Dalam Rangka Hari Ibu, 22 Desember 2010
Salam Sejahtera,
Hanya oleh kemurahan TUHAN yang diwujudkanNya melalui kehadiran Roh Kudus, kita masih tegak dalam kebersamaan. Oleh karena itu patutlah terima kasih disampaikan dengan rasa syukur tak terhingga kepada ALLAH, Tuhan kita. Merayakan hari ibu ke 82 ini berarti juga merayakan penyertaan Roh Suci di setiap ayunan langkah kehidupan para ibu, penyertaan yang membuat mereka tetap tersenyum di tengah badai selalu menaikkan doa bagi suami dan anak-anak meskipun pemberontakan atas nama pencarian jati diri menyeruak dari sang buah hati, tegar didera pergumulan, serta tak henti membelai dengan hati nurani. Penyertaan yang membuat semua lidah mengucapkan; “Terpujilah TUHAN”
Selanjutnya ketika Hari Ibu ini kita rayakan dalam berbagai bentuk kegiatan marilah kita tidak mengesampingkan keprihatinan hidup saudara sebangsa yang tertimpa banjir di Wasior, tsunami di Mentawai serta letusan gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, agar nafas kebangsaan serta kepedulian terhadap sesama yang menderita tidak berhenti. Kita berdoa untuk mereka dan juga mengulurkan tangan bantuan bersama ketulusan hati karena itulah yang Tuhan kehendaki.
Ibu-Ibu dan Jemaat yang terkasih dalam Yesus Kristus, adanya Hari Ibu merupakan pengakuan eksistensi mereka di tengah keluarga, jemaat bahkan masyarakat. Pada konteks Kristiani, pengakuan itu memang seharusnya lahir sebab predikat “penolong” dalam Alkitab (Kejadian 2:28 ) yang diberikan Tuhan. Namun pengakuan tersebut tidak boleh membuat para ibu berpangku tangan bersama senyum kebanggaan, melainkan kesempatan pembuktian kualitas diri. Tentu bukan berarti lepas dari ketergantungan kepada Allah, tetapi sebaiknya di dalam keykinan bahwa Roh Kudus memberi kuasa dan penyertaan terhadap ibu-ibu untuk membentuk diri menjadi Ibu Kristiani pemberi Inspirasi bagi banyak orang memasuki masa depan yang lebih baik.
Realisasi dari pernyataan teologis ini adalah:
Pertama : Menekuni Firman Tuhan demi pemahaman mendasar akan kehendakNya dan untuk pendewasaan iman pribadi bagi terbentuknya karakter Kristus sebagai landasan hidup di tengah persekutuan jemaat.
Kedua : Tak hentinya berdoa memohon pertolongan Allah agar selalu diberikan hati yang paham menimbang perkara dan pikiran yang bijak menghadapi persoalan sehingga dapat melayani secara benar.
Ketiga : Memberlakukan Firman Tuhan yang ditekuni dalam kehidupan nyata sebagai kesaksian bagi semua orang bahwa inspirasi keibuan bermuatan sabda dan kehendak Ilahi, etik dan moral, spirit dan ketaatan, berasal dari Roh Kudus.
Tentu tidak mudah melakukan ketiga hal ini, namun kita diingatkan bahwa didalam Dia tidak ada yang mustahil dan bagi orang percaya pun tidak ada yang tak mungkin. Akhirnya selamat merayakan Hari Ibu dalam rasa syukur dan terima kasih tak terhingga kepada Tuhan,
Allah yang menyertai kita sejak dahulu, sekarang sampai selama-lamanya.
Dewan PKP 2005-2010.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar