Bacaan Matius 4 : 1 – 11
Minggu, 09 Januari 2011
Saat memasuki suatu medan pekerjaan tertentu, setiap orang harus menjalani masa orientasi atau pengenalan. Hal ini dimaksudkan agar sebelum bekerja, seseorang sudah mendapat gambaran dan mengetahui kondisi dan situasi yang akan dihadapinya selama bekerja. Dengan begitu, ia mampu mempersiapkan diri dengan baik, khusus mental spiritualnya, sehingga ketika sudah bekerja ia tetap bertahan untuk bekerja dengan setia dan rajin, meskipun kondisi dan situasi yang dihadapinya sangat sulit dan menantang. Sebab umumnya, setiap orang hanya mau bekerja di dalam situasi dan kondisi yang baik dan aman. Sehingga ketika situasi dan kondisi tidak aman maka ia akan mundur dan berhenti.
Apa yang dituliskan oleh penginjil Matius dalam perikop kita dapat juga dipahami sebagai suatu masa orientasi atau pengenalan Yesus terhadap kondisi pelayanan yang akan dihadapi di dalam dunia. Melaluinya kita tahu bahwa kondisi ddan situasi pelayanan yang akan dimasuki dan dihadapi oleh Yesus di dunia bukanlah kondisi yang baik dan aman. Sebaliknya, penuh kesulitan, tantangan dan godaan. Kondisi tersebut akan membuat Yesus sebagai seorang manusia dapat tergoda dan jatuh, jika Ia tidak kuat untuk melawan dan menolaknya. Dikisahkan bahwa Yesus dibawa oleh Roh Allah di padang gurun untuk dicobai oleh iblis. Tidak dikatakan bahwa Yesus harus berpuasa selama empat puluh hari sebelum dicobai oleh iblis. Dan bukan juga suatu resep yang jitu bahwa orang-orang percaya harus berpuasa selama empat puluh hari agar bisa mengalahkan godaan atau cobaan dari iblis. Hanya dijelaskan bahwa setelah berpuasa empat puluh hari, empat puluh malam, maka laparlah Yesus. Jadi, dalam hal ini bukan puasa yang ditekankan, tetapi ’laparlah Yesus’. Sebab ketika Yesus lapar maka datanglah si pencoba dan mencobai-Nya.
Tiga hal yang iblis pakai sebagai strategi untuk menggoda keinginan manusiawi serta keilahian Yesus adalah: ’merubah batu menjadi roti/makanan’ (ayat 3), ’keinginan untuk mempertontonkan kuasa’ (ayat 6) dan ’keinginan untuk memiliki seluruh kekayaan dan kenikmatan dunia (ayat 8).
Pertam, iblis tahu bahwa Yesus sangat lapar dan membutuhkan makanan, sehingga ia meminta Yesus untuk merubah batu menjadi roti. Sebagai Anak Allah, Yesus pasti bisa melakukannya. Itu hal kecil bagi Yesus. Tetapi karena iblis yang memintanya maka Yesus menolak. Strategi yang dipakai Yesus adalah percaya dan yakin pada firman yang tertulis bahwa ’Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.’
Kedua, iblis tidak mau kalah kepada Yesus. Karena itu, dalam pencobaan kedua, ia memakai strategi Yesus, yaitu mengutip firman yang tertulis. Yesus dibawa ke atas bubungan Bait Allah dan meminta Dia untuk menjatuhkan diri-Nya ke bawah. Yesus bisa mempertontonkan kuasa-Nya dengan terjun ke bawah dan melayang-layang melebihi ’supermen’ atau ’batmen.’ Tetapi Ia sadar bahwa yang meminta hal itu adalah iblis; bukan Allah. Karena itu, Yesus mengutip firman yang tertulis yang menegaskan bahwa iblis tidak boleh mencobai Tuhan Allah.
Ketiga, iblis tahu bahwa manusia sangat ingin kekayaan dan kenikmatan dunia. Bahwa manusia tidak segan-segan untuk berpaling dari Allah demi harta benda duniawi. Karena itu, dalam godaan ketiga iblis berjanji bahwa semua kerajaan dan kenikmatan dunia akan diserahkan kepada Yesus, jika Yesus sujud dan menyembah iblis. Yesus hanya sujud menyembah kepada Allah, Bapa-Nya. Ia tidak terbuai dengan semua kemegahan dan kenikmatan dunia. Apalagi menggantikan kedudukan Allah dengan iblis demi kenikmatan dunia. Maka Yesus meminta iblis untuk lenyap dari hadapan-Nya, sebab bukannya iblis yang berkuasa atas dunia tetapi Allah. Sehingga ada tertulis bahwa seluruh makhluk termasuk iblis harus sujud menyembah kepada Allah.
Tidak seorangpun yang tahan dengan tawaran yang menggoda. Apalagi semuanya memberikan kemudahan untuk memuaskan diri di dalam dunia. Tawaran iblis sangat menggiurkan, namun akhirnya adalah maut. Iblis tidak pernah mau menunjukkan hasil akhir dari semua tawarannya karena sudah pasti manusia akan menolaknya. Iblis lebih menekankan pada prosesnya yang terkadang cara yang dipakai iblis adalah menipu korbannya. Iblis memberikan gambaran yang indah jika mengikut dia. Padahal kita tahu bahwa iblis sendiri tidak pernah menikmati keindahan itu. Yesus berani menolak semua ajakan dengan tegas, karena ia sadar bahwa Ia hanya mau taat pada perintah Bapa-Nya; bukan perintah iblis. Yesus juga percaya bahwa Bapa-Nya tidak akan pernah meninggalkan Dia dalam keadaan apa pun. Jadi, bersama dan di dalam Yesus, kita pun akan menang terhadan iblis dan semua godaannya. =====sgk===E.P.S.====