Materi 6
Pengantar
Mempelajari Struktur Perjanjian Lama menjadi
sesuatu yang penting dalam pertumbuhan rohani peserta katekisasi sebabnya
adalah dengan mempelajari struktur Alkitab peserta
katekisasi dapat membaca Alkitab secara tepat dan mengenal Karya Keselamatan
Allah dalam sejarah. Selain itu salah satu cara bertumbuh dalam iman
adalah dengan membaca Alkitab. Namun, banyak remaja Kristen hanya membaca
Alkitab dan jarang pertimbangan strukturnya. Sehingga hanya membaca layaknya
buku biasa tanpa pahami konsep Alkitab. Dan hal ini tidak boleh terjadi pada
kita.
Cobalah buka daftar isi Alkitab !
Kita akan menemukan dua rangkaian kata yang merupakan judul daftar kitab-kitab,
yakni bagian pertama Perjanjian Lama dan bagian kedua Perjanjian baru. Apa yang
dimaksud dengan kata Perjanjian? Kata perjanjian mengandung arti Janji, yang
menyangkut dua pihak. Pihak pertamanya adalah Allah dan pihak kedua adalah
umat-Nya. Allah yang pertama-tama melangkah mengadakan perjanjian, dan pihak
kedua hanya menerima apa yang Allah janjikan dan ajukan sebagai syarat. Pihak
kedua tidak mengajukan syarat apa-apa, karena ia tergantung sepenuhnya pada
pihak pertama demi kelangsungan hidupnya dan masa depannya. Perjanjian dengan
Allah itu terjadi sebelum Tuhan Yesus datang (Kejadian 17 : 1 -14, Keluaran 20 : 1 -17, Ulangan 5 : 1 - 22),
supaya umat sadar bahwa mereka hanya boleh berhubungan dengan Allah yang telah
memilih mereka dan telah mengadakan perjanjian dengan mereka serta
menyelamatkan mereka. Namun kenyataannya umat dan pemimpin-pemimpin umat kerap
kali melanggar perjanjian. Kesaksian Yeremia 31 : 31 dan 32 mengungkapkan
keadaan yang tidak diharapkan itu. Dan saat itupun telah dibayangkan akan
adanya suatu perjanjian yang baru. Sehubungan dengan hal itu Tuhan Yesus
sendiri mengatakan bahwa darah-Nya merupakan tanda perjanjian baru (Lukas 22 : 20,
bandingkan I Korintus 11 : 25).Dengan demikian perjanjian yang diadakan
sebelumnya dapat disebut Perjanjian yang Lama dan lewat darah Tuhan kita Yesus
Kristus umat mengalami tanda Perjanjian yang baru. Ringkasnya dapat dikatakan,
bahwa semua kitab yang menceritakan pengalaman umat Allah sebelum kedatangan
Tuhan Yesus dikelompokkan dalam satu bagian yang disebut Perjanjian Lama, dan
pengalaman-pengalaman umat yang baru sesudah kedatangan Tuhan Yesus dikumpulkan
ke dalam bagian, yang disebut Perjanjian Baru. Penempatan keduanya tidak
berarti kita dapat membaca kedua Perjanjian itu secara terpisah. Kedua-duanya
berkaitan erat. Perjanjian Baru merupakan kelanjutan apa yang tertera dalam
Perjanjian Lama, atau apa yang masih merupakan bayangan di Perjanjian Lama
kelak terwujud di Perjanjian Baru.
SUSUNAN PERJANJIAN LAMA
Merupakan hal yang sangat penting bagi kita mengetahui susunan
dalam mempelajari setiap buku. Demikian juga dalam Alkitab. Dalam hal ini perlu
juga diketahui suatu istilah, yaitu " Kanon ",
yang berarti "susunan kitab-kitab dalam Alkitab" atau "daftar
isi Alkitab". Ada dua kanon Perjanjian Lama yang penting, yakni
"Kanon Ibrani" dan "Kanon Yunani". Isinya sama, hanya
susunan kitabnya berbeda. Susunannya adalah sebagi berikut :
KANON IBRANI = SUSUNAN
ALKITAB BAHASA IBRANI "TENAK"
I. TAURAT (bahasa Ibrani
: tora)
1.
Kejadian
2.
Keluaran
3.
Imamat
4.
Bilangan
5.
Ulangan
II. NABI-NABI (bahasa
Ibrani : nevi"im)
1. Nabi-nabi yang dahulu
1.
Yosua
2.
Hakim-hakim
3.
Samuel
4.
Raja-raja
5.
Yesaya
6.
Yeremia
7.
Yehezkiel
2. Nabi-nabi yang
kemudian (dua belas nabi)
1.
Hosea
2.
Yoel
3.
Amos
4.
Obaja
5.
Yunus
6.
Mikha
7.
Nahum,
8.
Habakuk
9.
Zefanya
10.
Hagai
11.
Zakharia
12.
Maleakhi
III. KITAB-KITAB (bahasa
Ibrani : ketuvim)
1.
Mazmur
2.
Amsal
3.
Ayub
4.
Kidung Agung
5.
Rut
6.
Ratapan
7.
Pengkhotbah
8.
Ester
9.
Daniel
10.
Ezra-Nehemia
11.
Tawarikh
Daftar Kitab-kitab suci
seperti terdapat dalam Alkitab Ibrani ditetapkan demikian oleh ahli-ahli Kitab
Yahudi di Palestina menjelang tarikh Masehi. Sampai sekarang daftar ini
dituruti oleh orang-orang Yahudi dan (dalam Perjanjian Lama) oleh gereja-gereja
Reformasi, walaupun dengan perbedaan sedikit dalam tempat masing-masing kitab.
Daftar di atas hanya memuat kitab-kitab yang memakai bahasa Ibrani (beberapa
bagian memakai bahasa Aram yakni Ezra dan Nehemia), sehingga tidak terdapat
yang dikarang dalam bahasa Yunani (atau hanya sampai kepada kita dalam
terjemahan Yunaninya) dan tambahan-tambahan dalam bahasa Yunani pada kitab
Ester dan Daniel. Dan kalau dihitung daftar kitab kitab yang ada dalam Alkitab
kita berjumlah 66 Kitab ; 39 Kitab Perjanjian Lama dan 27 Kitab dalam
Perjanjian Baru. Hal itu yang lazim digunakan di kalangan Gereja Protestan.
Sedang Gereja Roma Katolik mengenal daftar yang lebih Panjang, karena ada
tambahan 10 kitab lagi (kitab Deuterokanonika) yakni; Tobit, urutan Yudit,
Tambahan-tambahan pada kitab Ester, Kebijaksanaan Salomo, Yesus bin Sirakh,
Barukh, Surat dari nabi Yeremia, tambahan-tambahan dari kitab Daniel, kitab
Makabe yang pertama dan Kitab Makabe yang ke dua. Dalam Kitab umat Katolik
(LAI) menempatkan dalam daftar antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
menjadi bagian yang kedua setelah Perjanjian Lama. Gereja Luteran juga mengenal
daftar deuterokanonik itu, tetapi menempatkannya sesudah daftar kitab-kitab
Perjanjian Baru. Sebabnya adalah karena Agama Yahudi dan gereja Protestan hanya
menerima kitab-kitab dari Perjanjian Lama Ibrani sebagai Firman Allah, sedang
gereja Katolik Romawi menerima juga beberapa kitab dari Septuaginta. Akibatnya,
kitab-kitab Deuterokanonika dianggap sebagai buku bacaan saja oleh gereja
Protestan, sedangkan oleh gereja Katolik Romawi diakui sebagai Kitab Suci.
Daftar kitab-kitab ditetapkan pada suatu sidang para ahli dan rohaniawan dalam
Synode Jamnia (100 sesudah Kristus) untuk daftar Perjanjian Lama dan untuk
daftar Perjanjian Baru pada tahun 400 sesudah Kristus.
Sekarang kita lihat
susunan Alkitab untuk Kanon Yunani atau Alkitab berbahasa Yunani dan juga
dipakai untuk Alkitab dalam bahasa Indonesia. Dalam Kanon Yunani beberapa
Alkitab yang terdiri atas lebih dari satu bagian dihitung sesuai dengan jumlah
bagian tersebut, misalnya Kitab Samuel menjadi 1 Samuel dan 2 Samuel. Hal ini
mengakibatkan jumlah kitab dalam kanon Yunani menjadi 39, yang dibagi atas
empat kelompok sebagai berikut :
KANON YUNANI= SUSUNAN
ALKITAB BAHASA YUNANI "SEPTUAGINTA"
KANON YUNANI = SUSUNAN
ALKITAB BAHASA INDONESIA
1. TAURAT
1.
Kejadian
2. Keluaran
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan
2. Keluaran
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan
2. SEJARAH
(a) Sejarah yang Pertama
1.
Yosua
2. Rut
3. Hakim-hakim
4. 1 Samuel
5. 2 Samuel
6. 1 Raja-raja
7. 2 Raja-raja
2. Rut
3. Hakim-hakim
4. 1 Samuel
5. 2 Samuel
6. 1 Raja-raja
7. 2 Raja-raja
(b) Sejarah yang kedua
1.
1 Tawarikh
2. 2 Tawarikh
3. Ezra
4. Nehemia
5. Ester
2. 2 Tawarikh
3. Ezra
4. Nehemia
5. Ester
3. SASTRA
1.
Ayub
2. Mazmur
3. Amsal
4. Pengkhotbah
5. Kidung Agung
2. Mazmur
3. Amsal
4. Pengkhotbah
5. Kidung Agung
4. NUBUAT
(a) Nabi-nabi besar
1.
Yesaya
2. Yeremia
3. Ratapan
4. Yehezkiel
5. Daniel
2. Yeremia
3. Ratapan
4. Yehezkiel
5. Daniel
b) Nabi-nabi kecil
1.
Hosea
2. Yoel
3. Amos
4. Obaja
5. Yunus
6. Mikha
7. Nahum
8. Habakuk
9. Zefanya
10. Hagai
11. Zakharia
12. Maleakhi
2. Yoel
3. Amos
4. Obaja
5. Yunus
6. Mikha
7. Nahum
8. Habakuk
9. Zefanya
10. Hagai
11. Zakharia
12. Maleakhi
Jika kita membandingkan
kanon Ibrani dengan kanon Yunani, terlihat bahwa urutan kitab-kitab adalah sama
dalam kedua kanon untuk kelompok kitab yang merupakan dasar Perjanjian lama,
yakni "Taurat". Kitab-kitab yang lain disusun menjadi tiga kelompok,
sesuai dengan jenis masing-masing kitab, yaitu sejarah, sastra dan nubuat.
"Nabi-nabi yang terdahulu" sebenarnya mengandung lebih banyak sejarah
dari pada nubuat, maka digolongkan sebagai sejarah. Sedangkan "nabi-nabi
yang kemudian" kebanyakan terdiri atas nubuat-nubuat dan digolongkan dalam
bagian terakhir sebagai nubuat. Kelompok "Kitab-kitab" dalam kanon
Yunani dibagi menurut jenis masing-masing : Rut, Ester, Ezra, Nehemia dan
Tawarikh berjenis Sejarah ; Mazmur, Amsal, Ayub, Kidung Agung dan Pengkhotbah
dikumpulkan sebagai tulisan-tulisan sastra; dan Ratapan serta Daniel
digolongkan sebagai kitab Nubuat.
Kanon Yunanilah yang
dikenal orang Kristen pada umumnya, karena diikuti oleh Alkitab dalam bahasa
Latin, Inggris, Indonesia dan hampir semua terjemahan Kristen. Dan kita dapat
membayangkan Perjanjian Lama bagai sebuah perpustakaan kecil yang terdiri atas
39 Kitab pada rak sesuai pembagian kanon Yunani (Septuaginta).
Membaca dan tekun serta teliti membaca kitab Perjanjian Lama akan membuat kita
kagum bahkan terkagum-kagum pada Karya Keselamatan Allah bagi kita umat-Nya.
-----------------------------------------------
Daftar Kepustakaan :
Daftar Kepustakaan :
- Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam terjemahan baru, yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Terjemahan ini diterima dan diakui oleh Konferensi Waligereja Indonesia, Lembaga Alkitab Indonesia Jakarta 1999.
- Bahan Pelajaran Katekisasi Buku I dan II, GPIB, Majelis Sinode GPIB
- Materi Bina Penatua dan Diaken Periode 2007-2012, GPIB, Majelis Sinode GPIB
- David L.Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2008.
- Dr.J.Blommendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2009
- Dr.C.Groenen OFM, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama, Penerbit Kanisius, 1979
Tidak ada komentar :
Posting Komentar