Minggu Pentakosta ini dirayakan selama 26 minggu. Masa ini disebut masa Gereja berjuang. Ada yang menyatakan bahwa sesudah Minggu Trinitas sudah tidak ada lagi hari raya. Sebenarnya, masih ada yaitu hari Minggu. Di mana melalui setiap hari Minggu, Gereja diingatkan tentang penyertaan TUHAN di dalam perjuangan hidup Gereja. ALLAH selalu beserta dengan GerejaNYA (ALLAH beserta kita) itulah perayaan yang besar dan penuh puji-pujian dan syukur.
Warna dasar : Hijau
Lambang/Logo : Burung merpati dengan ranting-ranting zaitun
diparuhnya, perahu berlayar dan pelangi
Warna pelangi : Merah, kuning hijau; Burung : Putih;
Ranting: Pinggir putih; Salib: Hijau; Ombak: Putih
Perahu:Bergaris putih; Tiang & Layar: Puith (penuh)
Arti :
Pada mulanya dalam sejarah Gereja. Perahu merupakan symbol dari Gereja. Ide ini menjadi berarti bagi orang Kristen mula-mula yang mengalami penganiayaan dan pergumulan, ketika mereka mengetahui bahwa akan ada pertolongan dari TUHAN. Hal ini nyata lewat perpaduan antara perahu dan pelangi. Di sini janji ALLAH tentang pertolonganNYA itu mendapat penekanan yang kuat. Pelangi melambangkan kesetiaan ALLAH atas janjiNYA untuk memelihara bumi, dalam hal ini Gereja. Burung merpati dengan ranting zaitun di paruhnya mengungkapkan tentang janji keselamatan dan kehidupan dari ALLAH (band. Kej. 8:10-11) yang akan terus menyertai sampai ke tempat tjuan. Jadi sekalipun Gereja mengalami berbagai goncangan dan cobaan, Gereja akan tetap hidup di dalam dan oleh janji ALLAH tersebut.
Minggu Sesudah Pentakosta ( II-XXVII ) 29 Mei ; 05 Jun ; 12 Jun ; 19 Jun ; 26 Jun ; 03 Jul ; 10 Jul ; 17 Jul ; 24 Jul ; 31 Jul ; 07 Aug ; 14 Aug ; 21 Aug ; 28 Aug ; 04 Sep ; 11 Sep ; 18 Sep ; 25 Sep ; 02 Okt ; 09 Okt ; 16 Okt ; 23 Okt ; 30 Okt ; 06 Nov ; 13 Nov ; 20 Nov
Lidah-lidah api dan burung Merpati yang menukik menunjukkan pada peristiwa pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah 2:2-3). Tujuh Lidah Api menyimbolkan ke tujuh suluh api, yaitu ketujuh Roh Allah (Wahyu 4:5) membentuk Lingkaran yang menghadirkan kekekalan, Keabadian.
Warna dasar : Hijau
Lambang/Logo : Burung merpati dengan ranting-ranting zaitun
diparuhnya, perahu berlayar dan pelangi
Warna pelangi : Merah, kuning hijau; Burung : Putih;
Ranting: Pinggir putih; Salib: Hijau; Ombak: Putih
Perahu:Bergaris putih; Tiang & Layar: Puith (penuh)
Arti :
Pada mulanya dalam sejarah Gereja. Perahu merupakan symbol dari Gereja. Ide ini menjadi berarti bagi orang Kristen mula-mula yang mengalami penganiayaan dan pergumulan, ketika mereka mengetahui bahwa akan ada pertolongan dari TUHAN. Hal ini nyata lewat perpaduan antara perahu dan pelangi. Di sini janji ALLAH tentang pertolonganNYA itu mendapat penekanan yang kuat. Pelangi melambangkan kesetiaan ALLAH atas janjiNYA untuk memelihara bumi, dalam hal ini Gereja. Burung merpati dengan ranting zaitun di paruhnya mengungkapkan tentang janji keselamatan dan kehidupan dari ALLAH (band. Kej. 8:10-11) yang akan terus menyertai sampai ke tempat tjuan. Jadi sekalipun Gereja mengalami berbagai goncangan dan cobaan, Gereja akan tetap hidup di dalam dan oleh janji ALLAH tersebut.
Minggu Sesudah Pentakosta ( II-XXVII ) 29 Mei ; 05 Jun ; 12 Jun ; 19 Jun ; 26 Jun ; 03 Jul ; 10 Jul ; 17 Jul ; 24 Jul ; 31 Jul ; 07 Aug ; 14 Aug ; 21 Aug ; 28 Aug ; 04 Sep ; 11 Sep ; 18 Sep ; 25 Sep ; 02 Okt ; 09 Okt ; 16 Okt ; 23 Okt ; 30 Okt ; 06 Nov ; 13 Nov ; 20 Nov
KENAIKAN YESUS KRISTUS
Kenaikan Yesus Kristus ke surga hendak menjelaskan bahwa Ia kembali naik takhta kemuliaanNya yang telah ditinggalkan ketika diutus ke dunia. Karena itu, Yesus Kristus diakui sebagai Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuan (Timotius 6:). Pesta ini hendaknya dirayakan dengan kemeriahan dan kegembiraan oleh semua orang percaya.
