Bacaan II Tawarikh 34 : 1 – 7
TEKS
II Tawarikh 34 : 1 – 7 merupakan
teks yang menceritakan tentang masa Pemerintahan Raja Yehuda. Raja Yosia
merupakan raja yang cukup unik, hal ini dikarenakan pengangkatannya sebagai
Raja dalam usia yang sangat muda yaitu 8 tahun (ayat 1). Meskipun dalam usia
muda, Ia tetap memiliki cara pemerintahan yang berbeda dengan ayah maupun
kakeknya sebelumnya. Ayat 2 menegaskan bahwa Ia selalu melakukan apa yang benar
di mata Tuhan dan tidak menyimpang ke kanan maupun ke kiri. Karena itulah masa
Pemerintahan Yosia sangat dikenal dengan kejayaannya untuk melakukan
Pembaharuan besar-besaran di tengah kehidupan bangsa Yehuda.
Masa Pembaharuan yang dilakukan
oleh Yosia tidak dilakukan semau dia tanpa perhitungan yang baik. Raja Yosia melakukan Pembaharuan dengan langkah-langkah
praktik yang sangat baik; antara lain
- Langkah 1: Pada tahun ke delapan adalah tahun 631 sM masa Pemerintahannya Ia mulai mencari Allah(ayat 3). Artinya bahwa dasar pembaharuan yang akan dibuatnya tetap diawali dengan penyerahan diri dan pertolonganAllah. Sikap Raja Yosia ini menunjukkan bahwa Pembaharuan hanya bisa terjadi ketika Allah sang Pemilik kehidupan berperan di dalam proses pembaharuan tersebut; karena dasar pembaharuan itu harus sesuai kehendak Allah.
- Langkah 2 : Pada Tahun kedua adalah tahun 627 sM, Ia mulai mentahirkan Yehuda dan Yerusalem dari bukit-bukit pengorbanan, merobohkan mezbah baal, menghancurkan pedupaan-pedupaan, menghancurkan tiang-tiang berhala, menghancurkan patung-patung pahatan dan menghancurkan patung – patung tuangan di berbagai daerah sampai pelosok. (ayat 3-7).
Raja Yosia berhasil melakukan
Pembaharuan hidup bagi bangsa Yehuda karena Ia memulai segala rencana
Pembaharuannya dengan menjadikan Allah sebagai kunci dasar tolak ukur dari
sebuah Pembaharuan. Pembaharuan dilakukan oleh Raja Yosia bagi bangsa Yehuda,
karenaIa rindu bangsanya mengalami pertobatan yang sejati. Sebab pertobatan
sejati tidak hanya cukup sadar akan dosa, mengaku dosa, menyesal akan dosa dan
mohon pengampunan dan pemulihan hidup saja seperti yang selama ini selalu
dilakukan oleh bangsa Yehuda. Pertobatan sejati tanpah buah Pembaharuan diri
tidak akan pernah membawa hidup seseorang berjalan di jalan Allah. Hal ini
dikarenakan Pembaharuan diri merupakan sebuah sikap nyata seseorang untuk
merubah perilaku hidupnya secara total dari hal yang tidak baik menjadi pribadi
yang berkenan di hadapan Allah. Memang bukan hal yang mudah melakukan Pembaharuan
hidup, namun dari pengalaman Iman Yosia kita diajak untuk berani melakukan
Pembaharuan hidup melalui langkah-langkah berikut:
- Serahkan hidup secara total kepada Allah, karena hanya Allah kunci tolak ukur pembaharuan hidup kita.
- Tanamkan pemahaman bahwa hidup adalah Anugerah Allah, maka hidup bagi orang percaya adalah melayani Allah agar nama Allah dimuliakan.
- Perdalam hidup dengan ketekunan akan pengetahuan tentang Firman Allah. Jadikanlah Firman Allah sebagai cermin dalam segala pikiran, perkataan dan perilaku kita maupun cermin bagi segala hal yang datang dari lingkungan luar kehidupan kita.
- Berani katakan putus dengan kehidupan masa lalu yang bertentangan dengan Allah (jangan pernah berkompromi kembali).
- Bukalah hati dalam persekutuan bersama Allah.
Teks ini mengajak kita untuk siap
melakukan pembaharuan hidup sekaligus siap menjadi Yosia-Yosia masa kini yang
selalu siap menjadi agen Pembaharuan hidup bagi sesamanya.
