Minggu, 09 Mei 2010
Bacaan 1 Korintus 15 : 1 – 7
Saudara yang terkasih ................
Bila saudara bercerita pada seseorang tentang suatu peristiwa atau tentang seseorang, pasti ada sesuatu yang hendak saudara sampaikan sebagai pokoknya. Sesuatu yang penting, bahkan teramat penting. Bila saudara menulis cerita fiksi atau pengalaman hidup seorang tokoh, pasti ada yang hendak saudara sampaikan sebagai pesannya. Sesuatu yang penting, bahkan teramat penting. Bila saudara menulis surat, pasti ada sesuatu yang hendak saudara sampaikan sebagai intinya. Sesuatu yang penting, bahkan teramat penting. Dan dalam bentuk tulisan, biasanya yang menjadi pokok, inti atau pesan dari tulisan tersebut kita garis bawahi. Demikian juga dalam hal iman. Kalau kita mengangggap iman kepada Yesus Kristus yang bangkit sebagai yang pokok atau inti bagi perjalanan hidup kita maka kita harus garis -bawahi.
Iman seseorang memang merupakan hal yang unik. Tidak bisa disama-samakan dengan orang lain. Namun dalam perjalanannya bersama Yesus, dalam ziarah imannya, kebanyakan orang sampai kepada mengenal dan menerima Yesus kristus. Umumnya, melalui empat jalan sebagai berikut : Pertama, dan mungkin yang paling umum terjadi adalah melalui pengajaran Yesus, misalnya, Khotbah di Bukit (Matius 5-7), Kaidah Kencana (Matius 7:12) atau perumpamaan-perumpamaan yang Yesus sampaikan. Semua itu meninggalkan kesan tersendiri.
Bagi kebanyakan orang, termasuk yang bukan Kristen, pengajaran Yesus sangat kuat, benar dan menarik. Hal inilah yang membuat banyak orang mengenal dan menerima Yesus, dan bahkan sampai mengaku percaya kepada Yesus yakni pengajaran-Nya. Mungkin diantara saudara ada yang datang kepada Kristus melalui jalan pengajaranNya!
Kedua, banyak orang lain mengenal dan menerima Yesus karena melihat contoh hidup Yesus sendiri sebagaimana dikisahkan dalam kitab-kitab Injil. Perhatian-Nya kepada mereka yang susah dan tersisih. Kepedulian-Nya pada mereka yang miskin dan papa. Kerendah-hatian, kelemah-lembutan, ketegasan, kebersamaan dan belas kasih-Nya, yang Ia tunjukkan kepada mereka yang justru terabaikan oleh agama dan para tokoh agama, membuat banyak orang tertarik, dan kemudian menjadi percaya kepada-Nya. Mungkin saudara termasuk orang yang menerima Yesus melalui jalan ini? Ketiga, ada orang lain lagi yang sampai kepada mengenal dan menerima Yesus justru melalui sengsara dan kematian-Nya. Kisah sengsara dan kematian Yesus begitu kuat. Di situ orang menemukan apa artinya penyerahan diri yang total, pengabdian kepada sesuatu, pengorbanan bagi orang lain, dan kasih. Berhadapan dengan sengsara dan kematian Yesus, orang menyadari betapa dasyatnya dosa! Oleh karena itu, mereka datang pada pengenalan dan penerimaan akan Yesus. Mungkin saudara termasuk orang yang melalui jalan ini?
Sampai disini, saudara akan mengatakan, ya itu semua kami tahu. Dan mungkin masih ada jalan lain yang bisa di tempuh agar seseorang sampai kepada mengenal dan menerima Yesus. Tetapi apa yang merupakan garis- bawah dari iman kita ?
Hal yang paling penting, bahkan teramat penting dari iman kita yang harus kita garis-bawahi adalah kebangkitan Yesus Kristus! Yesus yang dibunuh manusia, dibangkitkan Allah! Dia hidup! Itulah yang hendak digaris-bawahi Paulus dan semua penulis Perjanjian Baru. Itulah Injil yang Paulus telah beritakan kepada jemaat di Korintus.
Jemaat di Korintus diingatkan bahwa mereka telah menerima Injil itu. Injil yang Paulus beritakan bukan sekedar pengajaran atau doktrin. Injil itu adalah kuasa yang menyelamatkan (lihat Roma 1:16), yang juga sudah menyelamatkan orang-orang Korintus bila mereka tetap teguh hidup di dalamnya. Karena Injil itu-yang memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus–adalah kuasa, maka kuasa itu mengubahkan. Orang tidak bisa lagi hidup seperti dulu sebelum menerima Injil itu. Kristus telah bangkit. Maka kematian-Nya bukan kematian sia-sia dan tanpa makna. Oleh kematian-Nya, dosa-dosa manusia dipikulnya. Dia menjadi Penebus yang menyelamatkan semua orang. Di dalam Perjanjian Lama telah dijanjikan bahwa akan datang seorang yang akan menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Dan Yesus Kristus melaksanakannya melalui kematian-Nya. Ini dibuktikan dengan kebangkitan-Nya. Inilah garis bawah dari iman kita.
Yesus yang mati dibunuh manusia, dibangkitkan Allah. Dia hidup! Yesus yang hidup menampakan diri kepada banyak orang termasuk kepada Paulus. Penampakan diri Yesus sebagai Yesus yang hidup ini adalah keaksian terpenting dari persekutuan Kristen mula-mula. Mereka sungguh diubahkan. Dari yang tadinya bersembunyi, kini menjadi tampil apa adanya. Dari yang tadinya ketakutan, menjadi yang berani bersuara dan bersaksi tentang DIA. Dari yang tadinya penganiaya jemaat Tuhan, kini menjadi pelayan-Nya. Dari yang tak berdaya, kini menjadi bersemangat. Semua ini hanya karena satu hal ; mengalami kuasa kebangkitan!
Kuasa kebangkitan adalah dasar dari iman Kristen, tetapi juga dasar pelayanan dan kesaksian persekutuan Kristen sejak mulanya. Kuasa kebangkitan juga menjadi jiwa dari seluruh kehidupan persekutuan Kristen. Oleh sebab itu, kita perlu untuk mempersoalkan kembali iman kita. Apakah hidup Kristen kita telah berubah karena perjumpaan dengan Yesus yang hidup dan menjalani hidup di dalam kuasa kebangkitan-Nya? Ataukah, kita tetap sama saja seperti yang dulu. Apakah persekutuan kita sebagai jemaat Tuhan kini dan disini, dijiwai oleh kuasa kebangkitaan Yesus? Ataukah dikuasai oleh egoisme dan kuasa nafsu untuk berkuasa? Apakah pelayanan dan kesaksian yang kita lakukan selama ini juga lahir dari pengalaman perjumpaan dengan Yesu yang hidup, dan kuasa kebangkitan-Nya, dan sungguh dijiwai oleh kuasa kebangkitan tersebut? Ataukah, ia sekedar suatu kegiatan monumental belaka bagi kenangan-kenangan para pelaksananya?
Tidak ada komentar :
Posting Komentar