MINGGU, EPIFANI IV
MINGGU, 27 JANUARI
2013
Bacaan Alkitab :
Yohanes 6 : 22 – 24
22 Pada
keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di
situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak
turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa
murid-murid-Nya saja yang berangkat.
23 Tetapi
sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka
makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.
24 Ketika orang
banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak,
mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari
Yesus.
Pengajaran Yesus dan mujizat yang dilakukan-Nya membuat banyak orang
terpesona dan terus menginginkan pertolongan Tuhan. Ada berbagai motivasi saat
orang mencari Yesus dan menyaksikan tindakan-Nya, baik itu pengajaran-Nya
maupun perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Yesus. Ada orang yang sekadar
ingin melihat saja, tidak sedikit yang ingin menyaksikan mujizat dan banyak
orang yang rindu pertolongan Yesus. Dalam bagian ini, Yohanes ingin agar
pembacanya menghubungkan pembicaraan-pembicaraan itu dengan tanda-tanda yang
mendahuluinya.
Kita bisa membayangkan, saat Yesus melakukan mujizat-Nya, terjadi
fenomena yang cukup menghebohkan. Karya penyembuhan dan ajaran Yesus membuat
banyak orang ingin segera bertemu untuk menimba sesuatu. Mungkin yang paling
banyak adalah orang-orang yang membutuhkan pertolongan dan pemyembuhan. Entah
itu sakit jasmani ataupun sakit rohani, kalau bisa agar segera sembuh berkat
sentuhan Yesus maupun ucapan-Nya.
Kabar gembira ini mau tidak mau akan segera menyebar dari seseorang ke
orang lain. Apabila hal tersebut terjadi di zaman ini, maka kabar itu pasti
cepat mendunia melalui segala macam media yang tersedia (seperti : Gadget, HP,
FB, Twiter atau situs jejaring lainnya). Akhirnya bukan hanya orang Yahudi saja
yang membutuhkan pertolongan Tuhan, bahkan bangsa lain pun ikut ramai-ramai
mencari dan menemui Yesus.
Dalam situasi masa kini, di mana perubahan-perubahan cepat terjadi,
masih adakah orang yang mau mencari dan menemukan Yesus untuk meminta
pertolongan-Nya? Banyak orang merindukan sosok tokoh yang membawa perubahan ke
arah yang lebih baik. Merindukan datangnya seorang raja yang bisa membawa
perubahan menuju keadilan dan kesejahteraan yang lebih baik. Sosok Yesus bisa
jadi merupakan salah satu harapan bagi bangsa Israel yang sedang menderita.
Namun bagi sebagian orang lainnya, kehadiran Yesus menjadi ancaman. Kelompok
tertentu di saat itu, merasa sangat terganggu oleh kehadiran Yesus. Kebenaran
yang selalu dilakukan dalam terang akan sangat bertolak belakang dengan tipu
daya yang sembunyi-sembunyi dalam kegelapan yang dilakukan kelompok-kelompok
yang menamakan dirinya sebagai tua-tua agama masa itu.
Sebenarnya masih banyak orang Israel yang mencari Yesus. Mereka mencari
Tuhan untuk berbagai kebutuhannya, baik yang rohani, jasmani atau bahkan
keduanya. Paling tidak kehadiran Yesus memberikan harapan tersendiri bagi
kelompok masyarakat tertentu. Suka atau tidak suka, kabar kehebatan-Nya cepat
menyebar ke mana-mana. Di mana Yesus hadir, di situ pasti ada kelegaan,
sukacita dan kesembuhan. Mungkin ada yang mencemooh, ada yang mengernyitkan
dahi, namun ada pula yang percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat.
Dalam nas ini, kita diajak merenungkan secara mendalam iman kepada
Yesus. Mari periksa kembali motivasi kita saat mencari dan menemukan Yesus. Ada
dua motivasi yang saling bertentangan dalam penjelasan nas diatas, ada orang
yang ingin sungguh-sungguh mencari Yesus untuk percaya dan mendapatkan keselamatan
kekal bukan karena Yesus mampu mengadakan mujizat dan hal-hal spektakuler saja.
Akan tetapi lebih jauh dan dalam, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat.
Kita diingatkan untuk tidak termotivasi oleh keinginan-keinginan duniawi
yang semu. Yesus tahu apa yang ada di dalam hati kita. Ia mengenal motivasi
kita saat mancari dan menemukan-Nya.
Mari mencari dan menemukan Yesus dengan kesadaran diri bahwa kita membutuhkan-Nya
untuk mengampuni dosa, memulihkan dari
keterikatan duniawi serta menemukan keselamatan kekal yang hanya ada pada Yesus
Kristus. Kapernaum menjadi saksi dari begitu banyak motivasi orang untuk
mencari dan menemukan Dia, Amin. E.Y.B/js|SGD/K|GPIB
KITAB YOHANES
Penulis : Rasul Yahanes
Waktu Penulisan : antara
tahun 85 dan 96 Masehi
Rentang Waktu : Sekitar 3½
tahun (Tahun 29 – 33 Masehi)
Latar Belakang : Meskipun Injil
Matius, Markus, dan Lukas mempunyai sudut pandang yang berbeda, mereka sangat
mirip satu sama lain dalam segi materi, karena itulah disebut ‘Injil Sinoptik’
(mirip dalam isi, urutan, dsb). Yohanes disebut dengan “Injil Tambahan” karena
ia berdiri sendiri dengan unik dalam kelasnya sendiri. Kitab Yohanes ini
berbeda dalam berbagai hal : gaya, struktur, penggunaan wawancara yang pribadi,
kurangnya cerita perumpamaan, dan penjelasan secara rohani tentang berbagai
kejadian. Yohanes dan saudaranya Yakobus mengikuti Yohanes Pembaptis sampai
Yesus memanggil mereka untuk mengikuti-Nya. Yesus menyebut keduanya sebagai
“Putera Guntur”, tetapi kemudian Yohanes disebut murid “yang dikasihi Yesus”.
Yohanes, bersama – sama dengan Petrus dan Yakobus, menjadi sangat dekat dengan
Yesus. Mereka bertiga saja yang berada bersama-sama Yesus pada saat Yesus
dimuliakan di atas gunung (Matius 17 : 1-8) dan di taman Getsemani (Markus 14 :
32-41). Yohanes menulis kitab ini untuk sebuah tujuan yang khusus “…supaya kamu
percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu
memperoleh hidup dalam nama-Nya” (20:31). Yohanes juga menulis kitab 1, 2, 3
Yohanes, dan kitab Wahyu.
Tempat Penulisan : Kemungkinan
di Efesus
Ditujukan kepada : semua orang
yang non Yahudi dan orang Kristen
Isi : Jika Lukas
menggambarkan Yesus sebagai “Anak Manusia”, Yohanes mempresentasikan-Nya dengan
keilahian-Nya sebagai “Anak Allah”. hubungan Yesus dengan Bapa ditekankan
ketika Ia mengajar, menyembuhkan orang sakit, berdoa, dan melayani. Mujizat
yang ditulis dalam Yohanes termasuk : mengubah air menjadi anggur (2:1-11),
memberi makan 5000 orang (6:1-14), berjalan di atas air (6:16-21), dan
membangkitkan Lazarus (11:1-46). Meskipun demikian, sebagai tambahan akan keberadaan-Nya
sebagai Allah, segi kemanusiaan Yesus juga ditunjukkan saat Ia merasakan lelah,
lapar, haus, dan sedih mendalam. Yesus menyebut diri-Nya dengan “Aku inilah …”
sebanyak 7 kali yang dengan jelas menunjukkan pernyataan-Nya akan keilahian-Nya
dan jalan kepada keselamatan. Setelah kematian dan kebangkitan-Nya, kemunculan
Tuhan sebelum kenaka-Nya ke sorga diceritakan dengan sangat terperinci.
Kata Kunci : “Firman”;
“Hidup”; “Percaya”. Yesus adalah “Firman Kekal”, yang telah ada pada mulanya,
yang menjadi manusia. Seseorang harus “percaya” akan nama Yesus untuk
mendapatkan “hidup” yang kekal … yaitu Yesus, yang selalu bersama dengan Allah
dan juga adalah Allah.
Tema : Allah begitu
mengasihi kita sehingga Ia memberikan Anak-Nya supaya barang siapa percaya
kepada Yesus tidak binasa tetapi memiliki hidup yang kekal (3:16). Mujizat
tidak diberikan tidak hanya untuk menyembuhkan, tetapi juga sebagai sebuah
tanda yang mengarah kepada Yesus. Allah ingin kita tisak hanya mengasihi-Nya,
tetapi juga mengasihi sesama kita. Darah Kristus menutup segala permohonan dan pengakuan kita kepada Allah. Kristus
mengerti penuh segala luka hati kita …Ia membayar harga termahal untuk menyembuhkannya.
Roh Kudus memberi kita damai kekal yang tidak dapat dihasilkan atau dibeli oleh
dunia.
Garis Besar :
1.
Inkarnasi Anak
Allah. 1: 1 – 18
2.
Perkenalan dan
pelayanan Yesus kepada umum. 1:19-5:18
3.
Perlawanan
atas pelayanan Yesus. 5:19 – 12 : 50
4.
Yesus menyiapkan
murid-murid-Nya untuk pengkhianatan terhadap diri-Nya. 13:1-17:26
5.
Penangkapan,
pengadilan, dan penyaliban Yesus. 18:1-19:37
6.
Penguburan dan
kebangkitan Yesus. 19 : 38 25