"MEMBANGUN MASA DEPAN BERSAMA ROH KUDUS"
Sekalian Warga GPIB yang Tuhan Kasihi,
Hari Natal yang biasa dirayakan sebagai hari Kelahiran Yesus Kristus, pada mulanya diperingati dan dirayakan sebagai peristiwa religius. Akan tetapi ketika Hari Natal menjadi perayaan yang mendunia, maka perayaan Natal itu tak jarang berubah menjadi pesta duniawi yang kehilangan sisi religiusnya. Banyak orang dapat menyanyikan lagu – lagu natal, memasang ornamen – ornamen natal, tetapi belum tentu mereka mengerti apalagi meyakini tentang yang diperingati dan dirayakan oleh umat Tuhan itu. Bagi umat Tuhan, kelahiran Yesus Kristus adalah peristiwa keselamatan dimana Allah datang ke dunia melawat umatNya untuk membebaskan manusia dari cengkraman kuasa dosa dan kebinasaan. Ia melakukan itu dengan mengalami penderitaan itu dan menanggung hukuman yang mestinya dijatuhkan kepada manusia.
Bagi sejumlah orang peristiwa “Allah menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus “ sulit diterima akal. Akan tetapi sesuai kuasa dan kasihNya, ‘benih ilahi’ telah hadir dalam rahim seorang perempuan yang bernama Maria. Dari ‘benih ilahi’ itu, lahirlah seorang bayi Yesus. Dan dari Sang Yesus kita kenal karya keselamatanNya melalui kehidupan, penderitaan, kematian dan kebangkitan dalam kemenanganNya. Dan juga dari peristiwa Yesus itu, kita melihat suatu hal lain, yaitu apa yang tidak mungkin bagi manusia sangat mungkin bagi Allah.
Persidangan Sinode GPIB XIX telah menetapkan Tema GPIB pada tahun 2010 – 2011 adalah “ Membangun masa depan bersama Roh Kudus “ (I Korintus 14 : 12). Tema tersebut merupakan bagian dari Tema lima Tahun 2006 – 2011, yakni “ Mempersiapkan masa depan bangsa yang damai sejahtera dengan sikap tulus dan jujur “ ( Mazmur 37 : 37 ). Dalam terang tema tersebut, kita berupaya untuk membangun masa depan yang bebas dari penderitaan, kemiskinan, kejahatan, konflik dan permusuhan. Ditengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi ini, apa yang kita hendak upayakan itu tak jarang semakin jauh dari kenyataan. Lihatlah sekeliling negeri ini; mereka yang mengalami bencana banjir Wasior, bencana gunung Merapi, bencana Tsunami di kepulauan Mentawai dan yang hampir terlupakan ialah bencana lumpur dari perut bumi di Sidoarjo. Sampai saat ini mereka masih membutuhkan pertolongan dan pendampingan pasca bencana. Akan tetapi kita tidak pernah akan menyerah, melainkan terus bergumul dan berjuang untuk menemukan kemungkinan – kemungkinan baru. Kita juga berdoa dan menjalin jaringan dengan semua orang, kelompok masyarakat yang dengan tulus mempersiapkan masa depan yang lebih damai, lebih sejahtera dan adil bagi masyarakat dan bangsa yang beraneka ragam ini. Di sini juga kita berharap agar pemerintah tetap diberi hikmat Tuhan untuk memimpin negara dan bangsa ini ke arah masyarakat yang damai, sejahtera dan adil bagi semua warga masyarakat bangsa ini. Keyakinan akan kuasa dan hikmat Allah yang melampaui segala akal itu akan memampukan kita membangun masa depan yang damai sejahtera dan adil, mampu membebaskan kita dari berbagai bentuk penderitaan dan kemiskinan, kebohongan dan kejahatan, konflik dan permusuhan, mampu menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin dan yang mungkin menjadi kenyataan, supaya pada akhirnya kita sungguh berdamai dengan Allah, berdamai dengan sesama dalam lingkungan alam yang menyokong kehidupan kita.
Seperti Maria dengan sukacita membuka diri terhadap tuntunan Roh Kudus, demikian juga kiranya dalam panggilan dan pengutusan kita, dalam kerja dan karya, kita terus terbuka pada tuntunan Roh Kudus dan hikmatNya. Selamat merayakan hari Natal dan memasuki Tahun Baru 2011.
Soli Deo Gloria.
Jakarta, Medio Desember 2010