Pembacaan dari Kitab Filipi 2 : 1 – 7
LAI 1958
1 Sebab itu jikalau di dalam Kristus ada nasehat, jikalau ada penghiburan kasih, jikalau ada persekutuan Roh, jikalau ada pengasihan dan belas kasihan,
2 kamu genapkanlah kesukaanku, supaya kamu bersehati, dan menaruh sama kasih, menjadi sejiwa dan sepikir.
3 Satu pun jangan dilakukan dengan berlawan-lawanan atau dengan sombong, melainkan dengan rendah hati, masing-masing menyangkakan orang lain ada lebih daripada dirinya sendiri.
4 Jangan seseorang memikirkan dirinya sendiri sahaja, melainkan hal orang lain juga.
5 Taruhlah di dalam hatimu ingatan ini yang sudah ada di dalam Kristus Yesus,
6 yang, walaupun Ia dengan keadaan Allah, tiada mengirakan hal itu sebagai suatu keuntungan menjadi setara dengan Allah,
7 melainkan menghampakan diri-Nya menjadi hamba di dalam keadaan sama dengan manusia, dan kelihatan di dalam sikap seperti manusia;
2 kamu genapkanlah kesukaanku, supaya kamu bersehati, dan menaruh sama kasih, menjadi sejiwa dan sepikir.
3 Satu pun jangan dilakukan dengan berlawan-lawanan atau dengan sombong, melainkan dengan rendah hati, masing-masing menyangkakan orang lain ada lebih daripada dirinya sendiri.
4 Jangan seseorang memikirkan dirinya sendiri sahaja, melainkan hal orang lain juga.
5 Taruhlah di dalam hatimu ingatan ini yang sudah ada di dalam Kristus Yesus,
6 yang, walaupun Ia dengan keadaan Allah, tiada mengirakan hal itu sebagai suatu keuntungan menjadi setara dengan Allah,
7 melainkan menghampakan diri-Nya menjadi hamba di dalam keadaan sama dengan manusia, dan kelihatan di dalam sikap seperti manusia;
Mungkin
sudah lama dan sering kita mendengar tentang filosofi sapu lidi, satu gampang patah; banyak jadi
kuat. Satu batang lidi saja pasti gampang patah/tidak kuat, tapi kalau satu
lidi itu diikat menjadi satu dengan lidi-lidi yang lain, maka lidi-lidi yang
diikat jadi satu itu pasti kuat. Jemaat Tuhan, pasti capek jika kita harus menyapu halaman dengan satu batang lidi
saja, tentu sulit serta membuang waktu dan tenaga, tapi jika banyak lidi diikat
menjadi satu kesatuan, sapu lidi, maka sampah sebanyak apapun akan dapat
dibersihkan dengan mudah dalam waktu yang singkat.
Sebagai manusia kita cenderung suka sekali beroleh
pujian, sanjungan dan acungan hempol dari orang lain atas segala jerih payah
dan prestasi yang telah kita torehkan. Kerap kita 'membusungkan dada' ketika
menyadari bahwa pelayanan kita lebih berhasil, gereja kita lebih 'besar' dibanding
gereja lain, perusahaan kita paling bonafide atau segala sesuatu yang ada pada diri
kita memiiliki nilai lebih dibandingkan dengan orang lain di sekitar kita.
Firman Tuhan mengingatkan, "Sebab
bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji
Tuhan." (2 Korintus
10:18). Adalah sia-sia belaka bila kita meninggikan diri sendiri dan beroleh
pujian manusia apabila hidup kita tidak berkenan di hadapan Tuhan! Paulus
melihat adanya ancaman internal yang berpotensi mengoyak kesatuan jemaat
Filipi, yaitu sikap yang mementingkan diri sendiri sehingga menganggap orang
lain tidak penting. Sikap ini merupakan wujud kesombongan karena menganggap
diri lebih baik dan lebih hebat daripada orang lain. Sikap sombong ini dapat
menghancurkan hubungan antar pribadi dan berpotensi menghambat kemajuan dalam
komunitas orang percaya, ”Dan barangsiapa meninggikan
diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan
ditinggikan.”(Matius
23:12). Maka dari itu rendahkanlah diri kita di hadapan Tuhan, dan Ia akan
meninggikan kita (Yakobus 4:10). "Tinggi
hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan."
Amsal 18:12. Orang dengan sikap seperti ini senang mendapatkan
pujian bagi dirinya sendiri (ay 3). Ia menganggap dirinya yang paling hebat dan
menginginkan orang lain pun menganggap dia demikian. Orang seperti ini biasanya
sulit untuk bekerja sama dengan orang lain. Bagi orang tersebut keutuhan
komunitas bukanlah prioritasnya.
Menanggapi
ancaman tersebut, Paulus mengajak segenap jemaat Filipi untuk menaruh pikiran
dan perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus (ay 5). Yesus sendiri rela
melepaskan identitas dengan segala hak-Nya walaupun Ia adalah Allah. Ia rela
mengosongkan diri-Nya supaya orang berdosa dapat diselamatkan. Ia mengabaikan
kemuliaan diri-Nya dengan membiarkan diri dihina, direndahkan, disiksa, bahkan
dibunuh.
Jemaat yang
terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, kita semua pernah berselisih. Baik itu
dengan orang tua, guru, teman, bahkan adik atau kakak kita. Perselisihan itu
bisa hanya perdebatan kecil, namun bisa juga pertengkaran hebat yang berujung
pada permusuhan dan pemutusan hubungan. Gereja Filipi juga mengalami masalah
perselisihan. Rasul Paulus melihat bahwa sesungguhnya perselisihan dapat
membawa perpecahan, yang tentu saja merugikan diri sendiri dan komunitas.
Pertumbuhan iman dan kasih akan tersendat dan tidak membawa berkat bagi
masyarakat di sekeliling kita. Dan akhirnya nama Tuhan dipermalukan. Mengetahui
akan akibat yang fatal dari sebuah perselisihan, Paulus menasihati jemaat
Filipi dalam bagian yang baru saja kita baca. Ada 2 pokok yang dibahas oleh
Paulus dalam bagian ini:
Penyebab perselisihan
(ay. 3a-4)
Menurut Paulus, ada 2 penyebab
terjadinya perselisihan:
a. Hanya memperhatikan kepentingan sendiri
(ay. 3a-4).
Kamus Bahasa Indonesia menjelaskan
bahwa kepentingan sendiri adalah keuntungan atau kesenangan sendiri yang
diperoleh dengan tidak memperhatikan orang lain. Jika seseorang selalu terlebih
dahulu memperhatikan keuntungan sendiri, ia pasti akan berselisih dengan orang
lain. Ia cenderung berbicara tentang orang lain sehingga mereka kelihatannya
jahat dan ia nampaknya baik. Ia akan berusaha mati-matian agar pendapat dan
keinginannya yang diterima dan dipenuhi. Tidak peduli apabila keinginannya itu
bisa menyakiti atau merugikan orang lain. Gagasan ini nampak dalam Yakobus 3:14: “Mementingkan diri
sendiri itu menuju kesombongan”.
b. Mengharapkan pujian yang sia-sia (ay 3b)
Untuk dikagumi, untuk dihormati,
untuk mendapat kursi kehormatan, untuk dipandang bijaksana, untuk terkenal,
untuk menjadi orang yang perkataannya selalu didengar, adalah hal-hal yang
diidamkan orang. Namun tujuan orang Kristen bukanlah memamerkan diri, melainkan
supaya mereka memuliakan Bapanya. Orang Kristen harus mengarahkan pandangan
manusia bukan kepada dirinya, melainkan kepada Allah yang bekerja melalui
dirinya.
Dalam Alkitab, perselisihan bisa
menimbulkan konflik/pertentangan melalui:
Perbedaan Karakter ( Yakobus 4 :
1 – 2 )
Perbedaan Kerohanian ( Keluaran
17 : 2 )
Perbedaan Status karena suku dan
budaya (Yohanes 4 : 9 )
Perbedaan Prinsip (Kisah Para
Rasul 15 : 7 )
Manusia
memiliki berbagai macam perbedaan di dalam setiap aspek hidupnya. Dari begitu
banyak perbedaan, ada yang dapat dipersatukan, tetapi ada pula perbedaan yang tidak
pernah dapat berjalan dengan selaras. Dalam hal inilah iblis akan selalu
bekerja di dalam perbedaan manusia untuk memecah belah dan menghancurkan.
