“Manusia Baru yang terus menerus diBaharui”
Saudara-Saudari yang dikasihi dalam Tuhan,
Salam Sejahtera dalam Yesus Kristus,
Para nabi sudah lama mengharapkan kedatangan Sang Mesias. Lalu, tibalah waktunya, pengharapan itu terjawab dalam Injil Lukas 2:11 “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” Kelahiran Yesus “so pasti” kita sambut dengan sukacita, namun di sekitar peristiwa kelahiran-Nya sendiri tidaklah sepenuhnya terjadi demikian : Injil Yohanes memberitakan “dunia tidak mengenalNya”, Yohanes 1:10. Oleh karena itu tidak tersedia kamar yang layak bagi Yusuf dan Maria untuk menginap dan menantikan kelahiran Sang Bayi Yesus, yang tersedia hanyalah sebuah kandang hewan. Herodes selaku penguasa yang takut kedudukannya tergeser, ia pun telh bertindak terlalu jauh dengan membunuh semua bayi dibawah 2 tahun, dengan maksud untuk membunuh Sang Bayi Yesus. Namun disekitar peristiwa kelahiran Yesus, kita juga dapat belajar dari orang-orang biasa yang menunjukkan sikap dan perbuatan yang luar biasa. Peristiwa kelahiran itu pastilah menguras perasaan, pikiran dan tenaga Yusuf dan Maria tetap melakukan segala sesuatu dalam terang kehendak Tuhan. Demikian juga para gembala di padang efrata. Mereka adalah para pekerja keras yang mengandalkan otot dan keberanian untu memelihara kawanan domba milik tuan mereka. Setelah mendengar suara malaikat di malam hari, mereka cepat-cepat mencari Sang Bayi Yesus. Para gembala itu berjumpa denga Sang Bayi Yesus itu. Dan setelah pulang mereka memuji-muji dan memuliakan Allah, Lukas 2:8 dst. Lain lagi para majus yang berdasarkan pengetahuan khusus yang ada pada mereka mencari dan memberi persembahan yang terbaik dari mereka, yakni: emas, kemenyan dan mur.
Persidangan Sinode GPIB XIX, tanggal 11 – 16 Oktober 2010 di Jakarta telah menetapkan, bahwa tema tahun 2011 – 2012 adalah : “Manusia baru yang terus menerus dibaharui”, Efesus 4:23-24. Dalam terang tema itu pula kita memaknai hari kelahiran Yesus Kristus dan menjelang tahun baru 2012. Bila kita memaknai kelahiran Yesus Kristus, hal itu tidak terlepas dari karya keselamatan Allah dalam Yesus yang hidup, mati dan bangkit untuk kita dan segenap dunia ciptaanNya. Tema tersebut mengandung semangat dan harapan untuk membaharui : pikiran, perasaan, sikap dan perilaku bagi peningkatan kualitas hidup kita dalam keluarga, gereja dan masyarakat.
Dalam konteks masyarakat; kita masih melihat gejala – gejala kemiskinan dan kesenjangan yang terjadi antar kota – kota dengan desa – desa dan termasuk desa – desa di wilayah perbatasan. Pendidikan, kesehatan dan kualitas hidup yang belum merata di seluruh wilayah Nusantara. Bahaya Narkoba dan penularan HIV/AIDS terhadap kaum muda dan ibu rumah tangga. Penegakan hukum yang jauh dari harapan dan pelanggaran HAM yang terus terjadi, kekerasan terhadap kaum perempuan dan anak, tanah Papua dan sejumlah rakyat kecil yang mengalami tindakan kekerasan. Korupsi yang menyebar ke daerah-daerah, konflik-konflik yang terjadi sesama anak bangsa yang tak kunjung selelsai dan kerusakan lingkungan yang terus berlangsung. Semua hal-hal tersebut, secara bertahap dapat teratasi apabila kesadaran dan upaya-upaya untuk mengatasinya ditekuni secara konsisten dan berkesinambungan. Sementara persoalan-persoalan dalam masyarakat dibenahi, dampak globalisasi terus terjadi, sehingga kita terus mengalami persaingan dalam hal sumber daya insani dan produk-produk nasional bangsa kita. Berdasarkan realitas dan refleksi kita diatas, perayaan Natal 2011 dan tahun baru 2012, marilah kita maknai perayaan Natal ini dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
Rayakan Hari Natal dengan sukacita, namun sederhana dan mulia, dengan menyediakan hati dan jiwa baru dan dengan terus menghidupkan kuasa kasih di dalam diri pribadi, keluarga dan persekutuan jemaat.
Hadapailah realitas kehidupan ini dengan kesungguhan kerja yang cerdas, tekun, bersikap positif tanpa kehilangan pengharapan kepada-Nya.
Rajutlah persaudaraan dengan sesama, bangunlah rasa kepedulian melintasi batas-batas kelompok suku, golongan dan agama bagi suatu masa depan bersama yang baru, tercerahkan dan mendatangkan kesejahteraan bersama yang adil.
Kiranya Tuhan Yesus Kristus kepala gereja melengkapi kita semua dengan berkat-berkatNya yang berlimpah ketika kita menjalankan panggilan dan pengutusan olehNya dalam kehidupan kita sehari-hari.
“Selamat merayakan Natal, 25 dan 26 desember 2011 dan Selamat merayakan Tahun Baru, 01 Januari 2012”
Jakarta, medio Desember 2011
Majelis Sinode GPIB :
Ketua Umum : Pendeta Markus Frits Manuhutu, M.Th.
Ketua I : Pendeta Marthinus Tetelepta, S.Th, M.Min.
Ketua II : Pendeta Poltak Halomoan Sitorus, S.Th, M.Si.
Ketua III : Pendeta Ruddy I. Ririhena, M.Si.
Ketua IV : Penatua Drs. Richard van der Muur.
Ketua V : Penatua Drs. Tony Waworuntu,MM.
Sekretaris Umum : Pendeta Adriaan Pitoy, M.Min.
Sekretaris I : Pendeta Jacoba Marlene Joseph, S.Th.
Sekretaris II : Penatua Johan Tumanduk, SH, MM, M.Min.
Bendahara : Penatua Adrie Petrus Hendrik Nelwan
Bendahara I : Penatua Ronny Hendrik Wayong, SE.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar