Materi 8
Pokok Bahasan : Alkitab
Sub Pokok Bahasan : Perjanjian Baru (1)
Tujuan Pembelajaran Khusus
Agar peserta Katekesasi dapat
- Mengidentifikasikan ciri dan corak kitab-kitab Perjanjian Baru.
- Memahami apa yang menjadi pertimbangan pengelompokan susunan kitab-kitab Perjanjian Baru.
Alkitab sebagai Kitab Suci Kristen
terdiri dari dua bagian. Bagian yang pertama kita disebut Perjanjian Lama
(disingkat PL), yang kita terima atau warisi dari orang Yahudi, terdiri dari 39
(tiga puluh sembilan) kitab dan sebagian besar ditulis dalam bahasa Ibrani. PL
adalah Kitab Suci orang Yahudi. Bagian kedua disebut Perjanjian Baru (PB), yang
khas Kristen, terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) kitab dan ditulis dalam bahasa
Yunani.
Beberapa puluh tahun sesudah naiknya
Yesus ke surga, mulai bermunculan tulisan-tulisan mengenai kehidupan dan
perbuatan Yesus (yang kemudian membentuk kitab-kitab Injil), tulisan mengenai
kehidupan dan perbuatan para rasul (Kisah Para Rasul), tulisan yang berisikan
nubuat tentang masa depan Gereja (Wahyu) serta surat-surat berisi pengajaran
yang ditujukan entah kepada jemaat tertentu atau keseluruhan Gereja, entah
kepada perorangan (Filemon, Titus, Timotius). Dari tulisan-tulisan itu segera
dipilih dan dikhususkan sejumlah tertentu, yang kemudian menjadi 27 (dua puluh
tujuh) kitab-kitab PB. Jadi PB bukan satu kitab, melainkan suatu kumpulan
kitab-kitab, suatu perpustakaan kecil. Semua kitab-kitab PB berbicara tentang
Yesus Kristus, karya-Nya dan ajaran-ajaran-Nya. Meskipun PB berpusat pada Yesus
Kristus, namun di dalamnya terdapat juga hal-hal mengenai orang-orang yang
percaya kepada Yesus Kristus, yakni jemaat Kristen mula-mula dan hal-hal yang
mereka hadapi. Kitab-kitab PB tidak sama ciri-coraknya; mereka berbeda satu
dengan yang lain. Susunan ke-27 kitab-kitab PB - seperti yang sekarang kita
jumpai dalam Alkitab - disusun menurut urutan tertentu, bukan menurut waktu
penulisannya. Artinya, kitab yang pertama (Matius) dalam PB tidak menunjukkan
bahwa ditulis paling dahulu dan merupakan kitab PB yang paling tua.
1. Injil - injil
PB dibuka dengan empat kitab-kitab
yang disebut "Injil". Kata "Injil" berasal dari bahasa
Yunani euanggelion, yang berarti "kabar baik" atau "berita
kesukaan." Kitab-kitab ini hendak memberitakan "kabar baik,"
yaitu mengenai Yesus Kristus. Kitab-kitab Injil Perjanjian Baru adalah Injil Matius, Injil
Markus, Injil Lukas dan Injil Yohanes. Isinya sebagian besar berupa
cerita-cerita mengenai hidup Yesus, karya-Nya, ajaran-ajaran-Nya, kematian dan
kebangkitan-Nya. Semua cerita-cerita dalam kitab-kitab Injil berakhir pada
cerita tentang penampakan diri Yesus sesudah kematian-Nya di salib dan
kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Karena iman Kristen berpusat pada Yesus
Kristus, wajarlah kitab-kitab Injil (yang berisi cerita-cerita mengenai Yesus)
ditempatkan pada urutan pertama dalam PB. Injil yang dianggap paling tua adalah
Injil Matius. Injil Markus dianggap ditulis sesudah Injil Matius, maka
ditempatkan pada urutan kedua. Injil Lukas menyusul Injil Markus, dan terakhir
Yohanes. Jadi para penyusun kitab-kitab PB mengurutkan kitab-kitab Injil
berdasarkan urutan waktu. Namun sekarang ini para ahli Kitab Suci umumnya
menganggap Injil Markus adalah yang tertua dari keempat kitab-kitab Injil itu.
2. Kisah Para Rasul
Kitab Kisah Para Rasul berisi kisah
mengenai apa yang terjadi setelah Yesus dimuliakan, naik ke surga.