Seperti ada tertulis bahwa iblis datang untuk membunuh, mencuri dan membinasakan.
Karena itu kita perlu waspada. Jika kita berada pada kondisi/hal yang berbeda
dengan orang lain, jangan sampai emosi kita terpancing sehingga kita
dipermainkan oleh iblis.Perpecahan adalah masalah yang berbahaya bagi pelayanan
jemaat di Filipi, karena itu Rasul Paulus memberikan nasehat kepada jemaat "hendaklah kamu sehati,
sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan". Tentunya nasehat
ini tidak hanya ditujukan bagi jemaat di Filipi saja, tapi bagi semua jemaat
Kristen dimana saja dan kapan saja. Tuhan menghendaki kesatuan, baik kesatuan
antara Tuhan dengan jemaat-Nya maupun kesatuan antara jemaat dengan jemaat.
Tuhan menghendaki kesatuan sedangkan iblis menginginkan perpecahan.
Marilah
kita bersatu, karena kesatuan adalah kehendak Tuhan, kesatuan adalah kekuatan
kita. Mari bersatu! bekerjasama dalam melaksanakan tugas pelayanan yang telah
Tuhan percayakan pada masing-masing kita. Sama seperti Tuhan yang sudah
mengesampingkan kemuliaanNya, mengesampingkan ke-AllahanNya, mengesampingkan
kekayaanNya, mengesampingkan hak-hak sorgawiNya. Dalam kehidupan berjemaat pun kiranya kita belajar untuk tidak
menonjolkan diri sendiri saja, tetapi juga memberi kesempatan kepada orang lain
untuk maju.
Kerjasama
menuntut kebersamaan/kesatuan, dan kesatuan menuntut keterbukaan, keterbukaan
menuntut kepercayaan, saling mempercayai bahwa kita dapat bekerjasama. Saling
mengisi bukan menguras, saling berbagi bukan mencari kepentingan diri, saling
mengasihi bukan menguasai. Tuhan memampukan kita menjalani kehendakNya. Amin
catatan :
kesatuan /ke·sa·tu·an/ n 1 perihal satu; 2 keesaan; sifat tunggal: demi - dan persatuan bangsa; 3 satuan;- penggiling padi mesin pengolah padi yg dilengkapi dng pemecah kulit padi, pemisah gabah, dan pemutih beras; - sosial 1
unsur studi dl kemasyarakatan yg diberi batasan tertentu dan yg secara
relatif bersifat konstan, spt individu, keluarga, taraf hidup; 2 kesatuan orang yg terikat atas ciri-ciri tertentu dl kehidupan masyarakat; http://kbbi.web.id/satu
perbedaan /per·be·da·an/ n 1 beda; selisih: perpecahan terjadi krn - paham; 2 perihal yg berbeda; perihal yg membuat berbeda: - perlakuan thd tamu menyalahi aturan rumah penginapan itu;
Kota Filipi dan Awal Gereja disana
Kota Filipi, seperti yang terlihat dipeta terletak
disebelah utara Yunani timur (Makedonia). Kota itu sudah lama berdiri
saat Paulus pertama kali datang sekitar 49 CE (Acts 16:11-40).
Sebenarnya, berdirinya kita itu sekitar 4 abad lalu saat diperintah oleh
Thracians. Tahun 356 BCE, Philip II dari Makedonia, ayah Aleksander
Agung, mengambil alih kota itu dan menamakannya sesuai dengan namanya.
Dia kemudian mendirikan kota ini sebagai basis militer untuk melindungi
daerah yang sudah ditaklukannya dan dekat tambang emas yang menghasilkan
1.000 talenta emas setiap tahun baginya. Kota itu juga penting untuk
rute melewati asia.1
Tahun 168 BC Filipi menjadi bagian dari kerajaan Romawi yang waktu itu
mengalahkan Persia dalam perang Pydna dan Makedonia dibagi menjadi 4
daerah kekuasaan, Filipi menjadi bagian yang pertama.
Filipi terkenal karena satu peristiwa. Tahun 42 BCE
Mark Antony dan Octavian mengalahkan Brutus dan Cassius, pembunuh Julius
Caesar, dalam peperangan di Filipi. Setelah itu pada tahun 31 BCE
ketika Octavian mengalahkan Antony dan Cleopatra di Actium, dia
mengambil nama Augustus dan membangun kembali kota Philippi. Dia
menggantikan prajurit yang sudah pension untuk menguatkan loyalitas
kepada Roma dan membangunnya sebagai basis militer terluar. Dia juga
memberikan koloni baru itu keistimewaan tertinggi yang bisa didapat
pemerintahan kota provinsi Roma -— ius italicum. Koloni bisa
membeli, memiliki, atau mentransfer propertynya dan mendapat hak
mengajukan tuntutan hukum. Mereka juga dibebaskan dari pemungutan suara
dan pajak tanah.2
Saat Paulus datang dikota itu sekitar 49 CE, Filipi
merupakan pusat kota diujung timur daerah itu, beberapa mil dari
Neapolis. Orang disana terdiri dari Roma dan Yunani dan sebagian besar
berbahasa Yunani walaupun latin merupakan bahasa resmi.3
Gereja di Filipi ditemukan oleh Rasul Paulus saat
perjalanan misinya yang kedua, ditulis dalam Acts 16:1-40. Paulus
mulanya datang ke Makedonia karena penglihatan dimalam hari yang
digambarkan bagi kita dalam Acts 16:9. Penglihatan itu menunjukan kepada
Paulus seorang penduduk Makedonia berdiri dan memintanya menolong
mereka. Paulus menyetujuinya dan demikianlah injil dimenangkan kebarat
dimulai dari Filipi sebagai kota pertama diinjili di Eropa.
Saat Paulus sampai di kota Filipi dia tinggal
beberapa hari disana (Acts 16:12). Kehidupan rohani orang Filipi
ditandai oleh sinkritisme termasuk pemujaan kaisar (Julius, Augustus,
dan Claudius), ilah Mesir, Isis dan serapis, juga banyak ilah lainnya.
Saat hari sabat datang Paulus datang keluar kota kesungai untuk mencari
tempat berdoa. Tulisan Yunani Acts 16:13 tidak terlalu jelas, tapi
kelihatannya tidak banyak orang Yahudi untuk sampai memiliki Sinagoge
(i.e., 10). Dengan alasan inilah, Paulus mungkin pergi keSungai Gangites
(atau sungai Crenides), kira-kira1.5 miles jauhnya, dengan harapan
menemukan “tempat pertemuan” orang yahudi. Mungkin itu ada didekat
sungai agar airnya bisa dipakai untuk ritual pembersihan orang Yahudi,4 tapi hal ini masih belum pasti.
Paulus berbicara pada wanita yang berkumpul disana,
termasuk seorang wanita yang bernama Lydia (atau, mungkin wanita Lydian)
seorang pemasok kain ungu dang seorang yang pindah keagama Yahudi (Acts
16:14). Dia mungkin masuk Yahudi (karena namanya nonYahudi) saat di
Thyatira dan diteruskan saat di Filipi. Saat dia mendengar Paulus
bicara, Tuhan membuka hatinya untuk bertobat. Pada akhirnya semua
keluarganya bertobat juga, karena semuanya dibaptis bersama (Acts
16:14-15). Baik referensi di Acts 16:15 “anggota keluarganya” dan
kenyataan bahwa Paulus dan temanya tinggal dirumahnya, keduanya
menunjukan bahwa Lydia itu seorang wanita yang baik. Hal ini kemudian
menjadi harapan pertama gereja Filipi.
Kita juga harus memperhatikan panjangnya bagian
dalam Lukas dimana Paulus menghadapi budak wanita diFilipi dan peristiwa
lain yang terjadi kemudian. Dalam Acts 16:16-18 Paulus menghadapi budak
wanita dirasuki iblis yang bisa meramal masa depan sehingga
mendatangkan untung bagi pemiliknya. Hasilnya dia kehilangan kemampuan
meramal masa depan sehingga membuat pemiliknya marah besar. Jadi mereka
membawa Paulus dan Silas kehadapan pejabat pengadilan rendah (Filipi
seperti Roma “kecil”), menuntut para misionaris karena mereka memaksakan
kebiasaan yang tidak berdasar hukum. Hasilnya Paulus dan Silas dibuang
kepenjara setelah dilucuti, dipukul, dan dicambuk dengan kejam (Acts
16:20-24). Sekitar tengah malam terjadi gempa bumi dan semua pintu
penjara terbuka. Paulus dan Silas tidak kabur, tapi tetap tinggal dan
membagikan injil kepada kepala penjara sehingga – dia dan keluarganya -
datang pada Tuhan (Acts 16:25-34). Setelah Paulus menunjukan
kewaganegaraan Romawinya5
kepada pejabat pengadilan rendah yang kemudian membebaskan mereka,
mereka kembali kerumah Lydia (Acts 16:35-40) dan kemudian pergi ke
Apollonia dan Thessalonica (Acts 17:1). Kita tidak memiliki kepastian
jumlah waktu Paulus tinggal dan melayani di Filipi saat kunjunga
pertama, tapi jelas bahwa dia mengembangkan kasih yang dalam pada mereka
(cf, Phil 1:7). Maka dari itu kita memiliki gambaran Lukas tentang
peristiwa misi di Filipi – penaklukan strategis bagi Injil didataran
Eropa.
Pengarang
Terdapat banyak keraguan tentang pengarang/penulis
surat pada jemaat Filipi. Paulus mengklaim dia yang menulisnya (1:1;
hubungan Timotius dengan penulisan surat lihat, “Pelajaran 2: Salam”)
dan ketika dibandingkan dengan yang dikatakan di Romans, 1 dan 2
Corinthians, dan Galatians, semua karakteristik internal bahasa, gaya
tulisan, dan fakta sejarah, meneguhkan semua itu. Gereja mula-mula juga
secara konsisten mengatakan otoritas dan penulisan Paulus.. Hawthorne
berkomentar:
Gema Filipi bisa terdengar dalam tulisan Clement (ca. AD 95), Ignatius (ca. AD 107), Hermas (ca. AD 140), Justin Martyr (d. ca. AD 165), Melito of Sardis (d. ca. AD 190) dan Theophilus of Antioch (abad 2 kemudian). Polycarp of Smyrna (d. ca. AD 155) memperhatikan Filipi dan langsung menyebut Paulus yang menulisnya (3.2). Irenaeus (d. ca. AD 200). Clement of Alexandria (d. ca. AD 215), Tertullian (d. ca.
Ad 225) dan bapa yang kemudian tidak hanya mengutip dari Filipi, tapi
menujuk Paulus sebagai penulisnya. Orang Filipi ditemukan dalam daftar
tertua tulisan PB—Kanon Muratorian (sekitar abad kedua) dan kanon khusus
Marcion (d. ca. AD 160). Disana Bapa Gereja tidak menunjukan pertanyaan tentang otoritas kanon Filipi atau penulisnya.6
Bagi sebagian sarjana, penulis kitab ini sudah jelas
: Paulus yang menulisnya. Bagaimanapun, ada keraguan apakah kitab ini
terdiri dari satu kesatuan atau surat Paulus yang berbeda-beda yang
dikirim ke gereja Filipi yang kemudian digabungkan oleh seorang editor.
Pertanyaan literature ini sangat kompleks dan tidak bisa diselami
disini. Cukup dengan mengatakan bahwa tidak ada diantara 2 sarjana yang
setujua dengan berbagai surat dalam “surat”. Dan jika kelihatan seperti
itu (seperti, tidak berhubungannya 3:1 dan 2) kenapa tidak disusun
kembali agar lebih baik. Dalam suatu surat yang sangat pribadi – seperti
Filipi – tidak ada yang mengusulkan suatu kemajemukan. Tafsiran ini
akan menunjukan pembuktian bahwa walaupun ada ketidakserasian dalam
surat tidak berarti majemuk dan hal yang mirip dengan itu.
Waktu dan Tempat Penulisan
Menentukan tempat penulisan dan juga waktunya tidak
semudah pertanyaan tentang siapa penulisnya. Hal yang jelas adalah
Paulus dalam penjara (1:7, 13, 17) dan orang Filipi tahu hal ini karena
mereka mengirimkan Efaproditus kepadanya (4:18). Tapi tetap ada
pertanyaan pemenjaraan yang mana dalam konteks ini. Umumnya, satu dari
tiga solusi dikemukakan: (1) Roma; (2) Ephesus; atau (3) Caesarea.
Setelah kita menjawab pertanyaan ini dengan baik kita bisa mengemukakan
dalil waktu penulisan kitab ini.
Jawaban tradisional adalah Paulus menulis dari Roma
selama pemenjaraannya disana (cf. Acts 28:30). Sementara ada banyak
factor yang menunjuk pada Roma dalam surat ini, ada kesulitan dengan
jawaban ini. Sebagian sarjana merasa, atas dasar kesulitan ini, solusi
yang lain bisa diambil. Masalah yang dibangun disekitar waktu Paulus di
Roma (2 tahun) dan jumlah kunjungan dari dan ke Filipi selama periode
itu—belum lagi kunjungan yang direncanakan Paulus, menurut orang Filipi.
Sebagai contoh, harus ada cukup waktu untuk: (1) seseorang yang dikirim
Paulus untuk memberitahu orang Filipi kalau dia dipenjara; (2) orang
Filipi mengirim Efaproditus kepada Paulus sebagai hadiah mereka
kepadanya (2:25); dan (3) seseorang yang dikirim ke Filipi untuk
melaporkan tentang kesehatan Efaproditus. Disini juga terdapat 3
kunjungan yang lain: (1) Efaproditus mengantarkan surat ke Filipi
(2:25); dan (2) Timothy mengadakan perjalanan ke Filipi dan kembali lagi
keRoma (2:19)7. Sebagian sarjana mengemukakan bahwa dalam dunia dulu hal diatas tidak mungkin diselesaikan dalam waktu 2 tahun.
Sebagian termotivasi oleh masalah dengan sumber dari
Roma dan kesulitan perjalanan dalam hal ini, sebagian sarjana
mengatakan bahwa surat ini ditulis dari Ephesus selama pelayanan
Paulus disana (Acts 19:1ff). Pertama, kelihatannya gereja Filipi telah
menolong Paulus secara keuangan dalam pelayanannya sekitar 49 CE (Phil
4:15-16). Jika surat itu ditulis dari Roma, maka sudah 10 tahun lewat
sejak mereka menolongnya kembali, yang kelihatannya terlalu lama untuk
sebagian sarjana—terutama bagi gereja yang memiliki hubungan yang baik
dengan dia (lihat Phil 4:10ff). Maka dari itu, mereka mengatakan Paulus
tidak mungkin menulis surat itu saat penahanan di Roma sekitar 60-62 CE.
Tapi tidak karena Paulus menyebutkan keinginan mereka untuk kembali
memberi (i.e., in 4:10) tidak langsung berarti mereka tidak menolongnya
selama 10 tahun lalu.
Sarjana yang lain juga mengatakan bahwa keinginan
Paulus untuk mengirimkan Timotius dengan harapan menerima berita dari
orang Filipi (2:19)—walaupun dia percaya akan ada keputusan dalam waktu
dekat yang bisa mengakhiri hidupnya—terlalu dipaksa karena jarak antara
Roma dan Filipi. Perkataan Paulus lebih masuk akan, jika Timotius
dikirim dari Efesus. Tapi hal ini tidak menimbulkan masalah bagi
penahanan Roma karena Paulus, walalupun dia mengetahui kemungkinan mati,
percaya bahwa dia akan hidup dan dibebaskan (Phil 1:25).
Salah satu keberatan yang dikemukakan oleh sebagian
penafsir adalah musuh Paulus dalam 3:1-3 sepertinya orang Yahudi—suatu
kenyataan yang mempermudah perkiraan kalau penahanannya di Efesus dimana
Paulus mendapat kesulitan dengan Yahudi disana (cf. Acts 19:8-9, 33).
