Minggu V Prapaskah
Tema : HIDUP DALAM DAMAI
DENGAN SEMUA ORANG
Gagasan Utama :
Memiliki Keteladanan orang yang telah diselamatkan
Topik : Karakter lamaku
Bacaan Alkitab Kolose
3:5-6
Tujuan Pembelajaran
Khusus
- Menyebutkan perbuatan-perbuatan yang dihasilkan oleh karakter lama yang jahat dan berdosa di hadapan Allah.
- Menjelaskan bagaimana karakter lama itu dapat berubah menjadi karakter baru.
- Memutuskan untuk memakai karakter baru dalam hidup sehari-hari
TEKS
Kolose 3:5 – 17 sesungguhnya
berbicara tentang hidup yang taat kepada Kristus, yaitu hidup baru dalam kasih
terhadap sesama manusia. Perintah atau nasihat Rasul Paulus untuk jemaat Kolose
pada ayat 5 dan 6, sudah sangat jelas. Ayat 5 menjelaskan bahwa apa yang muncul
dari keinginan (hal rohaniah) dan tubuh (hal jasmaniah) yang mesti dimatikan,
misalnya zinah atau persundalan, kenajisan (homoseksual), hawa nafsu, keinginan
jahat dan kerasukan atau ketamakan.
Zinah adalah manusia yang satu
membuat manusia yang lain menjadi sasaran hawa nafsunya (termasuk nafsu
seksual). Orang tamak adalah orang yang memandang orang lain sebagai sasaran
untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri. Orang tamak selalu mencari
keuntungan dengan merugikan orang lain. Orang tamak adalah hamba uang atau
hamba kekayaan.
Merdeka dari dosa berarti terikat
kepada Allah dan menjadi hamba Allah. Sedangkan merdeka dari Allah berarti
terikat pada dosa dan menjadi hamba dosa. Dulu orang Kolose hidup dalam
perhambaan dosa, tetapi sekarang mereka telah menjadi anak-anak Allah karena
ada tindakan Allah di dalam Yesus Kristus yang menjadi garis pemisah. Jemaat harus
membelakangi hidup yang lama dan menyerah/berjalan ke depan meninggalkan hidup
yang lama menuju kepada kemuliaan Kristus (hidup baru).
KONTEKS
Di saat Rasul Paulus berada di
dalam penjara karena pemberitaan Injil (4:3). Epafras datang mengunjungi Paulus
di penjara karena cintanya yang begitu dalam kepada jemaat Kolose. Selain memberikan
dukungan moril kepada Paulus, Epafras juga membawa berita tentang keberadaan
Jemaat Kolose yang sedang terancam oleh pengajar-pengajar sesat (2 : 4, 8) yang
salah satu isi ajaran sesatitu mengenai berbagai-bagai syariat Taurat (2:16). Epafras
juga sekaligus memohon bantuan Paulus terhadap para pengajar sesat itu.
Yang diajarkan oleh para penyesat
adalah campuran antara hikmat Yunani dan hikmat Yahudi. Paulus mengatakan bahwa
ajaran-ajaran itu adalah pengetahuan manusia belaka, bukan berasal dari
Tuhan dan tertuju kepada perkara-perkara
di duniawi bukan kepada perkara-perkara Sorgawi (tempat Allah bertakhta)
(3:1-4).
Dalam suratnya dapat kita ketahui
bahwa Paulus bersyukur atas keberadaan Jemaat Kolose, sekaligus ia berdoa agar
jemaat dikuatkan dari bahaya yang mengancam mereka karena para pengajar sesat
(2:4, 8). Paulus juga mencela ajaran sesat itu, karena ajaran mereka ini tidak
memperdulikan kemenangan Yesus Krsitus yang meliputi segala sesuatu atau
seluruh alam semesta. Yesus Krsitus mengalahkan segala kuasa yang ada di bumi
maupun di luar bumi (2:20). Karena itu Paulus menegaskan bahwa hanya kepada-Nya
kita harus taat (3 : 5 – 4 : 6).
Jemaat Kolose dalam iman percaya,
iman yang hidup, iman yang terlihat di dalam perbuatan, mestilah mengarahkan
kehidupannya untuk mencari perkara-perkara di atas atau perkara-perkara sorgawi
di mana Kristus ada dan bertakhta. Dengan mengarahkan iman kepada perkara
sorgawi, maka jemaat terbebas dari belenggu perkara-perkara duniawi yang
bertentangan dengan Kristus. Kristus adalah tanah subur tempat jemaat dapat
berakar, bertumbuh dan berbuah laksana pohon. Di dalam Kristus, jemaat berakar.
Semakin dalam akarnya semakin kuat pohon itu. Dengan demikian jemaat akan
terus-menerus diteguhkan dalam iman mereka. Iman itu akan semakin mendapat
dasar yang kuat – kokoh dan tak tergoyahkan. Jadi jemaat akan berpegang teguh
kepada injil yang benar yang dikabarkan oleh Epafras. Pada intinya Paulus
menulis surat agar jemaat Kolose tetap kuat dalam iman mereka yang tidak
terpedaya oleh ajaran sesat.
Sebagian besar isi surat Kolose
ditujukan langsung kepada ajaran sesat yang dibawa orang ke Kolose (2 : 4 – 3 :
4) dan Paulus menelanjangi ajaran sesat itu. Ciri-ciri ajaran itu berbau
Yudaisme-gnostik antara lain :
- Mengkhususkan hari-hari tertentu seperti bulan baru dan Sabat,
- Melarang beberapa macam makanan untuk dikonsumsi (2:16, 20-23)
- Percaya pada malaikat (2 : 18).
