Tema : Memberikan
yang terbaik bagi Keluarga
Gagasan Tema : Ikut serta
menciptakan Hidup Rukun dengan Keluarga
Topik : “Hakku dalam
Keluarga”
Bacaan : Efesus 6 : 4
TEKS
Teks Efesus 6:4 merupakan bagian dari perikop Efesus 1-9 yang diberi
judul “Taat dan Kasih”. Secara khusus ayat 1 – 4 mengatur hubungan antara anak
dan orangtua. “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati
anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Efesus
6:4)
Ayat 4 ini tidak dapatterlepas dari ayat 1-3 dimana anak diminta
menaati dan menghormati ayah dan ibu, sebagaimana yang telah diperintahkan
dalam Hukum Taurat ke-5 (keluaran 20:12). Sedangkan orang-tua (Yun. Pater;
jamak. pateres, dapat berarti “ayah-ayah”
atau “ayah dan ibu”) diharapkan memberikan kepada anak mereka ajaran dan
teguran yang termasuk pengasuhan Kristen. Teks ini terdiri dari 2 pesan utama,
yang terdiri dari pesan negatif: “Jangan bangkitkan amarah di dalam hati
anak-anakmu,” dan pesan positif “didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat
Tuhan”. Jangan bangkitkan amarah mengandung makna bahwa orangtua diharapkan
tidak memberikan kesan negatif pada anak-anaknya melalui kata dan perbuatan
yang kasar. Namun orngtua justru harus mendidik dan memberikan disiplin pada
anak (Lihat Ibrani 12:5-11, Amsal 13:24; 23:13-14).
KONTEKS
Kitab Efesus merupakan salah satu kitb yang ditulis Paulus di dalam
penjara pada saat ia berada di Roma. Kitab ini ditujukan kepada orang-orang
Kudus yang berada di Efesus. Ditulis sekitar tahun 60 setelah Masehi. Tujuan
Paulus menulis surat ini kepada jemaat Efesus, didukung oleh keadaan masyarakat
Efesus pada saat itu. Keadaan masyarakat Efesus pada saat itu adalah masih
melakukan penyembahan terhadap Dewa Yunani (dewi Artemis). Mereka memahami dan
mempercayai bahwa dewi Artemis ini adalah Dewa kesuburan. Selain itu juga
mereka melakukan penyembahan dan tunduk kepada Kaisar. Melihat keadaan ini
tergeraklah hati Paulus untuk mengirimkan suratnya kepada jemaat di Efesus.
Surat ini berisikan nasihat, perintah, dan himbauan untuk hidup dalam
Kristus. Surat ii merupakan juga seruan kepada umat Tuhan supaya mereka
menghayati makna rencana agung dari Tuhan itu untuk mempersatukan seluruhumat
manusia melalui Yesus Kristus.
PEMAHAMAN TEOLOGIS
Dalam pemahaman iman GPIB, hubungan suami-istri-anak memiliki
kekhususan, dalam bentuk hubungan segi tiga sama sisi yang kokoh. Dalam hubungan
ini nilai-nilai kekristenan ditumbuhkembangkan.
Pendidikan Kristiani dalam keluarga menjadi tanggungjawab bersama
orangtua. Seorang ayah tidak bisa meninggalkan tanggungjawab pendidikan anak dan menyerahkan seluruh aspek pendidikan kepada ibu karena
dia sendiri berperan sebagai wakil
Allahdalam keluarga. Alkitab secara konsisten dari Perjanjian Lama sampai
Perjanjian Baru tidak pernah mengabaikan perenan Ayah dalam mendidik anak.
Orang-tua harus menjadi teladan dalam kehidupan dan perilaku Kristen,
serta lebih mempedulikan keselamatan anak mereka daripada pekerjaan, profesi, pelayanan
mereka di gereja atau kedudukan sosial mereka (bandingkan Mazmur 127:3).
ASP/SBT/eka