OTORITAS DAN TANGGUNG JAWAB DALAM PELAYANAN


 Minggu 16 Mei 2010
Bacaan Galatia 1 : 1 - 5 
Saudara..................
            Diakui bahwa kehidupan bersama, khususnya dalam persekutuan Jemaat tidak luput dari berbagai persoalan/masalah. Mulai dari persoalan yang disebabkan oleh hal yang remeh sampai dengan masalah prinsip yang berpotensi menimbulkan perpecahan dan kemerosotan iman.
            Dalam kehidupan Jemaat di Galatia Paulus melihat ada persoalan prinsip atau sangat mendasar. Menurut Paulus hal ini perlu segera ditangani agar tidak berlarut-larut dan menimbulkan kemerosotan iman bagi orang-orang yang sudah mengenal Kristus. Persoalannya adalah adanya pertanyaan-pertanyaan yang muncul, yaitu :  Pertama, apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat merupakan satu-satunya syarat untuk menerima keselamatan? Kedua, apakah ketaatan terhadap aturan dan ketentuan-ketentuan Yahudi tertentu dalam Perjanjian Lama diperlukan untuk memperoleh keselamatan di dalam Kristus? Sebab memang dalam kenyataannya ada beberapa guru Yahudi yang memaksakan beberapa ketentuan dalam hukum Taurat, seperti sunat sebagai syarat  untuk diterima di dalam Gereja dan diselamatkan. Paulus sebagai seorang rasul yang juga adalah pemimpin umat, berupaya dengan cermat dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah ini. Sebagai seorang pemimpin Paulus melihat bahwa ia harus mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menyelesaikan masalah prinsip ini, secara efektif dan membawa suatu kebaikan dalam kehidupan persekutuan.
            Sebelumnya kita perlu memahami latar belakang pernyataan Paulus pada ayat 1. Hal itu tidak lepas dari klaim bahwa Paulus tidak memiliki wibawa rasuli. Pandangan ini sekaligus untuk melemahkan pengaruh Paulus dalam jemaat. Maka, pertama-tama Paulus menuliskan bahwa dia adalah seorang rasul. Paulus dengan berani menuliskan bahwa kerasulannya itu adalah bukan karena manusia dan bukan juga diangkat oleh seorang manusia untuk menjadi rasul. Tetapi kerasulannya itu karena Yesus Kristus, karen dia mempercayai dan mengakui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Ini berarti pesan yang Paulus sampaikan pun benar-benar merupakan kehendak Allah di dalam Yesus Kristus atau memiliki otoritas Ilahi. Paulus tidak sedang bermain-main dengan kerasulannya, dia malah sedang membawa dirinya ke dalam tanggungjawab yang besar. Dia berkata bahwa ”bukan manusia yang mengangkat aku menjadi rasul tapi Tuhan dan pengorbanan serta kebangkitan Yesus Kristus”. Dia tidak menyandarkan hidupnya kepada otoritas manusia tetapi Allah sendiri. Paulus bertanggungjawab kepada Allah sepenuhnya, yang memanggil dan mengangkat dia menjadi rasul.
            Selanjutnya, sebagai rasul yang mendirikan jemaat-jemaat (bersama saudara-saudara seiman lainnya), Paulus menyapa jemaat Galatia dengan salam yang menegaskan bagaimana kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah di dalam Yesus Kristus senantiasa nyata di dalam kehidupan jemaat  (ayat 2-3). Maka secara khusus Paulus mengemukakan seruan dan harapannya agar mereka menunjukkan komitmen dan kesetiaan mereka terhadap berita  injil yang  telah disampaikan. Ia menyinggung tanggungjawab terhadap karya Allah dalam Kristus (ayat 1) maupun injil, yang telah diwartakan Paulus kepada mereka. Paulus menegaskan kembali pada mereka, bahwa oleh kematian Kristus orang benar akan hidup oleh iman dan ia menemukan Injil bahwa Kristus sebagai orang benar telah mati dan hidup menggantikan orang berdosa supaya orang berdosa hidup oleh iman (ayat 4). Inilah yang diharapkan senantiasa untuk diyakini dan dipegang teguh oleh Jemaat.
            Dengan demikian kita dapat memahami berdasarkan bacaan ini, bagaimana sikap seorang pemimpin dalam menghadapi suatun persoalan yang muncul. Tentu dipahami bahwa kemampuan seorang dalam menangani suatu masalah sangat ditentukan oleh otoritas atau kewibwaannya di depan umat. Kewibawaan yang sangat mendasar tentu oleh karena spiritualitas atau keyakinan iman yang nyata, yang bukan direkayasa atau karena kedudukannya semata, yang bukan direkayasa atau karena kedudukan semata. Adapun keyakinan/spiritualitas yang nyata karena pimpinan Roh Kudus yang menguasai kehidupan seorang pemimpin sehingga memiliki konsistensi dan intergritas. Kepemimpinan seperti ini diharapkan memiliki pengaruh yang kuat sehingga setiap kebenaran yang hendak ditekankan secara efektif dapat diterima dan menjadi pegangan bagi jemaat.

Tidak ada komentar :

DOA; sangat besar kuasanya

YESUS MEMBUATMU BERHARGA