Hari 5 sesudah Natal
Minggu, 30 Desember 2012
Bacaan Alkitab : Wahyu 19 : 1 – 5
Saudara-saudara jemaat Tuhan Yesus Kristus,
Untuk memahami pemberitaan Kitab Wahyu ini, ada
baiknya kita lebih dulu mengenal latar belakangnya secara singkat, sebagai
berikut :
Kitab yang terakhir di Perjanjian Baru ini
ditulis sekitar tahun 100 masehi dan diberi nama “Wahyu kepada Yohanes”. Wahyu artinya
“menyingkap rahasia di balik tabir”. Wahyu merupakan suatu penglihatan (visi)
yang diberikan Tuhan Yesus kepada hamba-Nya, rasul Yohanes, berupa peristiwa
yang akan terjadi dan harus diterjemahkan/ditafsirkan, lalu ditulis untuk
disampaikan kepada pengikut Kristus (1:11).
Rasul Yohanes menerima wahyu dari Tuhan Yesus
sehubungan dengan penderitaan gereja, ketika ia berada di pulau Patmos sebagai
seorang buangan (1:9). Rasul Yohanes mengalami pemrintahan kaisar Demitianus
(81-96M), yang memaksakan penduduk daerah jajahannya menyembah kaisar sebagai
Tuhan. Kemudian hal itu diikuti oleh kaisar selanjutnya. Rasul Yohanes memimpin
gereja di Yerusalem dan Asia Kecil, menentang penyembahan kaisar Romawi. Karena
itu Yohanes dibuang ke pulau Patmos dan banyak jemaatnya yang dibunuh. Ini
merupakan masa-masa yang kelam bagi gereja. Iman dan kesetiaan kepada Yesus
menyebabkan gereja harus mengalami tekanan dan aniaya.
Para kaisar Romawi sebagai anti Kristus itu,
digambarkan dalam pasal 13 sebagai binatang berkepala 7 dan bertanduk 10,
memakai nama hujat dan dalam pasal 17:6 digambarkan sebagai pelacur besar yang
sudah mabuk darah orang kudus.
Kitab Wahyu berisi berita tentang tindakan
Allah yang bersifat futuris (akan datang) dan eskatologis (yang terakhir), untuk
menghukum para anti Kristus dan memberi penghiburan bagi gereja yang sedang
berjuang ditengah penderitaannya, dengan itu gereja diharapkan tetap memiliki
kekuatan iman serta harapan kepada Tuhan.
Saudara-saudara jemaat Tuhan Yesus Kristus;
Dalam pembacaan kita saat ini, Wahyu 19:1-5,
Rasul Yohanes mengungkapkan salah satu dari sekian rentetan penglihatannya yang
diberikan oleh Tuhan Yesus kepadanya. Penglihatan ini mengenai penghuni sorga
yang memuliakan Allah karena menyaksikan tindakan Allah terhadap anti-Kristus
yang kejam.
Pada ayat 1-2, Para penghuni Sorga yang adalah
pengikut Kristus, memuliakan Tuhan . mereka telah mengalami keselamatan,
kemuliaan dan kuasa Tuhan.
Siapakah penghuni sorga yang dilihat rasul
Yohanes itu?
Mereka terdiri dari Bala tentara Sorga/para
Malaikat, 24 tua-tua, dan 4 makhluk aneh (4:1-11).
Mereka berseru : “Haleluyah”! (bahasa Ibrani:
Aleluya; Alelu= pujilah; ya = singkatan dari : Yahweh = TUHAN), Allah kita
adalah benar dan penghakiman-Nya adil. Allah menghakimi pelacur besar (=
Penguasa Romawi yang anti Kristus) secara adil. IA membalas darah orang-orang
kudus, para hamba-Nya, atas tindakan penguasa Romawi itu”.
Makna ungkapan itu ialah; kuasa Allah melebihi kuasa siapapun di dunia dan di akhirat. Tidak ada
kuasa lain yang dapat menentukan masa depan, tanpa melalui penghakiman-Nya
secara adil dan benar.
Di
akhirat, para anti Kristus tidak berdaya dan tidak akan bebas dari penghakiman
Tuhan. Karena dosa dan kejahatannya akan dihukum setimpal perbuatannya. mereka
akan menjadi tontonan orang-orang kudus, sebagaimana mereka menjadikan
orang-orang kudus sebagai tontonan atas kesadisan mereka di dunia.
Pada ayat 3, rasul Yohanes mendengar untuk
kedua kalinya suara para penghuni sorga itu tadi berkata lagi, katanya :
“Haleluyah! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya”.
Makna ungkapan itu ialah; penghuni sorga bersukacita melihat tindakan Allah yang menghakimi
dengan adil dan menghukum penguasa anti Kristus dengan hukuman kekal. Ini bukan
sifat nafsu membalas dendam umat Allah bersukacita karena si penguasa anti
Kristus yang kejam ditumbangkan. Umat-Nya telah mempertaruhkan nyawa demi
kebenaran dan keadilan Allah, tetapi anti Kristus tetap tidak mau bertobat.
Karena itu mereka memuji Tuhan dan mengaminkan penghakiman-Nya yang adil.
