Materi ke - 31
Pokok
Bahasan : Konteks Gereja
Tujuan
Pembelajaran Khusus : Pada akhir sesi ini peserta katekisasi dapat :
- Membedakan beberapa aliran yang ada di dalam gereja Protestan
- Menjelaskan pokok-pokok perbedaan ajaran satu gereja dengan gereja
yang lain
- Menuliskan refleksi iman atas perbedaan-perbedaan gereja tersebut
I. LUTHERAN
Aliran Lutheran diturunkan dari ajaran-ajaran Martin
Luther (1483-1546) yang berasal dari Jerman. Ajaran-ajaran Luther itu ditujukan
untuk mengoreksi ajaran-ajaran gereja Katolik Roma (GKR). Perbedaan antara
ajaran dan praktek GKR dengan ajaran Alkitab adalah sebab dasar reformasi
Luther. Namun, reformasi itu dipicu oleh penjualan surat penghapusan siksa oleh
Johann Tetzel. Melawan propaganda Tetzel, Luther menyusun 95 dalil dan tanggal
31 Oktober 1517 dalil itu dipasang di pintu gereja Wittenberg. Kemudian hari
Luther banyak menuangkan gagasan-gagasannya.
Beberapa Pokok Ajaran Lutheran
- Firman
- Sakramen.
- Jabatan Gereja
Gereja-gereja yang berpedoman pada ajaran Luther
disebut Lutheran. Di Indonesia ada delapan (8) gereja yang mengaku penganut
aliran Lutheran, yakni: HKBP, GKPS, GPKB, GKPI, HKI, GKLI, GKPA dan GKPM.
II. CALVINIS
Johannes Calvin membangun teologinya di atas dasar
yang telah diletakkan Luther. Calvin menjadikan reformasi Luther lebih konkret
dan jelas wujudnya dalam kehidupan bergereja.
Calvin menekankan kedaulatan Allah dalam perkara
penciptaan dan keselamatan dan kemuliaan Allah sebagai tujuan karya-Nya maupun
hidup dan tugas manusia.
Beberapa Pokok Ajaran Calvinis
- Otoritas Alkitab
- Kemuliaan Allah
- Pengudusan (Santificatio)
- Keselamatan
Gereja-gereja Calvinis adalah gereja-gereja yang
berpedoman pada ajaran Johannes Calvin dari Perancis (1509-1564). Di Indonesia
terdapat banyak gereja yang mengaku Calvinis, seperti: GMIM, GPM, GMIT, GPIB,
GBKP, GKI, GKP, GKJ, GMIST, GKST, Gereja Toraja, GKE dan lain-lain.
III. METHODIS
Aliran Methodis muncul pada abad ke-18 dan menandai
bangkitnya semangat kebangunan rohani (revival), mula-mula di Inggris
lalu menyebar ke seluruh dunia, dengan tokoh utama John dan Charles Wesley.
Aliran Methodis masuk kategori arus utama di lingkungan Protestan, karena
memelihara dan mempertahankan sebagian besar ajaran para reformator; dengan
kata lain ia berada pada garis ortodoksi reformatoris.
Pokok-Pokok Ajaran Methodis
- Kelahiran kembali (lahir baru)
- Penebusan Universal
- Jatuh dan kehilangan kasih karunia
IV. PENTAKOSTAL
Tahun 1900/1901 sebagai awal kemunculan gerakan atau
aliran Pentakostal di Amerika Serikat dengan mengacu pada peristiwa yang
terjadi dengan Charles F. Parham 1873-1929, seorang kulit putih. Namun ada yang
mengatakan juga bahwa yang menjadi titik awal gerakan Pentakostal adalah
peristiwa yang terjadidi Azusa Street Los Angeles dengan tokoh utamanya William
J. Seymour, seorang kulit hitam.
Tahun 1900 Parham yang membuka sekolah Alkitab Bethel
menugaskan murid-muridnya untuk mempelajari ciri-ciri utama gerakan kesucian
dan penyembuhan ilahi, juga baptisan Roh yang bertolak dari empat peristiwa
yang diceritakan dalam Kisah Para Rasul. Dari tugas para muridnya itu Parham
berkesimpulan bahwa baptisan dengan Roh Kudus selalu ditandai oleh bahasa lidah
(glosolalia). Berdasarkan itu Parham mengajar murid-muridnya berupaya
memperoleh baptisan roh yang disertai dengan bahasa lidah dengan berjaga
semalam suntuk pada tanggal 31 Desember 1900. Pada tanggal 1 Januari 1901,
Agnes N. Ozman meminta Parham meletakkan tangannya di atas kepalanya dan berdoa
baginya agar ia memperoleh baptisan roh disertai dengan bukti berbahasa lidah.
Menurut mereka hal itu benar-benar terjadi, Agnes tiba-tiba berbahasa Cina yang
tak pernah dipelajarinya. Beberapa hari kemudian hal yang sama terjadi pada
murid-murid yang lain dan akhirnya atas diri Parham sendiri.
Pokok-Pokok Ajaran Pentakostal
- Alkitab
- Keselamatan
- Baptisan
- Bahasa lidah
- Penyembuhan ilahi
- Ibadah dan upacara gerejawi
V. KHARISMATIK
Gerakan Kharismatik berawal di Amerika Serikat dan
dikenal sebagai gerakan Pentakosta baru. Ia mempunyai banyak kesamaan dengan
gerakan Pentakosta. Baptisan Roh dan penyembuhan ilahi menjadi ciri utama
gerakan ini.
Jangkauan gerakan Pentakostal baru yang melampaui
batas-batas menjadi semakin nyata melalui organisasi The Full Gospel
Business Men’s Fellowship International (FGBMFI) yang dibentuk oleh Demos
Shakarian, milyuner dari California.
Pada tahun 1953 FGBMFI menyebut diri sebagai
organisasi bisnismen yang dipenuhi Roh Kudus dan terpanggil melaksanakan
penginjilan dan kesaksian kepada umat non-Pentakostal. Salah satu kegiatannya
adalah doa bersama (persekutuan doa) pada saat sarapan atau makan malam dalam
suasana santai di restauran atau hotel bergengsi. Sejak semula FGBMFI
memakai nama persekutuan kharismatik. Gerakan Kharismatik tidak pernah punya
ikatan formal dengan gereja Pentakostal mana pun, dan sebagian besar yang
berhasil mereka jaring adalah bisnismen non-Pentakostal, sebab mereka mereka
tidak ”metobatkan” dan menggiring anggotanya ke dalam gereja Pentakostal.
FGBMFI mendorong para anggotanya untuk tetap berada di gerejanya masing-masing,
bahkan lebih rajin lagi sambil melakukan ”pembaruan kharismatik” di dalamnya.
Alasan mereka tidak mau bergabung dengan gerakan
Pentakostal : (1) banyak gereja Pentakostal yang sudah menjelma menjadi gereja
mapan dan sudah kehilangan Roh yang semula. (2) Mereka justru mau tetap tinggal
di dalam lingkungan gereja masing-masing agar bisa dan membawa ”Roh
pembaharuan” ke dalamnya. Gerakan Kharismatik bermaksud membantu untuk
menghidupkan kembali apa yang pernah ada di dalam gereja mula-mula melalui
karunia-karunia Roh.
Pokok-Pokok Ajaran Kharismatik
- Berpumpun pada Yesus.
- Pujian.
- Kuasa Rohani.
VI. ADVENTIS
Adventis lahir di USA pada tahun ± 1830. Pada abad
ke-19 gereja-gereja utama (Episkopal, Methodis, Baptis, Presbiterian dan
Kongregasional) secara umum sedang lemah, sedangkan kemajemukan dan kebebasan
beragama dijamin oleh undang-undang negara turut melahirkan gerakan-gerakan
baru dari gereja-gereja Protestan, salah satu di antaranya adalah Adventis.
Salah satu tokoh Adventis adalah William Miller
1782-1849 dari Massachusetts. Pokok perhatian Miller adalah ajaran
Eskatologi/tentang hal-hal zaman akhir, peristiwa di sekitar kedatangan kembali
Yesus Kristus untuk mendirikan kerajaan seribu tahun di bumi. Miller menentukan
kedatangan Yesus berdasarkan nubuat kitab Daniel 8:14, 22 Oktober 1843 dan
1844. Ternyata Miller mengakui bahwa ia salah menetapkan tanggal, namun ia
tetap berpegang pada ajaran bahwa Kristus akan segera datang.
Salah satu murid Miller adalah Ellen G. White. Gereja
Advent hari ke-Tujuh percaya bahwa perhitungan kedatangan Tuhan tanggal 22
Oktober 1844 tidaklah keliru. Di tanggal itu nubuat dari Kitab Daniel bukanlah
tentang pengudusan dunia, melainkan menunjuk kepada perubahan yang terjadi di
sorga. Pada hari itu Tuhan Yesus tidak turun ke dunia, melainkan memulai tahap
karya penebusan yang baru, yaitu Tuhan Yesus memasuki ruang mahakudus di sorga
untuk melihat perbuatan-perbuatan orang Kristen dan menetapkan nama-nama mereka
apakah dimasukkan ke dalam kitab kehidupan atau tidak.
Desember 1844 Ellen bersekutu dalam doa dengan empat
wanita lainnya. Lalu ia mengaku menerima penglihatan yang pertama bahwa 144.000
umat Advent berjalan menuju gerbang sorgawi dan Yesus membukakan pintu gerbang
sorgawi bagi mereka. Setelah diberi kecapi emas 144.000 orang itu berhimpun
dekat pohon kehidupan di singgasana Allah. Ada malaikat yang berkata kepada
Ellen, ”Engkau harus kembali ke bumi, memberitahukan kepada orang lain apa yang
diwahyukan kepadamu.”
Setelah memberitahukan penglihatan ini kepada
sekelompok kecil orang Adven di Portland, mereka bersepakat mendukung Ellen
bahwa itu adalah terang dari Allah. Tak lama kemudian Ellen mengaku menerima sejumlah
penglihatan lain. Demikianlah selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya ia
menyatakan diri sebagai alat di tangan Allah. Dan dalam kenyataannya setiap
penetapan ajaran gereja Advent harus terlebih dulu didahului dan disahkan oleh
penglihatan yang diterima Ellen G. White.
Hiram Edson, Joseph Bates dan Ny. Ellen Gould-White
menekankan bahwa hari perhentian dan peribadahan adalah hari Sabat (Sabtu)
sesuai dengan titah ke-4 dalam Dasa Titah. Ny. Ellen Gould-White mengklaim
bahwa ia mendapat penglihatan yang menyatakan bahwa Tuhan Allah tidak pernah
mengubah hari Sabat ke hari Minggu. Penggantian ini hanyalah ciptaan paus dan
kaisar Roma. Gereja yang benar adalah gereja yang menguduskan hari Sabat.
Miller mengatakan bahwa perayaan hari Minggu adalah dosa gereja yang terberat.
Gereja Advent hari ke-Tujuh berpusat di Battle Creek, Michigan, USA. Dalam
Adventisme terdapat dua aliran yang besar: Gereja Kristen Advent dan Gereja
Advent hari ke-Tujuh yang terbentuk sesudah kegagalan tahun 1844.
Pokok-Pokok Ajaran Adventis
Pokok ajaran gereja Advent hari ke-Tujuh termuat dalam
Statment of Faith (Pernyataan Iman) yang terdiri dari 25 pasal pada
tahun 1872. Pernyataan iman ini kemudian direvisi menjadi 22 pasal di tahun
1932 dan direvisi kembali tahun 1980 menjadi 27 pasal
VII. SAKSI JEHOVA
Kemunculan aliran Saksi Jehova terkait dengan gerakan
Adventisme dan pokok-pokok ajarannya pun banyak mirip dengan Adventisme. Tokoh
utama aliran ini adalah Charles Taze Russell, Joseph F. Rutherford, Nathan R.
Knorr dan Frederick W. Franz.
Zaman C. T. Russell
C. T Russell lahir di Pittsburgh-Pennsylvania. Ia
tertarik pada hal-hal keagamaan terutama menyangkut kedatangan Kristus kedua
kali dan zaman akhir, sehingga tahun 1870 iabergabung dengan kelompok Adventis.
Pada tahun 1881, persekutuan yang dipimpin Russell yaitu kelompok Bible Study
dan yayasan Watch Tower menjadi lembaga resmi dan legal. Menurut Russell
kedatangan Kristus akan terjadi tahun 1914, setelah didahului ”masa panen”
selama 40 tahun (1874-1914). Berdasarkan Wahyu 7 : 4 - 9 Russell berpandangan bahwa di masa panen itu dan
kedatangan Kristus akan terjadi perang Harmagedon; yang akan dipanen atau
selamat melintasi perang itu akan memasuki kerajaan seribu tahun hanya 144.000
orang. Russell juga mengatakan bahwa tidak ada neraka sebagai tempat
penghukuman kekal bagi orang-orang jahat, sebab setiap orang jahat segera
ditiadakan (annihilated) pada saat ia mati.
Ajaran-ajaran Russell ini sesungguhnya menolak
pokok-pokok ajaran gereja yang baku, seperti: Trinitas, kekekalan jiwa,
kebangkitan Kristus secara jasmani, dan kepribadian tersendiri dari Roh Kudus.
Ramalan Russell mengenai kedatangan Kristus, Oktober 1914, meleset.
Zaman J. F. Rutherford
Rutherford bersama yang lain menentang keterlibatan AS
dalam PD I dan menolak ikut wajib militer. Kemudian mereka juga menolak memberi
hormat kepada bendera, karena hal itu dianggap sebagai kekafiran dan kekejian
di hadapan Tuhan. Berdasarkan Mazmur 43:10; 83:18-19 sejak tahun
1931 Rutherford memperkenalkan nama baru bagi para warganya yakni Saksi Jehova.
Tahun 1932 Rutherford menyatakan bahwa yang diselamatkan adalah 144.000 orang
saksi Jehova dan ”golongan Yonadab”. Kedua golongan ini akan memenuhi bumi
selama masa kerajaan seribu tahun. Ia memperbarui ajaran Russell tentang
penebusan Kristus: Penebusan itu tidak berlangsung untuk semua orang, melainkan
hanya untuk umat Saksi Jehova. Rutherford tidak segan menyerang gereja-gereja
resmi beserta pendetanya dan pemerintah sebagai alat-alat iblis.
Zaman Nathan H. Knorr dan Frederick Franz.
Prestasi dalam kepemimpinan Knorr adalah terbitnya
Alkitab terjemahan mereka sendiri yakni New World Translation of Holy
Scripture tahun 1961 yang diduga keras diterjemahkan oleh Frederick Franz.
Beberapa Pokok Ajaran Saksi Jehova
- Allah Bapa Mahatinggi, Yesus Kristus dan Roh Kudus versi Saksi Jehova
- Alkitab versi Saksi Jehova
- Kedatangan Kristus kembali
Daftar Pustaka
- Aritonang, Jan S. 1995, Berbagai Aliran di dalam dan di Sekitar
Gereja, Jakarta; BPK Gunung Mulia.
- Berkhof, H dan Enklaar, I.H. 1991, Sejarah Gereja, Jakarta BPK
Gunung Mulia.
- Curtis, Kenneth A, dkk. 2001, 100 Peristiwa Penting dalam Sejarah
Kristen, Jakarta; BPK Gunung Mulia
- van den End, Thomas. 1995, Harta dalam Bejana, Jakarta; BPK
Gunung Mulia, Cet.-11.
- de Jonge, Christian. 1998, Apa itu Calvinisme, Jakarta; BPK
Gunung Mulia, Cet-2
- Lane, Tony. 2001, Runtut Pijar, Jakarta; BPK Gunung Mulia,
Cet-4.
- Wellem, F. D. 1994, Kamus Sejarah Gereja, Jakarta; BPK Gunung
Mulia.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar