Bahan Persiapan Khotbah IRT Rabu, 20 Juni 2012


Bacaan Nehemia 5 : 1 – 13

Latar Belakang
Catatan dari pasal 1 dan pasal 2, menjelaskan alasan mengapa Nehemia kemudian kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali tembok Yerusalem yang runtuh. Untuk itu dibutuhkan tidak saja material dan biaya yang besar juga pekerja yang tidak sedikit, tetapi terutama partisipasi seluruh umat, baik yang tinggal maupun yang baru kembali dari pembuangan di Babel. Nah persoalan yang dihadapi Nehemia justru datang dari penghuni Yerusalem di bawah kendali Sanbalat dan Tobia yang tidak menghendaki tembok Yerusalem itu dibangun kembali. Pasal 4 : 7 – 8, menjelaskan kesepakatan untuk menerangi Israel guna menghambat dan menghentikan usaha pembangunan yang sudah dan tengah berjalan. Masalah lain lagi muncul. Kali ini Nehemia menghadapi keluhan umat yang digerogoti hidupnya oleh pajak yang memberatkan. Masalahnya terjadi praktek pemerasan (5:1-5) diantara sesama orang Yahudi. Praktek pemerasan ini tentu saja menghambat pembangunan karena problem ketenagakerjaan. Atas dasar teriakan umat itulah kemudian Nehemia menyampaikan pernyataan sebagaimana tertera pada pasal 5 ayat 6 – 13.

Interpretasi
Bagi Nehemia, makan riba (keuntungan berlipat) dari sesama orang Yahudi, tidak saja berakibat pada permusuhan mereka, tetapi memicu kerukunan diantara umat itu sendiri dan tentu saja itu dengan mudah dicerca dan dimanfaatkan pihak luar (musuh-musuh Israel) yang memang tidak menghendaki Israel membangun kembali tembok Yerusalem (ayat 9). Tetapi yang utama dengan praktek manipulatif seperti itu, umat kehilangan orientasi takut akan Tuhan (ayat 9). Itu sebabnya Nehemia mengingatkan pemuka dan penguasa (ayat 6) untuk : 
1.     Penghapusan hutang (ayat 10).
   2.   Mengembalikan: ladang, kebun anggur, kebun zaitun dan rumah, uang    serta gandum dan minyak hasil perampasan (ayat 11).
    3. Mengikat perjanjian untuk tidak menuntut jasa atas semua material yang    telah dikembalikan.
    4. Menaati janji.

Menyimpang dari ikatan perjanjian itu, akibat yang akan dialami adalah “dikebas Allah dari rumahnya dan hasil jerih payahnya” (ayat 13) dan respon pemuka dan penguasa saat itu adalah AMIN (ayat 13 b).

Makna Teologinya
Persoalan yang dihadapi umat saat itu adalah penderitaan akibat praktek pemerasan dari pemuka dan penguasa yang adalah sesama orang Yahudi itu sendiri. Mengapa ini terjadi? Secara sosio-psikologis, pada umumnya manusia tidak tahan menderita, menghindari kesusahan dengan mengambil jalan pintas dan cepat (melalui pemerasan), sekalipun itu merugikan kebersamaan, terpaksa diambil. Praktek KKN di Indonesia kurang labih sama, dan ini menjadi serius. Intinya manusia kehilangan orientasi pada Tuhan sumber segala berkat, secara sosiologis umat pun kehilangan rasa pedulinya terhadap sesama. Kesadaran vertikal (takut akan Tuhan) mestinya melahirkan kesadaran sosial (horisontal) terhadap sesama yang menderita. Nehemia berkata benar dan tegas serta tepat dengan mengingatkan umat akan pentingnya kesadaran umat, tentang bagaimana membangun solidaritas terhadap sesama. Allah baik dan penuh kasih telah mengembalikan umat dari pembuangan di Babel. Ini harus diingatkan dan ditegaskan agar umat tidak kehilangan orientasinya pada Tuhan dan hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Percaya kepada Tuhan, berarti yakin akan kuasa-Nya yang mencukupkan kebutuhan hidup dan tidak perlu kuatir tentang apa pun, sebab Tuhan juga yang menyediakan segala sesuatu.

Aplikasi
Pada bulan Pelayanan – Kesaksian GPIB atau yang disebut bulan PelKes GPIB (jatuh setiap bulan Juni), warga GPIB baik secara individu / personal mau pun institusi / kelembagaan diingatkan tentang pentingnya hidup dalam bingkai kebersamaan secara sinodal. Perhatikan pernyataan Yesus dalam Injil Lukas 4:18-19 , serta seluruh tindakan pelayanan Yesus semasa hidup bersama murid-murid-Nya, misi Allah direalisasikan konkret tanpa berpikir “diri lebih dahulu ditolong baru menolong orang lain”, sama sekali tidak ! mengapa begitu? Jawabannya jelas dan tegas, segala sesuatu yang kita peroleh pun datangnya dari Tuhan. Jika Tuhan menghendaki kita menyatakan kepedulian terhadap sesama, itu tidak berarti orang lain senang lalu kita susah. Pola pikir seperti ini tentu saja melemahkan keuatan kebersamaan kita. Karena itu ntakan misi Allah itu dalam kehidupan dengan sesama dan ingat peringatan Nehemia di atas, Tuhan memberkati kita. AW-12/06/12


Tidak ada komentar :

DOA; sangat besar kuasanya

YESUS MEMBUATMU BERHARGA