Ciri-coraknya hampir mirip dengan kitab Injil. Di dalamnya kita membaca
cerita-cerita tentang munculnya jemaat Kristen mula-mula, kehidupannya dan
penghambatan yang dihadapinya. Disebut kisah para "rasul", sebab di
dalam cerita-cerita Kisah Para Rasul ditampilkan tokoh-tokoh rasul yang
memainkan peranan dalam kehidupan jemaat mula-mula, khususnya rasul Petrus dan
rasul Paulus. Kisah Para Rasul sebenarnya merupakan jilid kedua dari Injil Lukas
(lihat Lukas 1:1; Kisah Para Rasul 1:1). Namun dalam urutan yang sekarang,
Kisah Para Rasul terpisah dari Injil Lukas oleh Injil Yohanes. Kisah Para rasul
berakhir dengan cerita mengenai rasul Paulus dalam tahanan di kota Roma.
3. Surat-surat
Sesudah kitab Kisah Para Rasul, kita
berjumpa dengan sejumlah kitab yang ciri-coraknya sangat berbeda dari kelima
kitab-kitab PB yang terdahulu. Kitab kitab ini tidak berisi cerita atau kisah,
tetapi lebih berupa anjuran, nasihat atau wejangan, yang lazim disebut "surat"
rasuli (yang ditulis oleh rasul atau murid rasul). Sebagian memang berupa
surat, namun ada juga yang isinya sebenarnya adalah risalah, khotbah atau
kumpulan petuah. Ada yang panjang sekali, tetapi ada juga yang amat pendek.
a. Surat-surat Paulus. Yang paling banyak
dalam kelompok surat-surat ini adalah surat-surat tulisan rasul Paulus (ada 14
surat). Surat-surat Paulus diurut sesuai dengan alamatnya. Surat-surat kepada
jemaat ditempatkan lebih dahulu. Surat-surat kepada jemaat-jemaat diurut dari
yang paling panjang (Roma) hingga yang paling pendek (2 Tesalonika). Jadi
urutan itu tidak berdasarkan pada waktu penulisan. Sesudah surat-surat kepada
jemaat, barulah surat-surat kepada pribadi-pribadi tertentu, yang juga diurut
sesuai panjangnya. Lazimnya surat-surat Paulus dibedakan: surat-surat besar
(Roma, 1 & 2 Korintus, Galatia); surat-surat dari penjara (Efesus, Filipp,
Kolose, Filemon) karena di dalamnya disebut bahwa ia mengirimnya dari dalam
penjara; dan, surat-surat pastoral (1 & 2 Timotius, Titus), karena
berbicara mengenai soal pastoral (penggembalaan) dan/atau pastor (gembala)
jemaat. Surat Ibrani ditempatkan dalam urutan paling akhir dalam kelompok
surat-surat Paulus, meski surat ini cukup panjang. Mengapa? Ini dikarenakan
orang masih ragu apakah surat Ibrani ditulis oleh rasul Paulus. Di dalam surat
Ibrani tidak disebutkan siapa yang menjadi penulis atau pengirim surat itu.
b. Surat-surat Katolik (Am). Sesudah
kelompok surat-surat Paulus, ada 7 (tujuh) surat lain. Ketujuh surat-surat itu
lazim disebut "surat-surat katolik" atau "surat-surat am,"
artinya umum. Surat-surat ini tidak dialamatkan kepada jemaat atau pribadi
tertentu, tetapi kepada sejumlah (1 Petrus) atau pada umum (1 Yohanes), tanpa
menyebut alamat yang dituju (Yakobus, 2 Petrus, Yudas). Hanya 2 Yohanes yang
dialamatkan kepada tertentu (Yang tidak disebutkan namanya) dan 3 Yohanes
kepada orang tertentu.
4. Wahyu
Kitab Wahyu Yohanes ditempatkan
terakhir dalam susunan kitab-kitab Perjanjian Baru. Kitab ini mempunyai ciri-corak yang lain
lagi. Meski kitab ini nampak sebagai surat, namun sebenarnya merupakan kumpulan
penglihatan mengenai kehidupan jemaat Kristen dan dunia seanteronya. Kitab ini
mengarahkan pandangan jemaat ke masa depan, masa terakhir dari sejarah.
Pantaslah kitab ini ditempatkan pada urutan terakhir dari susunan Perjanjian Baru, bahkan
dari seluruh susunan Alkitab (PL & PB). Kitab Wahyu menjadi penutup dari
sejarah penyelamatan dalam Alkitab.