Simbul untuk Kenaikan Yesus Kristus ke surga adalah Mahkota (kuning mas) dan salip (kuning gading) dengan warna dasar putih.
ARTI:
Kemuliaan yang Yesus Kristus terima dengan kenaikanNya ke surga membuat mahkota duri yang diletakan di kepala-Nya ketika Ia menderita dan mati di salip berubah menjadi mahkota kemuliaan. Jadi, penderitaan maupun kematian yang dialami para pengikut-pengikut Kristus di dunia bukanlah tanpa maksud, sebab maksudnya adalah menerima mahkota kemuliaan. Barang siapa yang percaya kepada-Nya dan setia sampai mati, iapun akan mendapatkan mahkota kehidupan itu (bandingkan Filipi 2:19, 11; wahyu 2:10). Simbul ini berganti pada hari Sabtu malam menjelang Hari Minggu Pentakosta.
Minggu paska VII (Minggu I sesudah kenaikan (latin Exaudi = ’Dengarlah’ (Mazmur 27:7). Ayat 10 dari Mazmur yang sama, ’Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan menyambut aku’, dapat dihubungkan dengan sabda Yesus dalam Yohanes 14:18), Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu’, yaitu sesudah kebangkitan dan kenaikan-Nya.
TAHUN GEREJAWI GPIB : MINGGU PENTAKOSTA
PENTAKOSTA :
Pentakosta (Yunani berarti yang ke 50 ), yakni hari ke 50 sesudah Paska. Hari ke-50 sesuai dengan Ulangan 16:9-12 adalah suatu pesta Besar, yakni pesta Panen Raya dan pesta Kemerdekaan. Tidak kebetulan bahwa pada hari ke-50 Yerusalem penuh orang. Pada Hari Pentakosta, ROH KUDUS yang dijanjikan oleh YESUS KRISTUS ketika IA naik takhta di Surga, turun ke atas para murid. Artinya, mereka semua dibaptis dalam ROH KUDUS, sehingga mereka mendapat kekuatan dan keberanian untuk bersaksi (Kisah 2:14; 22-24, 32-33; 36).
Dengan demikian, ROH KUDUS panen pertama sesudah YESUS KRISTUS bangkit dan naik ke takhta di Surga. Dan juga orang-orang yang menjadi percaya oleh pemberitaan para Rasul dengan kuasa Roh Kudus (Kisah 2:37-42) adalah juga adalah panen pertama. Makanya hari Pentakosta diperingati juga sebagai Hari Kelahiran Gereja, dimana melalui kuasa Roh Kudus Gereja dilengkapi untuk melaksanakan tugas pengutusannya kepada bangsa-bangsa.
ARTI
Lidah-lidah api dan burung Merpati yang menukik menunjukkan pada peristiwa pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah 2:2-3). Tujuh Lidah Api menyimbolkan ke tujuh suluh api, yaitu ketujuh Roh Allah (Wahyu 4:5) membentuk Lingkaran yang menghadirkan kekekalan, Keabadian.
ICHTUS
Paska (Port, Pasca) yang dikembangkan dari bahasa Latin dan Yunani adalah baerasal dari kata Ibrani Pesakh, yang berarti “lewat”. Yang Lewat adalah malaikat maut, yang dilewati adalah maut sendiri (Simbolnya ialah penyeberangan laut Tiberau dan Sungai Yordan). Kata Ibrani Pesakh, dalam bahasa Yunani menjadi Paskha (huruf terakhir ’kh’ pindah ke tengah). Makanya dalam bahasa Indonesia harus ditulis ’Paska’ (tanpa ’h’ di ujung). Paska Kristus (lewat kematian) adalah konsekuensi pengertian Paska dari kitab-kitab Perjanjian Lama (bandingkan Lukas 24 : 44 – 45). Paska adalah dasar eksistensi Gereja dan seyogianya dirayakan lebih intensif daripada Hari Natal.
Prapaska adalah persiapan sebelum paska. Masa Prapaska adalah masa dimana umat mengenang dan menghayati kembali seluruh pelayanan Yesus dengan penuh tantangan dan derita yang dimulai dari Kaisarea Filipi sampai di Yerusalem. Oleh karena itu, masa ini adalah merupakan kesempatan untuk umat berpuasa, meratap, sadar diri, menyesal dan bertobat.
