Bacaan Daniel 11 : 2 – 13
Saudara Terkasih ...
Pada waktu penglihatan ini dinyatakan orang Israel sudah kembali ke negerinya, tapi Daniel tetap tinggal di Babel. Lagi-lagi ini tentang kesusahan besar (10:1) yang akan terjadi pada hari-hari terakhir (10:14). Memang mereka sudah dibebaskan namun berbagai-bagai pencobaan masih akan terjadi. Bangsa-bangsa lain akan berulah sehingga posisi Israel nantinya akan terjepit. Seluruh perkataan dalam perikop ini kemudian terbukti dan dicatat dalam sejarah.
Saudara Terkasih ...
Pada waktu penglihatan ini dinyatakan orang Israel sudah kembali ke negerinya, tapi Daniel tetap tinggal di Babel. Lagi-lagi ini tentang kesusahan besar (10:1) yang akan terjadi pada hari-hari terakhir (10:14). Memang mereka sudah dibebaskan namun berbagai-bagai pencobaan masih akan terjadi. Bangsa-bangsa lain akan berulah sehingga posisi Israel nantinya akan terjepit. Seluruh perkataan dalam perikop ini kemudian terbukti dan dicatat dalam sejarah.
Pertanyaannya, apakah semua kesusahan yang akan datang itu masih merupakan kelanjutan dari penghukuman terhadap Israel?
Apakah Allah tidak sungguh-sungguh melepaskan umat-Nya? Jika saudara baru saja terlepas dari satu kesusahan tapi masuk lagi ke dalam kesusahan yang lain, bagaimana perasaan saudara? Jengkel dan lama-kelamaan mungkin frustrasi. Begitulah hidup kita. Kesusahan sering datang bukan hanya karena kesalahan kita, melainkan juga karena ulah orang lain. Sementara itu banyak orang berpikir bahwa Tuhan tidak serius dalam mengampuni dan menolong. Buktinya, pencobaan datang silih berganti dan kita merasa belum lepas dari murka Allah. Tidak sedikit orang yang berusaha memulai hidup baru - setelah terbebas dari dosa - kemudian datang musibah, dan mereka masih menganggap itu sebagai ganjaran atas dosa yang lama. Akibatnya, orang tidak dapat menikmati pengampunan. Benarkah Tuhan terus menghukum kita seperti seorang pendendam yang tiada habisnya mengumbar kemarahan?! Semua pertanyaan di atas harus dijawab begini, Tuhan tidak pernah main-main bila Ia mau mengampuni kita. Kalau setelah itu kita masih mengalami banyak kesulitan, itu bukan bagian dari hukuman, melainkan kenyataan hakiki hidup manusia. Pengalaman kita mengatakan, sekalipun kita sudah berusaha hidup benar di hadapan Tuhan, menjauhi kejahatan dan menaati firman-Nya, kita tidak dapat seluruhnya terbebas dari pencobaan. Kesalahan yang dilakukan orang lain dapat berdampak pada diri kita, tapi Tuhan mengantar kita untuk melewati kesulitan demi kesulitan itu. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang yang telah diampuni-Nya agar mereka kuat di dalam semua kenyataan hidup, baik atau tidak baik. Ia mendampingi, menghibur dan meneguhkan iman kita agar kita mampu melewatinya.( SBU, 10 Feb 2012)