Bacaan 2 Tesalonika 1 : 3 – 12
Ketika seorang anak berhasil
menyelesaikan pendidikannya, biasanya ia akan mendapat pujian dari orang
tuanya. Pujian itu dapat berbentuk kata-kata tapi ada juga yang diberikan dalam
bentuk hadiah. Pujian dalam bentuk kata-kata, tentunya bukanlah kata-kata yang
hambar, melainkan kata-kata yang membangun, yang mendorong dan menguatkan.
Paulus adalah seorang yang
bijaksana, yang mengeluarkan kata-kata pujian bukan tanpa arti. Bila kita
memperhatikan surat-surat Paulus, baik yang ditujukan kepada pribadi maupun
jemaat, kita akan mendapati bahwa ia melalui perkataannya memberikan kekuatan,
nasihat dan pujian yang sungguh beralasan. Dan itu nyata juga dalam suratnya
kepada jemaat di Tesalonika. Bahkan mereka membawanya dalam ucapan syukur
kepada Tuhan. Dan sekali lagi itu bukan tanpa alasan. Bacaan ini menyaksikan
bahwa jemaat Tesalonika dipuji karena kualitas hidup jemat yang bertumbuh,
kasih persaudaraan kepada sesama semakin kuat bahkan ditengah-tengah
penganiayaan yang berat yang membuat jemaat mengalami penderitaan baik phisik
maupun bathin (3-4).
Melalui perkataan yang memuji,
Paulus juga menghiburdan menguatkan jemaat dalam pergumulan dan penderitaan mereka
bahwa Tuhan Allah tidak akan tinggal diam melihat anak-anakNya ditindas, pada
waktunya Ia akan menjalankan penghukuman bagi mereka yang melakukan penindasan
atas hidup umatNya. Penulis menyebutkan dalam bacaan ini bahwa mereka yang
melakukan penindasan adalah orang-orang yang tidak mengenal Allah dan merasa
tidak perlu mengakui Tuhan Allah. Mereka itu akan menuai kebinasaan
selama-lamanya. Mereka itu akan dijauhkan dari hadirat Allah, Sumber Kehidupan.
Sebaliknya orang yang percaya, yang mengenal Allah, yang tetap setia dan
bertahan di dalam Kristus, atau dengan kata lain, mereka yang menaati Injil
Yesus Kristus, yang hidup dalam kebenaran akan menikmati kelegaan, kemuliaan
dan menjadi kesaksian, dikagumi sebagai anak-anak Allah (5-10).
Paulus dan kawan-kawan
sepelayanannya, bukan hanya menyatakan pujian, sukacita yang terungkap dalam
ucapan syukur, tetapi juga mereka mendoakan jemaat, supaya jemaat Tesalonika
mempertahankan iman, hidup saling mengasihi dan menguatkan sebagaimana
terungkap dalam doa mereka (11-12)
- Agar Allah berkenan menganggap jemaat layak bagi Tuhan sampai akhir zaman.
- Agar Allah berkenan menyempurnakan segala kehendak dan perbuatan baik dan pekerjaan iman jemaatoleh Roh Kudus untuk kemuliaan Tuhan.
- Agar kemuliaan Tuhan tetap menjadi bagian jemaat sampai selama-lamanya.
Jemaat Tesalonika telah menjadi
teladan bagi kita dalam hal iman, kasih, tekun menghadapi tantangan hidup serta
perbuatan baik mereka. Untuk itu apa yang di nyatakan oleh jemaat Tesalonika
hendaknya mengantar kita sebagai keluarga-keluarga Kristen saat ini untuk
melanjutkanya :
- Apapun persoalan dan masalah hidup kita, dan bagaimanapun keadaan kita hendaknya tidak menghalangi ucapan syukur kita kepada Tuhan Allah kita.
- Hendaklah setiap kita tetap berupaya menjadi teladan dalam iman dan perbuatan-perbuatan baik yang mendatangkan damai sejahtera di sepanjang hidup yang Tuhan beri. Bila ada orang/keluarga/kelompok yang sukses dan beroleh berkat, hendaknya mereka di topang dalam syukur dan doa kepada Tuhan supaya Tuhan dimuliakan didalam kita dan kita dimuliakan di dalam Dia, sesuai dengan kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.
- Hendaklah setiap kita saling menguatkan, lewat doa kita satu kepada yang lain, supaya keluarga kita, pribadi kita dan persekutuan kita senantiasa berkenan kepada Tuhan dan segala perbuatan baik kita terus disempurnakan oleh Tuhan sehingga Dia di dalam kita dan kita di dalam Dia yang pada akhirnya nama Yesus, Tuhan kita dimuliakan, sekarang dan selamanya.
II Tesalonika
Penulis : Rasul Paulus.
Waktu Penulisan : Sekitar tahun 51 Masehi, beberapa bulan setelah
suratnya yang pertama kepada jemaat Tesalonika.
Judul Kitab : Dari surat kedua Paulus yang dicatat untuk jemaat di
Tesalonika.
