Bacaan Markus 15 : 33 – 39
Jumat, 06 Apr 2012
Saudara Kekasih Kristus ....... Dalam acara penyuluhan tentang bahaya narkoba, ditayangkanlah film yang memperlihatkan betapa mengerikannya dan betapa menderitanya orang yang kalau sudah sampai kecanduan atau sakau, dan tampaknya sudah bukan seperti manusia lagi. Tentu dengan tayangan itu diharapkan dapat memberikan gambaran supaya orang tidak berani mencoba-coba, atau main-main dengan narkoba. Itulah gambaran juga buat kita tentang bahaya atau ngerinya akibat dari dosa sebagaimana yang dialami oleh Yesus di kayu salib meski Ia sendiri tidak berdosa, telah dijadikan berdosa sebagai ganti kita.
Supaya kita tidak perlu lagi mengalami apa yang ia alami. Inilah sesungguhnya yang paling menyakitkan bagi Yesus, oleh karena menanggung dosa-dosa kita itulah, Ia mengalami keterasingan dan ditinggalkan Allah. Jadi sesungguhnya teriakan Yesus "Eloi, Eloi, lama sabakhtani, bukankah menunjukkan penderitaan yang begitu hebat yang dialaminya: difitnah, didera, dinista, dihina, diludahi, disiksa. Hal itu semua tidak membuat Yesus mengaduh atau berteriak. Jadi puncak penderitaan yang paling tinggi dan dasar yang paling dalam dari semua penderitaan adalah ketika Ia ditinggalkan oleh Allah karena menanggung akibat yang paling fatal dari dosa. Ketika kita merenungkan bagaimana penderitaan Yesus pada hari Jumat siang itu di Jumat Agung ini, Dia menanggung penderitaan fisik yang luar biasa, tetapi juga mengalami perasaan ditinggalkan yang menakutkan sehingga Dia berseru "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?", inilah penderitaan sangat berat, yang tentunya mengingatkan kita betapa ngerinya akibat dari dosa itu, maka jangan main-main dan coba-coba. Sama seperti narkotika yang awalnya mulai dari coba-coba kemudian menjadi ketagihan dan sulit melepas diri. Selanjutnya dengan menanggung dosa-dosa kita, Yesus telah membuka jalan bagi kita sehingga dapat bersukutu dengan Bapa.
KJ.27 : 2
Doa: Terima kasih atas pengorbanan-Mu ya Tuhan sehingga kami dilayakkan menikmati persekutuan dengan-Mu
Supaya kita tidak perlu lagi mengalami apa yang ia alami. Inilah sesungguhnya yang paling menyakitkan bagi Yesus, oleh karena menanggung dosa-dosa kita itulah, Ia mengalami keterasingan dan ditinggalkan Allah. Jadi sesungguhnya teriakan Yesus "Eloi, Eloi, lama sabakhtani, bukankah menunjukkan penderitaan yang begitu hebat yang dialaminya: difitnah, didera, dinista, dihina, diludahi, disiksa. Hal itu semua tidak membuat Yesus mengaduh atau berteriak. Jadi puncak penderitaan yang paling tinggi dan dasar yang paling dalam dari semua penderitaan adalah ketika Ia ditinggalkan oleh Allah karena menanggung akibat yang paling fatal dari dosa. Ketika kita merenungkan bagaimana penderitaan Yesus pada hari Jumat siang itu di Jumat Agung ini, Dia menanggung penderitaan fisik yang luar biasa, tetapi juga mengalami perasaan ditinggalkan yang menakutkan sehingga Dia berseru "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?", inilah penderitaan sangat berat, yang tentunya mengingatkan kita betapa ngerinya akibat dari dosa itu, maka jangan main-main dan coba-coba. Sama seperti narkotika yang awalnya mulai dari coba-coba kemudian menjadi ketagihan dan sulit melepas diri. Selanjutnya dengan menanggung dosa-dosa kita, Yesus telah membuka jalan bagi kita sehingga dapat bersukutu dengan Bapa.
KJ.27 : 2
Doa: Terima kasih atas pengorbanan-Mu ya Tuhan sehingga kami dilayakkan menikmati persekutuan dengan-Mu