Tapi seperti yang dikemukakan oleh Guthrie, ada penolakan setelah
masalah utama diajukan di Yeursalem.8
Walaupun Paulus menyebutkan fakta bahwa dia sering dipenjara (2 Cor
11:23), tidak ada catatan dalam Kisah kalau dia pernah dipenjara di
Efesus. Akhrnya, pemenjaraan Efesus berlawanan karena kekurangan
referensi dalam Filipi tentang kumpulan orang miskin di Yerusalem,
walaupun disebutkan dalam setiap surat saat Paulus melayani di Efesus
(Rom, 1 and 2 Cor). Ini aneh, saat seseorang memikirkan kenyataakn bahwa
Paulus, ingin menerima bantuan keuangan dari Filipi. Lebih baik
menafsirkan Phil 4:10 dan keinginan kembali orang FIlipi memberi kepada
Paulus sebagai petunjuk keinginan mereka untuk menolong dia seperti yang
telah mereka berikan bagi orang percaya di Yerusalem.
Sarjana yang lain mengatakan saat penahanan Caesarean.
Paulus dipenjara, menurut Acts 24:27, selama 2 tahun di Caesarea dan
ada kesempatan seperti penjaga penjara dalam Phil 1:13 mungkin sama
seperti dalam Acts 23:35, i.e., penjaga istana Herodes. Tapi masalah
utama pandangan di Caesarean adalah seperti alasan di Roma, jarak yang
cukup jauh dari Filipi. Selain kenyataan bahwa kita mengetahui kalau
Paulus memang dipenjara disana, sangat sedikit yang bisa dikatakan
tentang pandangan ini.
Informasi yang kita dapatkan, membuat kita tidak
mungkin membuatnya dogmatic, tapi pandangan yang terkuat tetap Roma.
Jika perjalanan yang digambarkan dalam Filipi bisa masuk kedalam 2 tahun
pemenjaraan9
ada bukti bahwa (1) ada penjaga istana di Roma (Phil 1:13); (2) Paulus
bebas mengirim dan menerima teman (Phil 2:19-30; Acts 28:30); (3)
petunjuk pada isi istana kaisar cocok dengan pemenjaraan Roma (Phil
4:22); (4) “sebagian besar saudara dalam Tuhan” (Phil 1:14) menunjukan
gereja yang sudah berdiri baik yang cocok dengan gereja Roma (dan lebih
baik dari yang kita ketahui tentang gereja di Caesarea); (5) kenyataan
bahwa Paulus menghadapi kemungkinan kematian cocok dengan Roma karena
dia bisa mengajukan diri pada kaisar; (6) pembukaan dari Marcionite
menunjukan bahwa Roma merupakan tempat penulisan surat ini.
Jika tempat penulisan memang Roma, tanggal surat
mungkin sekitar 60-62 CE, mungkin akhir pemenjaraannya karena dia
kelihatannya menunjukan keinginannya untuk cepat bebas (Phil 2:24).
Tujuan Penulisan Surat Filipi
Tidak ada kebutuhan untuk mempertahankan pendapat
bahwa hanya ada satu tujuan dalam penulisan surat Filipi ini.
Kenyataannya, setelah kita membaca surat ini, beberapa tujuan ada dalam
pikiran Paulus. Pertama, jelas bahwa Paulus ingin gereja mengetahui apa
yang terjadi dengan dirinya dalam penjara (1:12-26) dan rencananya kalau
dibebaskan (Phil 2:23-24). Kedua, kelihatannya ada perpecahan dalam
gereja sehingga Paulus mendorong kerendahan hati agar ada kesatuan
(2:1-18; 4:2-3). Ketiga, Paulus menulis untuk menghilangkan pengajaran
yang negative dan akibat dari pengajar sesat tertentu (3:2-3ff.).
Keempat, Paulus menulis untuk menyuruh Timotius kegereja untuk
melaporkan kesehatan dan rencana tentang Efaproditus (2:19-30). Kelima,
Paulus juga menulis untuk berterima kasih pada gereja untuk perhatianya
dan pemberian mereka (4:10-20).