PEMAHAMAN TEOLOGIS
1. Manusia yang diciptakan Allah telah menjadi
berdosa karena memberontak dan melawan Allah. Akibat dosa itu bukan hanya
mereka mendapat hukuman dari Allah, tetapi juga membawa kerusakan dalam
karakter manusia, lambat dan bodoh untuk berbuat baik, sebaliknya cepat dan
pandai berbuat jahat. Dalam Yesus Kristus kodrat atau citra manusia
diperbaharui dari yang berdosa (bernoda) berubah menjadi bersih dan dibenarkan
di hadapan Allah. Dengan tindakan Allah di dalam Yesus Kristus dan melalui
tuntunan Roh Kudus, kita disadarkan pada perubahan karakter. Karakter kita yang
lama, jahat dan berdosa di hadapan Allah berubah menjadi karakter yang baru
(manusia baru).
2. Karakter baru (manusia baru) yang kita peroleh
dari Yesus Kristus membuat kita mengerti bahwa beriman bararti taat. Iman dan
perbuatan tidak dapat dipisahkan, tanpa perbuatan iman adalah sesuatu yang
mati. Perbuatan adalah gerakan iman. Di dalam perbuatan sehari – hari, manusia
mempraktekkan iman. Iman yang benar terlihat dalam perbuatan-perbuatan seperti
yang diajarkan oleh Yesus Kristus dan hidup di dalam persekutuan dengan Dia. Bila
Kristus menjadi Tuhan kita, maka Dia juga adalah Tuhan segenap kehidupan kita
dan segenap perbuatan kita. Hidup yang taat kepada-Nya adalah konsekuensi dari
pengakuan atas Yesus (Tuhan) adalah Kristus (Mesias).
JK|SBT|GPIB|edisi 29|2016
januari-maret|
Penulis : Rasul Paulus.
Waktu Penulisan : Antara
tahun 60 dan 61 Masehi.
Judul Kitab : Dinamakan
sesuai kepada siapa surat ini ditujukan: Jemaat di Kolose.
Latar Belakang Paulus
mendirikan gereja di Efesus pada perjalanan penginjilan yang kedua. Kitaka
sedang berada di Efesus timbullah perhatian khusus Paulus bagi jemaat di Kolose,
meskipun ia belum pergi kesana. Kolose, dulu pernah hampir serupa dengan
kota-kota perdagangan tetangganya, yaitu Laodikia dan Hierapolis yang
berkembang dengan pesat, tetapi saat ini sedang mengalami kemunduran. Pengajaran
palsu dari Yahudi, Yunani dan Asia merembes masuk ke dalam kota ini. Paulus
memberi tanggapan atas penajaran -pengajaran yang palsu ini, terutama gnostik –
yang mengklaim adanya pengetahuan dan kuasa yang tersembunyi dan mengingkari
kemanusiaan sejati Kristus. Setelah kunjungan Epafras dan laporannya mengenai
kondisi disana, Paulus mengirim surat ini melalui Tikhikus dan seorang budak
yang bertobat yaitu Onesimus, untuk ditujukan kepada jemaat di Kolose. Kolose,
Efesus, Filipi dan Filemon merupakan “Surat surat Penjara” Paulus.
Tempat Penulisan : Dari
penjara di Romawi.
Mulanya Ditujukan Kepada:
Jemaat di Kolose.
Isi : Bagian pertama dari
kitab Kolose bersifat doktrin dan bagian terakhir berupa penerapan praktis.
Paulus memerangi pengajaran palsu tentang legalitas, penyembahan kepada malaikat
dan seromonialisme. Penjagaan terhadap ajaran sesat ini berbarengan dengan
dorongannya untuk memiliki komitmen bahwa Kristus adalah Tuhan. Orang-orang
percaya didorong untuk menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru
(3:9-10) dengan hidup benar di hadapan Allah. Jika mereka mengikuti teladan
Kristus, peraturan-peraturan untuk hidup suci ini memberi mereka kebebasan dari
peraturan-peraturan manusia.
Kata Kunci : “Supremasi”;
“Kepala”. Kitab Kolose ditulis kepada jemaat yang di “encerkan” oleh filsafat
duniawi yang sia-sia. “Supremasi” Kristus dalam setiap segi kehidupan
ditekankan dengan menggambarkan Kristus sebagai “Kepala” tubuh, yaitu
gereja-Nya.
Tema:
- Yesus saja cukup untuk memenuhi setiap kebutuhan dalam hidup kita.
- Gambaran sempurna dari Allah yang tidak kelihatan adalah Yesus Kristus yang sempurna.
- Segala filsafat yang tidak meninggikan Kristus bukan berasal dari Allah.
- Hubungan kita dengan Allah tercermin melalui hubungan kita dengan sesama.
Garis Besar :
- Doa Paulus bagi jemaat di Kolose. 1:1-14.
- Supremasi Kristus. 1:15-2:5.
- Filsafat yang menipu. 2:6-23.
- Nasihat untuk hidup dalam kesucian. 3:1-17.
- Pedoman bagi hubungan dalam kekristenan. 3:18-4:1.
- Perintah-perintah terakhir. 4:2-18.
Sumber : Lembaga Alkitab
Indonesia