Materi ke – 40
Pokok Bahasan : Ibadah dan Doa
Pokok Bahasan : Ibadah dan Doa
Sub Pokok Bahasan :
Tata Ibadah GPIB
Tujuan Pembelajaran
Khusus :
- Mengetahui dan memahami Tata Ibadah GPIB.
- Mampu menghayati setiap rumpun Ibadah dalam Tata Ibadah GPIB dengan benar.
- Dapat merefleksikan Ibadah seremonial dalam ibadah aktual sehari-hari.
TATA IBADAH GPIB
I.
PENGANTAR
Kegiatan ibadah tidak serta merta dapat
dilakukan begitu saja tanpa pemahaman dan penghayatan yang sungguh dan benar.
Karena itu Rasul Paulus menulis : “Latihlah dirimu beribadah” (1 Timotius
4:7b). Lebih lanjut Rasul Paulus berkata, “……. ibadah itu berguna dalam segala
hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini, maupun untuk hidup yang
akan datang. (1 Timotius 4:8). Dengan demikian ibadah adalah suatu hal yang
amat penting bagi hidup orang-orang percaya, karena ibdah itu ternyata tidak
hanya sekedar kita berkumpul di dalam ruangan ibadah (gedung gereja)
semata-mata melainkan juga menyangkut kehidupan sehari-hari masa kini dan masa
depan orang Kristen. Karena itu maka Ibadah orang Kristen harus diatur atau
ditata dengan baik.
II.
IBADAH
SEBAGAI PERJUMPAAN ALLAH DENGAN UMAT.
Mengapa Ibadah orang
Kristen harus berlangsung dengan hikmat dan tertib? Karena Ibadah merupakan
media yang dikuduskan oleh anugerah kasih Allah, sehingga melalui ibadah
tersebut Allah berkenan menyatakan diri-Nya kepada Umat.
Dengan demikian makna
Ibadah pada prinsipnya bukan sekedar suatu perbuatan ritual atau seremonial
kerohanian, tetapi lebih tepat dalam ibadah tersebut terjadi pengalaman iman
orang percaaya yaitu perjumpaan Allah dan manusia.
Banyak kosa kata
tentang ibadah dalam Alkitab. Diantaranya adalah kata Yunani “Latreuo” atau
“Latreia “ (Roma 12 : 1 ; Filipi 3 : 3). Kata Latreuo atau Latreia dapat
berarti melayani ; mengabdikan seluruh hidup kepada Allah ; pelayanan kepada
Allah atau ibadah kepada Allah.
Jadi ibadah adalah, menyembah Allah atau mengabdi kepada Allah. Dan dalam rangka mempersembahkan ibadah kepada Allah, para hambaNya harus menundukkan diri untuk mengungkapkan rasa takut penuh hormat, kekaguman dan ketakjuban penuh puja kepada Tuhan. (Kejadian 24 : 26 … berlutut dan sujud menyembah Tuhan). Hal itu dapat dilakukan secara pribadi, tapi juga melalui ibadah umat (bersama).
Jadi ibadah adalah, menyembah Allah atau mengabdi kepada Allah. Dan dalam rangka mempersembahkan ibadah kepada Allah, para hambaNya harus menundukkan diri untuk mengungkapkan rasa takut penuh hormat, kekaguman dan ketakjuban penuh puja kepada Tuhan. (Kejadian 24 : 26 … berlutut dan sujud menyembah Tuhan). Hal itu dapat dilakukan secara pribadi, tapi juga melalui ibadah umat (bersama).
Umat datang menyembah
Tuhan karena Tuhan datang dalam kemuliaan dan menyatakan kebesaran kasih-Nya.
Inilah sebuah perjumpaan kudus yang terjadi antara Tuhan dengan umat-Nya.
Perjumpaan ini dihayati orang Kristen dalam Ibadah.
III.
APA
ITU TATA IBADAH ?
Tata Ibadah adalah
sarana yang dipergunakan umat dalam rangka menata jalannya Ibadah, sebagai
perjumpaan Allah dengan umat-Nya. Kalau kita mau bertemu / menghadap Presiden
pasti ada aturan (protokoler) yang mengatur jalannya pertemuan tersebut,
apalagi kita mau bertemu/menghadap Tuhan, tentu tidak boleh sembarangan.
Tata Ibadah bermuasal dari apa yang disebut
dengan “liturgi”. Liturgi berasal dari kata Yunani: leitourgia (Kisah Para
Rasul 13:2). Asal katanya adalah “laos” (artinya rakyat) dan “ergon” (artinya
pekerjaan). Jadi, liturgi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh rakyat / umat
secara bersama-sama. Dalam konteks ibadah Kristen, liturgi adalah kegiatan
peribadahan di mana seluruh umat yang dating beribadah terlibat secara aktif
dalam pekerjaan bersama untuk menyembah dan memuliakan Tuhan.
Oleh karena semua anggota jemaat harus
terlibat secara aktif, maka perlu ditentukan kapan giliran mereka
berpartisipasi dalam ibadah dan bagaimana bentuk partisipasi itu (apakah bernyanyi,
berdoa, mendengar Firman Tuhan, memberi persembahan, dengan cara berdiri, duduk
dll). Penata jalannya ibadah tersebut adalah TATA IBADAH, yang menata dengan
rapi dan tertib proses jalannya peribadahan Umat. Dapatkah kita membayangkan
kalau pelaksanaan ibadah tanpa penataan yang baik?, pasti kacau balau.
Karena itu agar tidak terjadi kekacauan dalam ibadah umat maka semua
pelaksanaan atau pelayanan perlu didasari pada sikap dan spiritualitas yang
baik, sopan dan tertib, “Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai
sejahtera” (1 Korintus 14:33). Rasul Paulus juga menyampaikan suatu nasihat
agar kita mengutamakan ketertiban yang dilandasi oleh kasih. Ia menasehatkan
“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan
kekuatan, kasih dan ketertiban” (2 Timotius 1:7).
IV.
TATA
IBADAH GPIB
Tata Ibadah sebagai
penata jalannya perjumpaan Tuhan dengan umat dikemas dalam 4 (empat) “babak”.
Dalam Tata Ibadah dipakai istilah “rumpun”, yaitu:
Rumpun I :
MENGHADAP TUHAN
Rumpun II :
PELAYANAN FIRMAN /SAKRAMEN
Rumpun III :
JAWABAN UMAT
Rumpun IV :
PENGUTUSAN
Setiap Rumpun terdiri
dari beberapa unsur. Selengkapnya (Tata Ibadah Hari Minggu) adalah :
I. M E N G H A D A P T U H A N
Nyanyian Umat datang
menghadap Tuhan
VOTUM
PF : Pertolongan kepada kita adalah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi
U : 1 . 1
A – min
NAS PEMBIMBING
PF :
. . .
SALAM
SALAM
PF : Kasih karunia dan damai sejahtera dari
Allah, Bapa kita dan dari Tuhan kita Yesus Kristus, menyertai Saudara sekalian
U : 1 . 7 . 1
A – min
U : (menyanyi) duduk
PENGAKUAN DOSA
P : (mengajak umat mengaku dosa)
U : menyanyi (Kyrie
Eleison)
BERITA PENGAMPUNAN DOSA
PF : Sebagai Pelayan Yesus Kristus, kami memberitakan, bahwa pengampunan dosa
telah berlaku dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus ~ disertai nas tentang Berita
Pengampunan
U : menyanyi . . .
AMANAT HIDUP BARU
AMANAT HIDUP BARU
PF : (mengajak umat berdiri, membaca Amanat
Hidup Baru) ....... Kiranya Roh Kudus
menolong kita untuk mewujudkan kemuliaan Allah dalam hidup kita dan diseluruh
dunia
U : menyanyi
(Nyanyian Kemuliaan)
Duduk
II. PELAYAN FIRMAN & SAKRAMEN
DOA MOHON BIMBINGAN ROH KUDUS
DOA MOHON BIMBINGAN ROH KUDUS
PF :
PEMBACAAN ALKITAB
Pembaca : (mengajak
umat membaca Alkitab) ..
Demikianlah Firman
Tuhan,Terpujilah Kristus, Maranatha / Hosiana / Haleluya
Umat : menyambut dengan nyanyian Maranatha / Hosiana / Haleluya
Umat : menyambut dengan nyanyian Maranatha / Hosiana / Haleluya
PEMBERITAAN FIRMAN
PF : memberitakan Firman
U : menyanyi . . .
Pelayanan Sakramen
Baptisan / Perjamuan Kudus
III. JAWABAN UMAT
PENGAKUAN IMAN diucapkan bersama sambil berdiri, sikap sempurna
DOA SYAFAAT (alternatif : Syafaat, syafaat + Doa Bapa
Kami, Doa Bapa Kami)
UNGKAPAN SYUKUR
UNGKAPAN SYUKUR
Diaken : Mengajak umat bersyukur disertai landasan Nas Alkitab dan mengajak
jemaat menyanyi
Umat : menyanyi . . .
. memberi persembahan (diiringi organ) menyanyi . . .
berdiri
Diaken : Doa Persembahan
Diaken : Doa Persembahan
duduk
IV. P E N G U T U S A N
WARTA JEMAAT
AMANAT PENGUTUSAN
PF : mengajak umat berdiridan menyampaikan Amanat Pengutusan
U : menyanyi
.............
BERKAT
BERKAT
PF : Arahkanlah hatimu kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya : . . . . .
U : menyanyikan :
Amin, amin, amin
V. PENJELASAN SETIAP RUMPUN
a. MENGHADAP TUHAN
a. MENGHADAP TUHAN
Votum mengandung arti sebagai proklamasi kehadiran Tuhan dan bahwa Ibadah yang
berlangsung adalah dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Sedangkan salam
diucapkan oleh Pelayan tanpa mengangkat tangan, karena salam bukanlah berkat.
Formulasi salam dapat disesuaikan dengan tahun gereja. Nas Pembimbing adalah
nas yang berhubungan dengan tahun gereja serta nas khotbah. Ketika
mempersiapkan nyanyian dan unsur tetap lainnya, sebaiknya nas pembmbing juga
disesuaikan. Pengakuan Dosa merupakan sikap umat yang menyadari akan semua
bentuk kegagalan dalam mentaati kehendak Tuhan yang disampaikan dalam doa
kepada-Nya. Berita Anugerah merupakan ungkapan penegasan bahwa pengampunan dosa
telah Kristus nyatakan melalui pengorbanan-Nya.
Amanat Hidup Baru perlu dipahami sebagai amanat bagi umat yang telah menerima pengampunan. Amanat Hidup Baru disesuaikan dengan Tahun Gereja. Amanat Hidup Baru disambut oleh umat dengan nyanyian Kemuliaan.
Amanat Hidup Baru perlu dipahami sebagai amanat bagi umat yang telah menerima pengampunan. Amanat Hidup Baru disesuaikan dengan Tahun Gereja. Amanat Hidup Baru disambut oleh umat dengan nyanyian Kemuliaan.
b. PELAYANAN FIRMAN
Doa Mohon Bimbingan Roh Kudus atau yang juga disebut Epiklese merupakan doa
yang berisi permohonan bimbingan Roh Kudus untuk Pembacaan dan Pemberitaan
Firman. Alkitab sebagai landasan Pemberitaan Firman mengikuti jadwal pembacaan
Alkitab yang ditetapkan oleh Gereja (GPIB). Pemberitaan Firman perlu dipahami
sebagai penjelasan terhadap Bacaan Alkitab dan merupakan petunjuk bagi
kehidupan beriman umat sehari-hari.
c. JAWABAN UMAT
Pengakuan Iman bukanlah doa. Karena itu Pengakuan Iman diucapkan sambil
berdiri, dengan sikap sempurna dan tidak diakhiri dengan Amin. Pengakuan Iman
dipahami sebagai jawaban umat terhadap Firman Tuhan dalam bentuk pengakuan.
Pengakuan Iman diucapkan sambil berdiri, adalah simbol dari sikap gereja dan
orang percaya yang berdiri dihadapan Tuhan dan di tengah-tengah dunia dengan
berbagai macam keyakinan agama, aliran, tantangan, hambatan dan pengaruh. Di
hadapan Tuhan dan di tengah dunia ini gereja dan orang percaya mengikrarkan
pengakuan imannya.
Gereja mengenal 3 bentuk Pengakuan Iman, yakni Pengakuan Iman Rasuli, Nicea-Konstantinopel dan Pengakuan Iman Athanasius. Pengakuan Iman Nicea dan Athanasius dapat digunakan pada hari-hari Raya Gerejawi.
Gereja mengenal 3 bentuk Pengakuan Iman, yakni Pengakuan Iman Rasuli, Nicea-Konstantinopel dan Pengakuan Iman Athanasius. Pengakuan Iman Nicea dan Athanasius dapat digunakan pada hari-hari Raya Gerejawi.
Berdasarkan Ketetapan Persidangan Sinode, ada tiga bentuk doa syafaat yang
dapat digunakan dalam Ibadah Minggu, yakni Doa Syafaat tanpa Doa Bapa Kami, Doa
Syafaat diakhiri dengan Doa Bapa Kami, dan hanya Doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami
sebaiknya diakhiri dengan Doksologi yang dinyanyikan. Karena berlajar dari
sejarah, kalimat terakhir dari doa tersebut merupakan puji-pujian yang
dinyanyikan.
Ungkapan Syukur merupakan istilah yang digunakan untuk menggantikan istilah
persembahan syukur. Karena syukur umat diungkapkan melalui tiga bentuk
ungkapan: menyanyi, memberi persembahan dan doa persembahan. Sebaiknya ketiga
ungkapan tersebut tidak diungkapkan secara sekaligus melainkan secara terpisah.
Itulah sebab-nya mengapa umat diajak untuk mengungkapkan syukur melalui nyanyian
syukur, kemudian memberi persembahan syukur, lalu menaikkan doa syukur.
d. PENGUTUSAN
Warta Jemaat dipahami sebagai warta pengutusan. Artinya warta jemaat bukan
sekedar informasi tentang perkembangan Jemaat, melainkan sebagai panggilan bagi
umat untuk berperan serta dalam pelayanan Jemaat. Sebagai contoh, jadwal ibadah
keluarga yang diwartakan merupakan panggilan bagi umat untuk berperan di
dalamnya. Warta tentang warga Jemaat yang sakit adalah panggilan bagi warga
jemaat untuk mendoakannya, baik dalam ibadah keluarga maupun dalam doa
masing-masing keluarga.
Pesan Pengutusan adalah rangkuman dari inti pemberitaan Firman yang disampaikan
kepada umat untuk diberlakukan sebagai pengutusan dalam kehidupan sehari-hari.
Berkat dipahami sebagai janji penyertaan Tuhan bagi umat dalam melaksanakan
Firman Tuhan yang telah diberitakan di tengah-tengah kehidupan sehari-hari.
Berkat Tuhan diaminkan oleh umat dengan menyanyi amin. Setelah itu umat diberi
kesempatan untuk saling bersalaman satu dengan yang lain sebagai wujud
persekutuan, dan juga bersalaman dengan para pelayan ibadah. Demikianlah ibadah
sebagai ritual telah selesai dan diteruskan dengan ibadah aktual dalam hidup
sehari-hari; Karena itu di akhir ibadah tidak ada nyanyian yang biasanya
disebut nyanyian pengiring. Fungsi nyanyian bukan untuk mengiring pelayan ke
luar ruang ibadah melainkan untuk memuji Tuhan.
Daftar Pustaka
1.
Abineno,
JL,Ch, Ibadah Perjanjian Baru, BPK Gunung Mulia, 1997
2.
GPIB,
Tap. Persidangan Sinode GPIB tahun 1982 dan 2005.
3.
Rachman,
Rasid. Hari Raya Liturgi: Sejarah dan Pesan Pastoral Gereja. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2003.
4.
Vatican
Council II.The Constitution on the Sacred Liturgy.
5.
White,
James F. Introduction to Christian Worship: Third Edition. Nashville: Abingdon,
2000.
6.
Willemon,
William H. The Service of God: How Worship and Ethics Are Related. Nashville:
Abingdon, 1990
TATA GEREJA
Adalah himpunan dan susunan semua penata aturan gerejayang teranyam
dan terurai dengan serasi, seimbang dan selaras untuk mengatur dan memberi arah
bagi seluruh kegiatan gereja.
Informasi garis besar
Tata Gereja pada halaman berikut hanya terbatas pada Daftar Isi / Pasal-pasal.