Arti
Tanda ini merupakan suatu Sandi rahasia di kalangan orang Kristen mula-mula yang sedang mengalami penganiayaan. Pada masa penyiksaan dan penganiayaan yang hebat itu mereka tidak bisa saling menyatakan diri sebagai pengikut Yesus. Karena itu, agar mereka tetap bersatu dan saling mengenal diantara mereka sebagai pengikut Yesus, dan terlebih tetap mengakui iman bahwa Yesus Kristus adalah Anak ALLAH dan Juruselamat maka mereka menggambarkan ikan di telapak tangan mereka masing-masing.
EPIFANI
(Yun. Epifani = penampakan). Istilah ini awalnya dipakai untuk penampakkan kaisar atau patungnya sebagai dewa pada puncak manifestasi di stadion atau amfiteater ( tempat tontonan besar untuk rakyat).
Umat Kristen pertama tidak mengakui kaisar, melainkan Yang Tersalib sebagai TUHAN. Istilah ’Epifani’ tetap mereka pakai untuk peringatan Penampakan (penyataan atau tampil di muka umum) Sang Juruselamat yang bernama YESUS. Makanya, epifani labih terkait dengan peristiwa-peristiwa sbb: penampakkan Bintang di Timur, penyembahan orang Majus, Bayi YESUS yang dibawa oleh orang tuanya ke Bait ALLAH untuk diserahkan kepada ALLAH, tampilnya YESUS di sungai Yordan untuk dibaptis Yohanes dan penetapanNYA (dengan suara dari atas: ’inilah ANAK-KU’)
Hari epifani dirayakan pada 6 januari; sedangkan minggu Epifani dimulai dengan Hari Minggu terdekat dengan tanggal 6 januari dan dirayakan selama 7 minggu, di mana minggu VII adalah merupakan Minggu transfigurasi (YESUS berubah wujud = Pemuliaan YESUS di atas gunung) dan penetapan kembali sebagai Anak ALLAH yang dikasihi dan dikenan oleh ALLAH. Dalam Lukas 9 : 31 dikatakan bahwa Musa dan Elia berbicara dengan Yesus tentang ’tujuan kepergian-NYA’ (Yun. Ekshodos atau exodus-NYA) ke Yerusalem, yakni agar paska digenapi oleNya. Minggu VII disebut Esto Mihi = ’Jadilah bagiku’ (Mazmur 31 : 3b); yakni sebagai titk peralihan, menurut cerita Injil, dari perjalanan Yesus di galilea kepada perjalanNYA ke Yerusalem.
Minggu VII ini menandai berakhirnya lingkaran Natal dan dimulainya lingkaran Paska.
Simbul Hari dan Minggu Epifani adalah Bintang bersegi lima (warna putih) di dalam Lingkaran (warna kuning) dengan warna dasar Hijau.
Arti :
Bintang bersegi lima ini lebih dikenal sebagai bintang Yakub, atau menunjuk pada terbitnya bintang dari keturunan Yakub (Bilangan 25 : 17). Di kemudian hari, dimanifestasikan melalui kelahiran YESUS KRISTUS, yang juga ditandai dengan munculnya/terbitnya bintang di Timur (matius 2 : 1-2). Bintang ini pula yang menunjukan pada penampakan kemuliaan YESUS KRISTUS bagi umat manusia.
Simbul ini berganti pada malam Hari Minggu Prapaska VI.
MINGGU SESUDAH PENTKOSTA
Minggu - minggu sesudah Pentakosta disebut minggu - minggu biasa, yang ditandai dengan warna Hijau, warna pertumbuhan dan kesuburan. Minggu sesudah Pentakosta dirayakan selama 24 Minggu. Masa ini disebut masa Gereja berjuang.
Ada yang menyatakan bahwa sesudah Minggu Trinitas sudah tidak ada lagi hari raya. Sebenarnya masih yaitu Hari Minggu, dimana melalui8 setiap hari Minggu, Gereja diingatkan tentang penyertaan Tuhan di dakam perjuangan Gereja. Yesus Kristus, Kepala Gereja, selalu beserta dengan Gereja-Nya (Allah beserta kita). Karena itu, Hari Minggu harus selalu menjadi perayaan besar, dan dirayakan dengan penuh puji-pujian dan syukur.
Simbol Hari Minggu sesudah Pentakosta adalah burung Merpati (putih) dengan ranting zaitun diparuhnya, perahu layar di tengah gelombang dan pelangi dengan warna dasar Hijau.
Arti :
Perahu merupakan simbol dari Gereja. Ide ini menjadi berarti bagi orang Kristen mula-mula yang mengalami penganiayaan dan pergumulan, ketika mereka mengetahui bahwa akan ada pertolongan dari Tuhan. Hal ini nyata lewat perpaduan antara perahu dan pelangi. Di sini janji Allah tentang pertolongan-Nya itu mendapat penekanan yang kuat. Pelangi melambangkan kesetiaan Allah atas janji-Nya untuk memelihara bumi, khusus Gereja dan orang-orang percaya.