KONTEKS
Kitab II Tawarikh merupakan kitab
yang didalamnya berisi tentang sejarah kehidupan bangsa Israel dibawah
kepemimpinan para Raja. Jelas sekali dari II Tawarikh 12 – II Tawarikh 36
tergambar dengan jelas alur cerita sejarah kepemimpinan Yehuda di bawah para
pemimpin yang memiliki beragam perilaku baik maupun yang tidak baik. dari tahun
930 sM hingga 586 sM ada 19 laki-laki dan 1 orang perempuan yang menduduki
tahta sebagai seorang pemimpin. Kehidupan bangsa Yehuda sangat dipengaruhi oleh
pola kepemimpinan dari Sang Raja/Pemimpin. Jika pemimpin itu memiliki
kepribadian kokoh takut akan Allah maka arah kepemimpinan sesuai dengan
kehendak Allah; jika tidak maka rakyatpun akan hidup tidak sesuai kehendak
Allah.
Kitab Tawarikh ini sebenarnya
Kitab yang bertujuan untuk memberikan dorongan agar para umat hidup dengan
menyerahkan diri kepada Allah. Hal ini didasarkan pada segala pertolongan Allah
dalam kehidupan umat. Namun, realitanya bukan hal yang mudah membawa umat hidup
takut akan Allah. Umat cenderung berkompromi dengan dunia, bersikap acuh
terhadap Hukum Taurat dan bertindak menyimpang dari Tuhan. Sebab pola dasar
dari sejarah Yehuda adalah kemerosotan religius. Dari sekian banyak Pemimpin
yang dipercayakan untuk memimpin bangsa Yehuda, munculah salah satu sosok
Pemimpin yang berkenan di hadapan Allah yaitu Yosia. Ia adalah raja saleh
terakhir dari Yehuda, dan di dalam hal tertentu dia juga merupakan Raja Yehuda
yang terbesar (II Tawarikh 34 : 2). Karena pembaharuan yang diadakannya pada
tahun 612 sM itulah yang mampu memulihkan komitmen Israel kepada Allah. Yosia
dalam bahasa ibrani Yoshiyahu; dalam bahasa Yunani iwsias, Yosias,
yang artinya “TUHAN menopang” adalah raja kerajaan Yehuda.
Raja Yosia lahir ketika ayahnya, Raja Amon, berusia 16 Tahun
dan kakeknya Manasye, masih memerintah di Yerusalem dalam usia 61 tahun. Ibunya
ialah Yedida binti Adaya, dari Bozkat. Sewaktu Yosia berusia 6 tahun, raja
Manasye (67 tahun) mangkat dan Amon (22 tahun) menggantikannya menjadi raja. Amon
hanya memerintah selama 2 tahun, karena dibunuh di istananya oleh
pegawai-pegawainya yang mengadakan persepakatan melawan dia dikarenakan sikap
dan cara kepemimpinannya yang tidak berkenan di hadapan Tuhan dan banyak melakukan
kesalahan. Tetapi rakyat negeri itu membunuh semua orang yang mengadakan
persepakatan melawan raja Amon; dan rakyat negeri itu mengangkat Yosia,
anaknya, menjadi raja menggantikan dia (II Tawarikh 33 : 23-25).
Yosia menjadi raja pada usia 8 tahun (II Tawarikh 34 : 1), sekitar tahun 639 – 609 sM. Ia
merupakan penganut Theokrasis yang artinya bahwa Pemimpin sebuah bangsa adalah
Allah, sehingga seorang Raja didunia harus menyadari bahwa dirinya adalaj wakil
Allah di dunia ini. Dalam kesadaran inilah maka ia selalu melakukan apa yang benar
di mata TUHAN. Dalam Pemerintahannya Yosia melakukan reformasi dalam hal
keagamaan.
PEMAHAMAN TEOLOGIS
- Kunci Dasar Tolak ukur sebuah Pembaharuan Hidup adalah Allah, karena itu Pembaharuan Hidup hanya bisa dilakukan dengan abik jika seseorang benar-benar datang kepada Allah dan menyerahkan hidupnya secara total kepada Allah.
- Pembaharuan hidup merupakan sebuah perubahan hidup secara total dari perilaku hidup lama yang jahat menjadi perilaku hidup baru yang sesuai kehendak Allah. Artinya perubahan dari Hitam menjadi Putih dan bukan dari hitam menjadi abu-abu. Ingat hidup yang dibaharui adalah hidup yang tanpa kompromi terhadap hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah (tidak menyimpang ke kanan maupun ke kiri).
- Pembaharuan Hidup merupakan salah satu unsur Pertobatan sejati, karena tanpa Pembaharuan hidup seringkali seseorang bisa kembali melakukan dosa yang dilakukannya.
- Setiap orang yang telah menerima anugerah Keselamatan dari Allah dipanggil untuk menjadi Agen Pembaharuan hidup bagi sesama seperti yang dilakukan oleh Raja Yosia. SBT/GPIB/kelas eka/edisi 30/2016