MaTeRi KHoTBaH Ibadah PeLKaT, Jumat, 24 Oktober 2014
Bacaan
Kitab Yohanes 15 : 11-13
LAI 1958
11 Maka segala perkara ini Aku katakan kepadamu,
supaya kesukaan-Ku tetaplah di dalam kamu, dan kesukaanmu pun sempurnalah.
12 Inilah hukum-Ku, yaitu hendaklah kamu
berkasih-kasih sama sendiri sama seperti Aku sudah mengasihi kamu.
13 Pada seorang pun
tiada kasih yang lebih daripada ini, yaitu sehingga ia menyerahkan nyawanya
karena segala sahabatnya.
Latar Belakang Kitab
Penulis : Rasul Yohanes
Waktu Penulisan : antara tahun 85 dan 96 Masehi
Rentang Waktu : Sekitar 3,5 tahun (Tahun 29 -33
Masehi)
Tempat Penulisan : Kemungkinan di Efesus
Meskipun
Injil Matius, Markus, dan Lukas mempunyai sudut pandang yang berbeda, mereka
sangat mirip satu sama lain dalam segi materi, karena itulah disebut sebagai “injil
Sinopsik” (mirip dalam hal isi, urutan dan lain sebagainya). Yohanes disebut
sebagai “Injil Tambahan” karena ia
berdiri sendiri dengan unik dalam kelasnya sendiri. Kitab Yohanes ini berbeda
dalam berbagai hal: gaya, struktur, penggunaan wawancara yang pribadi,
kurangnya cerita perumpamaan, dan penjelasan secara rohani tentang berbagai
kejadian. Yohanes dan saudaranya Yakobus mengikuti Yohanes Pembaptis sampai
Yesus memanggil mereka untuk mengikuti-Nya. Yesus menyebut keduanya sebagai “Putra
Guntur”, tetapi kemudian Yohanes disebut murid “Yang dikasihi Yesus”. Yohanes,
bersama-sama dengan Petrus dan Yakobus, menjadi sangat dekat Yesus. Mereka
bertiga saja yang berada bersama-sama Yesus pada
saat Yesus dimuliakan di atas gunung (Mat. 17:1-8) dan ditaman Getsemani (Mrk.
14 : 32 – 41). Yohanes menulis kitab ini untuk sebuah tujuan yang khusus “...
supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah,dan supaya oleh imanmu
memperoleh hidup dalam nama-Nya” (20:31). Yohanes juga menulis Kitab 1, 2, 3
Yohanes, dan Kitab Wahyu.
Tema : Allah begitu mengasihi kita sehingga
Ia memberikan Anak-Nya supaya barang siapa percaya kepada Yesus tidak binasa
tetapi memiliki hidup yang kekal (3:16). Mujizat tidak diberikan tidak hanya
untuk menyembuhkan, tetapi juga sebagai sebuah tanda yang mengarah kepada
Yesus. Allah ingin kita tidak hanya mengasihi-Nya, tetapi juga mengasihi sesama
kita. Darah Kristus menutup segala permohonan dan pengakuan kita kepada Allah.
Kristus mengerti penuh segala luka hati kita... Ia membayar harga termahal
untuk menyembuhkannya. Roh Kudus memberi kita damai kekal yang tidak dapat
dihasilkan atau dibeli oleh dunia.
Pendahuluan
Kata
KASIH sudah begitu melekat dalam kehidupan Kristiani, bahkan seperti sudah
menjadi milik Kristen. KASIH itu memang layak menjadi milik Kristen jika kasih
yang dilakukan oleh orang Kristen itu berakar pada KASIH KRISTUS. Kasih Kristus
sendiri bersumber dari hubungan KASIH ALLAH dengan ANAKNYA, Yesus Kristus.
Yesus tinggal di dalam BAPA dan BAPA di dalam YESUS. Hubungan antara Bapa
dengan Anak, dimana Anak-Nya, Yesus Kristus tinggal di dalam Bapa, maka
mengalirlah kasih Bapa kepada Anak-Nya. Hubungan kasih yang demikian itulah
Allah berkenan mengutus Yesus ke dalam dunia. Dalam pengutusannya, Yesus
membagi kasih dengan penderitaan-Nya, dan taat sampai mati. Kesetiaan Anak,
yang menerima kasih Allah Bapa itulah yang kemudian memberikan keselamatan bagi
umat manusia. Melalui perkataan Yesus kepada murid-murid-Nya dalam Injil Yohanes
inilah yang menjadikan diri kita mengerti apa arti KASIH dari SEORANG SAHABAT.
Ada
empat kata Yunani untuk kasih yang penting dimengerti orang Kristen. Kata-kata
itu adalah agape, phileo, storge, dan eros. Tiga kata di antaranya muncul di
dalam Alkitab. Jika kita hendak mengerti Alkitab dan dunia alkitabiah, penting
bagi kita untuk mengerti apakah arti kata-kata ini dan di manakah perbedaannya.
- Kata benda στοργη - STORGÊ dengan kata kerjanya STERGEIN berarti kasih mesra dari orang tua kepada anaknya dan begitu juga sebaliknya.
- Kata EROS dari kata Yunani, yang kita terjemahkan EROS, artinya kasih asmara antara pria dan wanita yang mengandung nafsu birahi.
- Kata benda φιλεω - PHILEÔ dengan kata kerjanya φιλειν - PHILEIN berarti kasih sayang yang sejati antar sahabat dekat. Biasanya kasih ini tidak mempunyai hubungan darah. Kasih ini lebih kepada persahabatan.
- Kata benda αγαπαω - AGAPAÔ dengan kata kerjanya αγαπαν - AGAPAN, yang kita terjemahkan AGAPE, artinya kasih yang tanpa perhitungan dan tanpa peduli orang macam apa yang dikasihinya. Seringkali disebut dengan kasih yang walaupun.
Kata
ketiga untuk “kasih” yang perlu diteliti adalah phileo, yang berarti “memiliki
minat yang spesial kepada seseorang atau sesuatu, sering kali dengan fokus
kepada kerja sama yang dekat; memiliki kasih sayang terhadap, seperti memandang
seseorang sebagai sahabat.” Mungkin menolong jika phileo tidak pernah
diterjemahkan sebagai “kasih” dalam Perjanjian Baru, karena kata ini menunjuk
kepada perasaan suka yang kuat atau persahabatan yang kuat. Tentu saja, kita
melihat bagaimana phileo diterjemahkan sebagai “kasih,” karena di dalam budaya
modern kita berkata kita “mengasihi” hal-hal yang kita sangat gemari: “Saya
suka (love) es krim,” “Saya suka (love) mobil saya,” “Saya suka (love) model
rambutmu,” dsb. Kata phileo menyiratkan hubungan emosional yang kuat, oleh
sebab itu dipakai sebagai “kasih,” atau persahabatan yang dalam, antara
sahabat. Kita dapat agape musuh Kita, tetapi Kita tidak dapat phileo mereka.
Telaah Teks
Ayat
11-13 :
Definisi
kata sahabat menurut Firman Tuhan, mengandung arti lekat seperti kertas
dilekatkan dengan kertas, dan lekat artinya intim atau karib. Persahabatan yang
Yesus berikan kepada kita :
- Persahabatan yang diikatkan dengan kasih, sehingga IA rela mengorbankan nyawa-Nya.
- Yang disebut sahabat yaitu bila kita melakukan hukum-hukum TUHAN (Firman-Nya)
- Kepada sahabat Yesus akan beritahukan semua rahasia yang Bapa beritahukan pada-Nya (Firman-Nya)
Persahabatan
yang dilarang Tuhan :
- Jangan mengikuti cara hidup orang dunia (Maz. 1:1)
- Orang yang bersahabat dengan dunia dimurkai Tuhan (2 Taw. 19 : 2)
- Orang yang bersahabat dengan dunia adalah orang yang tidak setia dan menjadi musuh Tuhan (Yak. 4:4)
Orang
yang mau menjadi sahabat Yesus Kristus yaitu orang yang memiliki kualitas dan
pengharapan. TUHAN menginginkan agar setiap orang percaya makin hari makin
meningkatkan hubungan dengan Tuhan, semakin hari semakin intim dan karib dengan
DIA seperti hubungan seorang sahabat. TUHAN ingin kita menjadi sahabat-sahabat
yang senantiasa bergaul karib dengan DIA, seia-sekata di segala keadaan,
sahabat selalu ada baik itu suka maupun duka, sedih atau susah, senang atau sukacita,
selalu mengatakan sesuatu secara terus terang dan apa adanya, tidak
merahasiakan atau menutupi sesuatu apapun, saling memahami, saling berbagi. Ada
unsur kesetiaan dan juga komitmen di dalamnya. Jadi hubungan persahabatan yang
sangat khusus atau spesial, di mana kedua belah pihak membagi isi hati, bahkan
tidak ada hal yang dirahasiakan. Penulis Amsal menggambarkan, “Seorang sahabat
menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.”
(Amsal 17:17), bahkan “ ... ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang
saudara.” (Amsal 18:24). Itulah arti seorang Sahabat!.
Tuhan
Yesus berkata, “...(Yoh. 15:14-15). Pada saat kita belajar menjadi sahabat
Yesus kita sedang belajar untuk mengenal dan memahami isi hati, pikiran,
perasaan dan juga kehendak-Nya. Bagaimana kita bisa mengenal dan memahami isi
hati, pikiran, perasaan, dan kehendak TUHAN? Yaitu melalui Firman-Nya. Kita
harus tinggal di dalam Firman-Nya, artinya kita tidak lupa memperkatakan kita
Taurat tersebut, merenungkan itu siang dan malam dan bertindak hati-hati sesuai
dengan segala yang tertulis di dalamnya.
APLIKASI
Marilah
kita mengasihi semua orang tanpa terkecuali, kasihilah seseorang yang
mengasihi, mencintai terlebih yang membenci kita dan jadikan diri kita sebagai
sahabat yang karib pada setiap waktu.
Seberapa
dekat hubungan kita dengan TUHAN? Apakah kita mendekat kepada-Nya hanya ketika
sedang dalam permasalahan yang berat? Ataukah kekariban kita dengan Tuhan
seperti hubungan antar sahabat di setiap waktu? Sudahkah kita layak disebut
sebagai sahabat YESUS KRISTUS. ==GR==