Latar Belakang : Jemaat di Tesalonika merasa binggung mengenai
kedatangan Kristus yang kedua kali. Mereka telah salah mengartikan surat Paulus
yang pertama dan telah menjadi korban penipuan surat palsu yang dinyatakan
berasal dari tangan Paulus. Jemaat percaya bahwa kedatangan Yesus yang kedua
kali akan segera terjadi sehingga mereka mengabaikan tanggungjawab dan
pekerjaan mereka. Mereka membiarkan orang lain yang memelihara diri mereka
sedangkan mereka tidak berbuat apa-apa selain menunggu Tuhan.
Tempat Penulisan : Korintus.
Mulanya Ditujukan Kepada : Orang percaya di Tesalonika.
Isi : Dalam surat kepada jemaat Tesalonika ini, Paulus menekankan
betapa pentingnya orang-orang Kristen mengunakan waktunya dengan bijaksana.
Mereka menerima pujian atas pertumbuhan rohani mereka dan menerima janji
penghakiman atas penganiayaan mereka. Peristiwa yang akan terjadi pada hari
Tuhan telah diceritakan secara garis besar, termasuk kemurtadan besar yang akan
terjadi. Paulus menasehati jemaat Tesalonika untuk tetap setia dalam pelayanan
kerena kedatangan Kristus tidak diketahui. Namun, kepastian mutlak dari
kedatangan-Nya telah diketahui dan inilah inti pengajaran Paulus.
Kata Kunci : “Aniaya”; “bekerja”. “Aniaya” terhadap orang Kristen
yang baru ini terus berlanjut dari pihak orang-orang Yahudi yang menurut hukum
hukum Taurat tidak mau tunduk di bawah Firman Allah. Karena latar belakang
inilah Paulus memohon kepada jemaat supaya tidak bermalas-malsan, tetapi “berkerja”
dengan sabar dan rajin. (Sumber : Lembaga Alkitab Indonesia.)
Tema :
- Kehadiran Allah memberi damai dalam segala keadaan.
- Jangan menunda sampai esok hari apa yang dapat engkau lakukan bagi Allah hari ini.
- Penghukuman menunggu mereka yang bersenang-senang dalam kejahatan.
- Pelayanan Tuhan itu aktif, bukannya bermalas-malasan.
- Orang-orang Kristen tidak seharusnya meresa lelah melakukan pekerjaan yang baik.
Kota Tesalonika didirikan sesudah
kemenangan Makedonia, untuk menandai kehidupannya yang baru dari dunia. Dengan
cepat Tesalonika mengungguli kota-kota tetangganya yang lebih tua dan menjadi
kota besar Makedonia yang utama. Terletak dipersimpangan jalan darat utama dari
Italia ke Timur dengan jalan utama dari daerah Laut Egea ke Sungai Danube, maka
kedudukannya pada jaman kerajaan Roma terjamin, dan Tesalonika merupakan kota
utama sampai hari ini. Kota Tesalonika sangat penting untuk pekerjaan
pemberitaan injil dari Paulus. Hidup keagamaan, baik yang kafir maupun yang
Yahudi sangat berkembang dan penghormatan ilahi diberikan keapda dewa/I Romawi
bukti dari rasa berutang mereka kepada pelinding Romawi. Ada ditemukan
perasasti yang menyatakan bahwa pemerintah kota Tesalonika disebut Politarkh, suatu
sebutan yang tak lazim.
Tesalonika adalah jemaat kedua di
daratan Eropa yang dibangun oleh Paulus pada penginjilan II ( Kis 17:1-10).
Rasul paulus pergi ke Tesalonika yang terletak 3 hari perjalanan jauhnya dari
filipi. Sebuah kota pelabuhan strategis, yang dihuni berbagai suku bangsa:
Makedonia, Yunani, Romawi dan Yahudi karena penginjilannya yang sangat
berhasil. Selain orang Yahudi, orang-orang kafir termasuk para wanita menjadi
percaya akan injil. Kebanyakan dari jemaat Tesalonika adalah golongan
masyarakat rendah, yaitu para saudagar dan tukang. Paulus rupanya tidak lama
tinggal bersama jemaat Tesalonika, karena orang Yahudi mengusir Paulus secara
tidak langsung dengan merekayasa keributan dengan bantuan para preman pasar.
Sampai teman Paulus, Gernaus Yason, yang menampung Paulus di rumahnya mendapat
ancaman untuk tidak bersahabat lagi dengan Paulus. Pelayanan Paulus sangat
berhasil di Tesalonika, dalam waktu singkat Paulus sudah dikenal baik dengan jemaat
itu, dan rupanya Paulus juga meningkatkan penggembalaan jemaat atau perkunjungan
keluarga ( 1 Tes. 2:7-11)
Secara umum, Surat I-II
Tesalonika diterima sebagai surat yang ditulis oleh Paulus dan diterima di
Korintus tahun 50-51 ( 1Tes 1:1,7; 2:18; 3:1-2; II Tes 1:1). Bahkan surat I
Tesalonika diyakini para ahli sebagai surat Paulus yang tertua, bahkan tertua
dari seluruh suratnya dalam Perjanjian Baru. Namun sebagian para ahli
Perjanjian Baru menggolongkan II Tesalonika pada Deutero Pauline bersama dengan
Kolose dan Efesus.