Pada ayat 4-5, rasul Yohanes mengungkapkan 2
hal yang terjadi disekitar takhta Allah, yaitu :
*ke-24 tua-tua dan ke-4 makhluk tersungkur
menyembah Allah yang duduk di takhtaNya (band. 5:14). Kata mereka : “Amin,
Haleluyah”! Ke-24 tua-tua itu adalah simbol kepemimpinan umat-Nya, yaitu : 12
tua-tua pemimpin 12 suku Israel (yang disebut-sebut dalam Perjanjian Lama), dan
12 rasul sebagai pemimpin gereja (dalam Perjanjian Baru);
Ke-4 binatang itu adalah gambaran malaikat
penjaga tempat Kudus Allah yang masing-masing memiliki 6 sayap (4:8 band. Yes.
6:2).
*Suatu suara dari takhta, yaitu suara penghulu
bala tentara sorga/malaikat, yang berkata : “Pujilah Allah kita, hai kamu semua
hamba-hambaNya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!”.
Makna ungkapan-ungkapan itu ialah; mereka yang masuk sorga dan hidup kekal
bersama Allah, hanyalah bagi mereka yang menang. Kemenangan itu dasarnya adalah
takut akan Allah, yakni setia beriman dan taat dalam memperjuangkan kebenaran-Nya
meskipun harus menderita.
Makna penglihatan rasul Yohanes itu dapat
disimpulkan sebagai berikut; bahwa Tuhan Yesus menghendaki agar gereja tabah
dan jangan murtad dalam menghadapi tekanan dan aniaya. Mempertahankan kesetiaan
iman dan ketaatan kepada Tuhan itu tidaklah sia-sia, sebab pada akhirnya gereja
akan mengalami pembenaran dan kemenangan. Tuhan akan mengangkatnya ke sorga dan
menyambutnya untuk menerima hidup kekal bersama Tuhan di sana. Para penghuni
sorga akan bersukacita dan bersorak memuji Tuhan atas kemenangan gereja.
Sebaliknya, anti Kristus yang kejam dan sadis akan menjadi penghuni neraka yang
kekal dan menjadi tontonan orang-orang kudus, di situ tidak ada kuasa untuk
kelepasan kecuali penderitaan kekal.
Saudara-saudara jemaat Tuhan Yesus Kristus;
Puji-pujian penghuni sorga yang kita baca dalam
Kitab Wahyu ini, merupakan puncak sukacita terhadap tindakan Tuhan yang telah
mencapai batas kesabaran-Nya kepada anti Kristus. Nyanyian itu di satu sisi
sebagai pujian memuliakan Tuhan, dan di sisi lain, sebagai penghiburan bagi
gereja waktu itu yang berjuang atas tekanan dan penindasan, bahwa ada harapan
dan kemenangan di masa depan.
Bagaimanakah dengan gereja masa kini ?
Sebagai orang beriman di zaman ini kita perlu
waspada, karena anti Kristus semakin banyak dan merajalela di tengah kehidupan
kita. Ada yang sebgai penguasa, ada yang menganggap diri paling tahu kebenaran
mutlak lalu bertindak melebihi penguasa, mereka memaksa dan menindas yang lain
yang tidak mau tunduk kepada pendapatnya. Mereka berpendapat, Yesus yang diakui
sebagai Tuhannya saja bisa disalibkan, tentu pada zaman ini pengikut Yesus bisa
juga dibinasakan. Setiap kali terjadi persoalan dunia, orang Kristen menjadi
tumbal dan gereja ditindas dengan berbagai cara.
Kesetiaan iman dan ketaatan gereja kepada Tuhan
merupakan sumber ketahanan. Di dalam kesetiaan iman dan ketaatan itu Tuhan
menilik dan hadir untuk memberi kekuatan kepada gereja agar mampu menghadapi
pergumulan, dan pasti akan keluar sebagai pemenang,
Tuhan yang telah bertindak waktu itu menjawab
iman dan ketaatan gereja dengan menghancurkan dan melenyapkan anti Kristus yang
kejam. Lalu mengubah Romawi sebagai pusat kejahatan menjadi pusat gereja dunia
sebagai pembawa damai dan keselamatan.
Bila gereja hadir sebagai saksi kebenaran dan
mengalami tekanan serta aniaya karena iman dan kesetiaannya kepada Tuhan, maka
Tuhanpun akan bertindak karena gereja-Nya itu.
Sebagaimana antiKristus menjadikan gereja
tontonan dunia, maka pada saat-Nya anti Kristus akan jadi tontonan gereja di
akhirat. Perbuatan Allah sangat dasyat dan patut dipuji serta dimuliakan.
Saudara-saudara jemaat Tuhan Yesus Kristus;
Belum sepekan kita merayakan dan memperingati
Hari Natal Yesus Kristus. Sukacita Natal senantiasa kita ingat bahwa karena
kasih Allah yang ajaib, Ia telah mengaruniakan Putera tunggal-Nya, Yesus
Kristus, untuk menyelamatkan kita dan dunia.
Mari, kita juga menyanyi bersorak : “Amin,
Haleluyah”! Dan kiranya itu menjadi pengharapan yang memberi samangat dan
kekuatan kepada kita dalam menghadapi berbagai tantangan hidup oleh iman dan
ketaatan kita kepada Yesus.
Pujian kita selama dan setelah masa raya Natal,
berkumandang terus sebagai kesaksian tentang keyakinan akan kemenangan atas
kelaliman dan penindasan. Juga sebagai keyakinan akan melewati penghakiman
terakhir menuju sorga yang kita tuju untuk hidup kekal bersama Tuhan Yesus.
Kiranya semuanya itu manjadi tanda kebangkitan
iman, kesetiaan, pengharapan dan ketahanan menghadapaia penindasan oleh anti
Kristus yang pasti terjadi bagi gereja di zaman ini. Amin.
SGD|J.P.T/js|GPIB|