AKTIF DALAM PENANTIAN



MINGGU VI PRAPASKAH
Bacaan Lukas 12 : 35 – 48
PENGANTAR
Parousia atau saat Yesus Kristus datang kembali ke dunia ini merupakan masa-masa penantian yang sangat dirindukan gereja perdana. Walaupun mereka menyadari bahwa umat Israellah yang menjadi prioritas utama dari tujuan peristiwa parousia tersebut. Namun oleh karena umat Israel belum percaya, maka gereja perdana meyakini parousia akan terjadi di masa mendatang yang belum diketahui waktunya. Sehingga terjadi penundaan saat Yesus Kristus datang kembali. Dalam masa penantian kesempurnaan parousia Kristus, gereja melihat ada kejadian-kejadian yang menunjuk kepada parousia secara khusus. Misalnya peristiwa Pentakosta atau datangnya Roh Kudus maupun juga dengan orang yang meninggal karena “berjumpa dan didatangi” Tuhannya. Bagi kita sangat sulit memahami untuk menentukan parousia manakah yang dimaksudkan Injil Lukas ini. Memang sulit kita mengerti parousia Kristus, namun kuatnya nada merindukan “Surga” tidak bisa dilupakan begitu saja dari gereja perdana. Karena itulah setiap saat membuat gereja Tuhan sejak dahulu penuh ketegangan dengan masa penantian akan Tuhan Yesus Kristus. Pengertian spesifik mengenai Parousia menunjuk kepada kedatangan Yesus Kristus kembali ke dunia. Sedangkan pemahaman luasnya mengacu pada panggilan Tuhan Allah memasuki kehidupan manusia agar manusia siap siaga berjumpa dengan Tuhan Allah bila manusia dipanggil oleh-Nya.
PENJELASAN NAS
Ayat 35-38. Merupakan sebuah perumpamaan yang mengandung arti simbolis. “Pinggang yang terikat” melambangkan seorang musafir yang menyingsingkan bajunya pada pangkal pahanya supaya bebas berjalan menuju Tanah Perjanjian (Kel. 12:11). “Pelita” melambangkan terang yang menghalau kegelapan malam. “Hamba” menunjuk kepada Gereja yang sedang menanti Tuannya. “Tuan yang sedang pergi” mengartikan Yesus Kristus yang bangkit dan naik ke Surga. Sedangkan “Tuan yang pulang kembali” menunjuk pada kedatangan Ysus Kristus kembali. Kemudian tuannya “melayani” mereka menggambarkan ganjaran yang Yesus berikan bagi Gereja-Nya di luar dugaan.
Ayat 39-40. Adalah suatu perumpamaan atau kiasan tentang Pemilik rumah yang sedang berada di rumahnya dan selalu tetap siaga berjaga-jaga. Karena dia tidak menghendaki kalau rumahnya dibiarkan dan kemudian dibongkar pemcuri yang datang diam-diam di malam hari. Demikian pula setiap saat Anak Manusia bisa menyatakan diri dalam kemuliaan-Nya.

Ayat 41-42. Menyebutkan kedudukan Petrus murid Yesus selaku penata layan atau pengurus rumah yang setia dan bijaksana. Serta bertugas dalam tanggung jawab penuh mengepalai karyawan sebagai anak buahnya dan patut mempedulikan kebutuhan hidup mereka setiap hari.

Ayat 43-46. Perumpamaan ini hendak mengajarkan kita, bahwa menantikan kedatangan-Nya bukanlah kehidupan yang bermlas-malas, tetapi suatu kehidupan yang sangat aktif. Hamba yang rajin bergiat melaksanakan tugas tanggung jawabnya dengan baik dan benar akan dipromosikan menjadi supervisor atau pengawas milik tuannya. Sebaliknya hamba yang malas dan jahat juga kasar terhadap sesamanya serta kerjanya hanya makan minum, mabuk-mabukan akan dienyahkan. Hamba jahat itu senasib dengan orang – orang yang tidak setia.

Ayat 47-48. Di samping menanti kedatangan-Nya patut juga mendapat perhatian para hamba-Nya dan pemimpin Gereja terhadap tanggung jawabnya selaku orang orang Kristen. Tanggung jawab berkaitan erat dengan panggilan dan pengutusan Gereja. Artinya orang-orang Kristen khususnya para pemimpin Gerejanya harus menyadari, bahwa dia mempunyai tanggung jawab labih besar dan berat daripada orang lain. Sementara Gereja menantikan kedatngan-Nya kembali ke dunia tugas kenabian kerasulan gerejawi harus dilaksanakan secara sinambung dengan baik dan benar. Gereja dan umatnya musti memproklamasikan terus menerus dengan penuh gembira dan bahagia tanda-tanda Surgawi dalam realita hidup di dunia nyata : yaitu menyatakan damai sejahtera, cinta-kasih, keadilan, sukacita dan pengharapan sejati.

PENERAPAN NAS
Aktivitas yang cukup membuat kita bosan, jenuh dan menyebalkan adalah kegiatan menunggu atau menanti. Apakah menanti seseorang yang sangat kita harapkan ? Ataukah menunggu suatu peristiwa penting dalam hidup kita ? Begitu terpusatnya perhatian terhadap yang ditunggu dan dinantikan itu membuat karya kerja kita yang lain terbatas. Sehingga hampir tidak ada aktivitas yang kita lakukan selain hanya menunggu dan menanti. Perasaan kita yang meninjol ketika dalam proses menunggu dan menanti itu adalah harap-harap cemas. Sebab itu supaya kita tetap setia dalam penantian perlu memiliki suatu pengharapan pasti terhadap terwujudnya panantian itu. Tanpa adanya pengharapan yang jelas dan pasti akan membuat kita lengah dalam penantian. Dengan memiliki pengharapan yang kuat bagaikan sauh kita akan terhindar dari arus pesimistis menunggu kedatangan Yesus Kristus kembali ke dunia ini. Sebab tanpa suatu pengharapan kokoh bisa membuat kita jatuh pada sikap dan sifat masa-bodoh. Sehingga aktivitas dalam proses penantian itu hanya diisi dengan kegiatan-kegiatan semau hati. Memang benar kalau menunggu kedatangan-Nya kembali tanpa suatu kepastian dalam pengharapan bisa membuat kita terjebak pada dua pemahaman yang ekstrim. Pada satu sisi pemahaman yang hanya terpaku pada masa kini saja. Hari esok tidak menjadi masalah yang penting di hari ini dalam dinamika kekiniannya. Di pihak lain pemahaman yang hanya semata-mata tertuju pada masa akan datang. Masa kini tidak begitu penting sebab yang sangat dinanti-nantikan adalah masa akan datang dan itulah saat paling menentukan. Yaitu, masa yang hanya terarah kepada kedatangan-Nya kembali ke dunia.
Melalui Injil Lukas ini Tuhan Yesus mengajarkan serta menegaskan kepada kita, bahwa menantikan kedatangan-Nya kembali harus secara aktif. Janganlah dihalangi oleh jubah atau pakaian yang terkadang menyulitkan kita berkarya serta melayani. Ikatlah pinggang dan singsingkanlah lengan baju kita agar leluasa bekerja melayani pekerjaan-Nya dengan baik juga benar. Sumbu pelita selalu berminyak dan menyala supaya kita tetap bersinar, bercahaya menghalau segala bentuk kegelapan serta kepalsuan dunia ini. Biarlah dengan penuh kebahagiaan dan gembira ria kita selaku hamba-hambaNya menanti dengan yakin kedatangan-Nya. Sambil menanti dengan setia kita aktif pula melaksanakan tugas panggilan dan pengutusan Gereja-Nya di dunia ini. Sebagaimana Tuhan Yesus Kristus berinisiatif mendatangi kita dengan cinta Kasih-Nya yang besar, demikian juga secara aktif dan bersukacita kita melaksanakan karya-Nya dalam masa penantian. Kita ditantang agar selalu siap sedia dan tetap berjaga-jaga setiap waktu. “Karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak amu sangkakan ...” Marilah bersama-sama kita tetap aktif, inovatif, kreatif dan positif berkarya serta melayani terus menerus dalam menatikan Parousia. Kita menatikan-Nya dalam pengharapan pasti menyongsong kesempurnaan serta kebahagiaan kekal!
H.L.T/Maji | SGD edisi 139 | GPIB

DOA; sangat besar kuasanya

YESUS MEMBUATMU BERHARGA