan menemukan kedalaman kasih Allah di dalam karya yang dilakukan-Nya melalui Kristus. Bahkan karya Allah itu sendiri pun mengundang rasa heran dan penasaran para malaikat-Nya. Betapa mengagumkan segala perbuatanAllah dalam hidup kita. 


Merasakan limpahan kasih ilahi dengan bertubi-tubi seperti ini, rasa-rasanya tepat jika dikatakan bahwa apa yang kita rasakan dan terima itu sangat lebih dari cukup. Yang lebih bagi kita sehingga kita tetap terus berjalan dalam hidup yang sementara ini dan berjuang di dalam hidup yang fana ini. Itu artinya jika karena iman, kita menghadapi tantangan, pergumulan, derita dan aniaya sekalipun, tidak sedikitpun iman kita bergeser dari kasih Allah. Gumul juang derita aniaya bisa berbentuk apapun dan bahkan bagi sebagian orang, itu data silih berganti namun ingatlah satu hal yang pasti, itu semua tak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Allah tak pernah meninggalkan kita. Ia menyertai kita dalam badai yang terbesar sekalipun sebab Ia setia. Ia pasti bekerja dalam cara dan kuasa yang begitu luar biasa untuk memelihara dan menguatkan serta memampukan kita menghadapi dan melewati badai itu. Mahkota kemenangan telah Allah persiapkan bagi kita yang tetap bertekun dan setia mengikuti-Nya dalam iman kepada-Nya. Melalui perjuangan ada kemenangan dan kemuliaan. Mari andalkan Dia dan selalu berharap pada-Nya senantiasa. Amin.  D.N.U/lph/SGDK/Edisi 44.