Burung merpati dengan ranting zaitun di paruhnya mengungkapkan tentang janji keselamatan dan kehidupan dari Allah. (band.Kej.8:10-11) yang akan terus menyertai sampai ke tempat tujuan. Jadi sekalipun Gereja mengalami berbagai ancaman goncangan dan cobaan, Gereja akan tetap hidup di dalam dan oleh janji Allah tersebut.
PASKAH
Sama seperti Jumat Agung mulai dengan malam sebelumnya (Kamis Putih), maka begitu juga hari Paska, dimulai dengan malamnya (bandingkan Kejadian 1: 5, 8, 13 dst) Ada gereja-gereja yang merayakannya semalam suntuk, antara lain dengan membaca bagian-bagian Alkitab (Perjanjian Lama dan Baru) sehubungan dengan Paska serta pelayanan Baptisan Kudus (Menjelang subuh).
Paska adalah hari Kebangkitan Yesus Kristus dari kematian, yang ditandai dengan kubur kosong. Paska jatuh pada Hari Pertama (Arab ”Akhad”, Ibrani ”Ekhad”): Kejadian 1:5, Matius 28:1, Markus 16:2, Lukas 24:1, Yohanes 20:1). Hari Pertama adalah Hari Minggu. Kata ”Minggu” berasal dari bahasa Portugis (Domingu(s) dan Latin Dominus, yang berarti Tu(h)an. Karena itu hari minggu adalah hari TUHAN (wahyu 1:10).
Paska adalah hari raya utama dalam Kekristenan karena merupakan titik tolak Iman orang percaya (1 Korintus 15:14). Karena itu maka Hari Paska (termasuk malamnya) hendaknya dirayakan sebagai hari peringatan gereja yang paling meriah, dan harus dirayakan dalam kegembiraan dan sukacita. Minggu Paska dirayakan selama 7 minggu; termasuk 1 minggu setelah YESUS KRISTUS naik ke Sorga.
Minggu Paska II ( Latin Quasimodo Geniti = sama seperti bayi-bayi yang baru lahir ( 1 Petrus 2:2).
Minggu Paska III (Latin Misercordias Domini = ”Kasih Setia Tuhan” (Mazmur 89:2), dalam kombinasi dengan mazmur 33 : 5 ). Hari Minggu Paska ini juga sering disebut Pastor Bonus (Gembala Yang Baik).
Minggu Paska IV (Latin Jubilate = ”Bersorak-soraklah” (Mazmur 66:1)).
Minggu Paska V ( Latin Cantate = ’Nyanyikanlah’ (Mazmur 98:1)).
Minggu Paska VI Latin Rogate = ’Mintalah’, sehubungan dengan DOA untuk tumbuh-tumbuhan pertanian (cukup relevan!), juga sehubungan dengan ’panen rohani’ yang ditandai oleh perayaan Pentakosta nanti.
Simbol untuk Hari Minggu Paska adalah bunga Lely dengan warna dasar putih
Arti :
Bunga Lily merupakan simbol darri hari Paska dan kekekalan. Umbi-Umbian dari bunga lily haruslah ditanam dan mati dahulu di dalam tanah, baru kemudian daripadanya akan tumbuh suatu kehidupan baru. Melalui Paska orang percaya telah menerima kehidupan baru yang diberikan lewat kematian dan penderitaan KRISTUS (bandingkan Yohanes 12:34), dan kehidupan baru itu sendri adalah kehidupan yang berkaitan dengan hidup kekal.
Simbol ini berganti pada hari rabu malam menjelang YESUS KRISTUS naik ke surga.
TRINITAS
(Latin : Trinitatis = Trinitas). Perayaan Hari Minggu Trinitas baru ditetapkan pada abad ke-14. dirayakan satu Minggu sesudah Pentakosta untuk menyaksikan Allah Yang Maha Esa atau Allah Tritunggal (Bapa, Anak dan Roh Kudus). Disini penyataan Allah dan kekudusan keesaanNya menjadi pusat penyembahan Jemaat.
Simbol Hari Minggu Trinitas adalah Segitiga (Triquetra) dengar warna dasar Putih, yang merupakan simbul mula-mula dari ketritunggalan.
ARTI
Tiga buah lekukan yang tidak terputus, saling bersambung, menyatakan kekekalan dari tritunggal tersebut pada pusat dari ketiga lekukan itu terbentuklah sebuah segitiga yang merupakan simbul warisan dari Tritunggal. Simbul ini berganti pada Hari Minggu malam menjelang Minggu II sesudah Pentakosta.