RENUNGAN Minggu, 23 Mei 2010
NUBUAT, MIMPI DAN PENGLIHATAN
Yoel 2 : 28 - 29
Saudara…
Apakah anda percaya apabila seseorang mengatakan bahwa mendapat mimpi dan hal itu pasti akan terjadi? Mimpi adalah sesuatu yang dilihat atau dialami dalam tidur. Tidak semua mimpi bisa menjadi kenyataan. Tetapi memang ada mimpi tertentu yang kemudian menjadi kenyataan. Entah itu mimpi yang menyenangkan atau sebaliknya menyedihkan bahkan menakutkan.
Bila kita membaca kisah - kisah dalam Alkitab, tentang Yusuf anak Yakub misalnya, kita dapat melihat begitu besar pengaruh mimpi Yusuf bagi kehidupan masa depannya. Atau rahasia mimpi raja Nebukadnezar yang hanya dapat terungkap oleh Daniel, yang mendapat pertolongan dari Allah. Nabi Yoel dalam hal ini mengungkapkan, bahwa nubuat, mimpi dan penglihatan bisa menjadi sarana penyataan Allah kepada manusia. Jika pasal 1 dan 2 : 1 - 17 hari TUHAN membawa hukuman bagi orang yang tidak dengan sungguh - sungguh memanggil nama TUHAN, maka pasal 2 : 28 - 32 ini hari TUHAN akan membawa keselamatan dan berkat untuk semua orang yang memanggil namaNya, entah itu anak - anak laki - laki atau perempuan. Entah itu orang tua atau anak - anak teruna (orang muda) bahkan kepada hamba - hamba laki - laki maupun perempuan. Mereka semua akan menjadi seperti nabi, bisa bernubuat, mendapat mimpi atau penglihatan. Maka terbentuklah umat yang baru. Oleh karena pertobatan umat, maka zaman keselamatan dijanjikan oleh TUHAN.
Tuhan berada dekat dengan umatNya, sehingga Ia akan mencurahkan RohNya. Roh Tuhan dipandang sebagai karunia khusus di dalam zaman keselamatan. Zaman keselamatan tidak dapat dimengerti tanpa Roh itu. Roh (ruakh) dapat diartikan sebagai kekuatan hidup, kesanggupan untuk hidup. Manusia memerlukan roh, supaya ia jangan tergelincir dan sanggup melawan yang jahat. Tanpa roh ( sebagai karunia TUHAN ), manusia cenderung berbuat dosa.
Hari ini kita merayakan hari Pentakosta (=hari ke - 50 sesudah Paska), sebagai hari Pencurahan Roh Kudus. Bagaimanakah Gereja sebagai persekutuan orang percaya mengartikan Pentakosta dalam persekutuan, pelayanan dan kesaksiannya?