PEDULI KEPADA SESAMA


Bacaan Amsal 3 : 27 – 28

            Manusia tidak hidup seorang diri. Sejak semula manusia diciptakan dalam kebersamaan. Ia diberi pendamping yang sepadan dalam hubungan yang saling menopang dan saling menghargai. Selalu ada hubungan dengan orang lain, sesama, entah dalam rumah tangga, dengan tetangga, dalam kerja, dalam perjalanan dan pertemuan. Hubungan itu bisa antara orang tua dan anak, atasan dan bawahan, antara sahabat, antara pribumi dan orang asing, entah langsung berhadapan muka atau lewat komunikasi elektronik. Interaksi tidak dapat dihindari, suatu hubungan timbal balik.
            Ada selalu yang membutuhkan bantuan dan yang rela memberi bantuan. Sejak dini seseorang dibantu oleh orang tua, oleh pendidik dan pembina, dan dibekali pengalaman dalam hubungan dengan orang lain. Setinggi apa pun jabatan, seseorang tak akan dapat menjalankan tugasnya tanpa asistensi. Sekalipun orang bunuh diri, selalu ada penyebabnya yang berkaitan dengan orang lain. Orang tidak dapat menghindar dari relasi dengan sesama. Memang orang dapat mengasingkan diri, menyepi, karena kecewa atau putus asa, atau untuk tujuan spiritual, tetapi sekali kelak ia akan berhubungan lagi, bersosialisasi. Itu kodrat, bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Kristus sendiri datang, manjadi manusia (Yohanes 1:14) menjadi sesama, yang menyapa dan disapa.
            Kata ’salign’ muncul dalam hubungan timbal balik itu, seperti memberi dan menerima, permintaan dan penawaran, pertobatan dan pengampunan, kejahatan dan pembalasan atas hukuman, perbuatan baik dan pahala, kemurahan dan rasa syukur, produsen dan konsumen. Sebab akibat seperti itu terjadi pula dalam alam semesta : karena pencemaran yang semakin meningkat, terjadi iklim yang semakin memanas di seluruh dunia, sehinggaa gunung-gunung es di kutub mencair dan naiklah permukaan laut. Setiap segi terjalin dengan segi yang lain, dalam suatu keseimbangan yang menakjubkan. Dalam hubungan antar sesama keseimbangan itu pula terjadi, kata rasul Paulus (2 Korintus 8:13-15). Kita harus rela berbagi segala karunia yang diberikan Tuhan kepada Kita.Kita tergantung pada kemurahan Tuhan (Amsal 3:5-8).
            Memang setiap orang punya ’harga diri’ dan ’kepentingan’. Itu tak dapat disangkaal, sebagaimana ungkapan. ”Ini dadaku, mana dadamu!”, ucapan seorang pemimpin bangsa. Ada harga diri dan kebanggaan diri dalam ucapan itu, yang sekaligus menantang. Keakuan itu bisa begitu kental, entah dalam soal makanan, harta, kuasa, yang menutup segala kemungkinan peran orang lain. Orang bisa saja menyebutnya watak, namun sifat itu mengingkari hakekat hidup bersama. Amanat hidup itu ialah ’berbagi segala karunia Tuhan’, menjadi berkat, bukan laknat.
            Kedatangan Tuhan ke dalam dunia dalam wujud ’manusia’, karena kepedulianNYA kepada umat manusia (Yohanes 3:16), harus dapat dijadikan teladan dan dorongan bagi setiap insan beriman dalam hubungan dengan sesama.

Tidak ada komentar :

DOA; sangat besar kuasanya

YESUS MEMBUATMU BERHARGA