HIDUPKU IBADAH



Bacaan : Yakobus 1 : 19 – 27
TEKS
Yakobus memberi beberapa nasehat praktis kepada orang-orang percaya saat itu. Nasehat pertamanya, bagiamana iman diungkapkan dalam kehidupan sehari-hari? Menurut ayat 19 dan 20 kita harus cepat mendengar dan lambat berkata-kata, lambat untuk marah. Yakobus mau mengatakan bahwa banyak permasalahan muncul dalam hidup karena lidah tidak dikendalikan. Secara eksplisit bahkan dikatakan bahwa sekalipun orang itu beribadah kepada Allah, tetapi kalau tidak mengekang lidahnya, itu menipu dirinya sendiri. Bandingkan dengan Amsal 10 : 19 “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa menahan bibirnya, berakal budi.” Jadi jelas bagi kita bahwa makin banyak bicara kemungkinan salah, juga semakin besar, karena itu lebih baik kita menahan bicara kita. “Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan”. (Amsal 13:3).
Yakobus dan Penulis Amsal tidak melarang kita untuk bicara. Silahkan berbicara. Tetapi berbicaralahyang membangun, yang konstruksi dan positif. Karena itu berpikirlah terlebih dahulu sebelum kita berbicara. Dipukul dengan kata-kata itu jauh lebih sakit dibandingkan dengan dipukul dengan tangan atau alainnya. Kalau orang sakit biasa bisa disembuhkan, tetapi kalau orang sakit hati karena kata-kata kita, itu sulit disembuhkan.
Nasehat Yakobus yang lain adalah lambat marah. Marah itu sesuatu yang normal. Berbahagialah kalau kita masih bisa marah, sebab kalau kita sudah sampai tidak bisa marah lagi, itu tandahnya semua syaraf dan emosi kita sudah mati, kita dalam keadaan sakit parah. Masalahnya bukan boleh atau tidak bolehmarah, melainkan apakah kita terlalu marah atau lambat marah. Firman Tuhan mengatakan yang baik adalah lambat marah.
Orang yang lambat marah menunjukkan bahwa dia (1)mempunyai daya toleransi yang tinggi terhadap orang lain. Ada orang yang mempunyai daya toleransi rendah, sehingga orang yang keliru sedikit saja, marahnya luar biasa. Inilah orang perfeksionis. Orang seperti ini bukan hanya merugikan orang lain, melainkan menyiksa dirinya sendiri. Karena tidak akan mungkin dia menemukan orang yang tidak pernah berbuat salah. Orang yang mempunyai daya toleransi tinggi lebih mudah untuk memaafkan. Ini yang dikehendaki Tuhan, sebab ia tidak suka menyimpan kesalahan orang lain, tetapi memaafkan. (2) orang yang lambat marah adalah orang yang lebih cepat mengerti orang lain. Ada orang yang maunya orang lain seperti dia. Dia mengukur orang lain dengan dirinya sendiri.
Ada marah yang baik, yaitu amarah Tuhan. Kalau Tuhan marah karena kita pantas dimarahi. Amarah Tuhan dapat dikatakan sebagai marah yang kudusdan ini yang membedakan apakah kita pantas marah atau tidak. Marah yang kudus adalah kalau kita marah melihat kebenaran, keadilan dan kekudusan itu diinjak-injak. Yesus sangt marah ketika Bait Allah dijadikan pasar, karena bukan hanya tidak pantas, tetapi di halaman Bait Allah itu, kecurangan, kerakusan, penindasan, penipuan yang lainnya terjadi dengan leluasa. Marah yang kudus juga terlihat ketika ada tindakan yang menimbulkan penderitaan orang banyak atau menambah penderitaan orang yang sudah menderita. Marah yang kudus tidak akan berubah menjadi benci, apalagi dendam. Cepat atau lambat seseorang pasti marah, mampu atau tidak, seseorang mengendalikan dirinya (emosinya), menurut Yakobus juga ditentukan oleh banyak atau sedikitnya hal yang kotor (hal yang jahat) di dalam dirinya.
Nasehat terakhir dari Yakobus adalah hendaklah kita menjadi pelaku firman bukan hanya menjadi pendengar saja. Yang menjadikan kita sebagai orang Kristen bukan karena kita banyak mendengar firman Tuhan, melainkan ketika kita melakukan firman Tuhan yang kita dengar itu. Karena itu, kita tidak perlu ke sana dan kemari hanya untuk mendengar pengkhotbah yang bagus. Yang lebih penting adalahapakah kita melakukan firman yang kita dengar. Banyak orang Kristen yang menjadi pendengar firman yang setia dan pengkhotbahyang hebat, tetapi sangat sedikityang menjadi pelaku firman Tuhan yang benar dan bertanggung jawab. Yakobus sekali lagi menegaskan jangan hanya menjadi pendengar, tetapi harus juga menjadi pelaku firman Tuhan (bandingkan Matius 7:22 – 23).
KONTEKS
Mengenai latar belakang sebuah kitab atau surat dalam Alktiab menolong kita untuk dapat memahami suatu kita atau surat tersebut dengan lebih baik dan mudah. Rasul Yakobus adik Tuhan Yesus mengirimkan suratnya kepada ke-12 suku di perantauan, yaitu orang-orang Kristen Yahudi yang hidup terpencar-pencar di Palestina.
Yakobus sangat menekankan praktik kehidupan Kristiani secara benar, seperti berbicara yang benar, mengendalikan lidah, pratik kasih, ibadah yang sejati dan lain-lain sebagai buah-buah iman. Perhatian utama Yakobus adalah ketekunan dalam bertobat kepada Allah dan berkembang dalam menghayati moralitas Injil. Yakobus melihat hubungan yang erat antara iman kepada Allah dan kasih kepada sesama.
PEMAHAMAN TEOLOGIS
1.      Yakobus begitu menekankan bahwa iman seseorang yang merupakan hubungan khusus kepada Allah mesti terlihat atau menampakkan wujudnya pada kasih kepada sesama dan perilaku hidup sehari-hari orang percaya. 
2.      Ibadah kepada Allah yang merupakan kegiatan seremonial dan ritual kerapkali dilakukan oleh orang percaya. Akan tetapi, perlu juga dipahami bahwa ibadah seremonial itu masih terus berlanjut dalam ibadah aktual (perilaku hidup sehari-hari). 
3.      Ibadah gereja atau ibadah persekutuan orang percaya memiliki beberapa aspek antarai lain aspek diakonal (pelayanan), aspek marturia (kesaksian), dan aspek pembinaan. 
SBT/edisi 30/2016

DOA; sangat besar kuasanya

YESUS MEMBUATMU BERHARGA