Para Presbiter GPIB dan Warga GPIB beserta Saudara-saudari sekalian yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.
Natal atau Kelahiran
Tuhan Yesus Kristus datang dalam kesederhanaan bahkan di tengah ketertindasan
yang melanda umat manusia saat itu. Tak ada kemewahan sedikit pun bagi
kelahiran bayi Yesus itu, namun tiba-tiba “Kemuliaan bagi Allah dan damai
sejahtera di bumi, di antara orang yang berkenan kepada-Nya”, demikian sukacita
Natal menggema di malam yang gelap yang tiba-tiba menjadi benderang oleh
kehadiran bala tentara sorga itu.
Kita semua tertunduk
berdoa bagi Saudara-saudara kita di Pidie Aceh dan sekitarnya yang mengalami
gempa bumi hebat yang menyebabkan korban lebih dari seratus jiwa dan pelbagai
penderitaan akibat gempa itu dan gempa susulan. Jemaat-jemaat GPIB di Banda
Aceh, Sumatera Utara sampai ke seluruh wilayah pelayanan GPIB pada Natal ini,
saya serukan memberikan Persembahan Khusus Natal bagi restorasi keberadaan di
Pidie sampai Bireuen, pesisir utara Aceh dan sekitarnya. Kita berdoa bagi
keluarga Marbun yang putrinya Intan Olivia menjadi korban bom di Gereja
Oikumene, Sengkotek, Samarinda. Kita juga perlu berdoa bagi anak-anak SD korban
penusukan di Sabu Barat, NTT dan keluarga mereka.
Majelis Sinode GPIB
dalam menyambut Natal 2016 menyampaikan Tiga Seruan penting, yakni Pertobatan,
Perdamaian dan Pembaruan!.
I. BERTOBATLAH !
Empat Minggu Adven telah
kita lalui. Empat lilin telah kita nyalakan sebagai tanda menyambut hadirnya
Sang Terang Dunia, Yesus Kristus yang mengusir semua kegelapan dunia ini.
Langkah pertama untuk menyambut Sang Terang Dunia adalah : Pertobatan !
METANOIA, berarti
Pertobatan, Perubahan Cara Berpikir atau Mindset atau Paradigma.
Pertobatan dari Perbuatan Korup, sengaja
menggunakan kekuasaan untuk kepentingan diri dan kelompok, nafsu serakah yang
melahirkan kemiskinan, ketidak-adilan, radikalisme dan kerusakan lingkungan.
Bertobat berarti meninggalkan semua bentuk
kekerasan, teror dan pemaksaan kehendak serta kebencian berlatar belakang
sosial maupun agama, terus menghembuskan beda mayoritas dan minoritas,
mengabadikannya menjadi realitas tak terjaminnya kesetaraan dan keadilan bagi
semua. Keberagaman adalah berkat Allah bagi kita semua dalam mengawal kesatuaan
Bangsa Indonesia di negera tercinta Republik Indonesia.
Pertobatan berarti meninggalkan kebiasaan
mengatas-namakan agama melakukan kekerasan, menyebar ketakutan karena teror dan
perusakan serta tiadanya toleransi dan tepo-seliro sebagai sesama warga Negara
dan Bangsa Indonesia. Pertobatan berarti penuh kesadaran tidak menghembuskan
apa lagi sengaja menghadirkan Persoalan dan Pertikaian SARA (Suku, Agama, Ras
dan Antar Golongan) dalam bentuk apa pun di semua Wilayah NKRI ini.
II. Bersyukurlah atas
PENDAMAIAN, bangunlah PERDAMAIAN.
Pendamaian/Rekonsiliasi adalah Dasar
Perdamaian. Umat Kristiani sadar bahwa “Tatkala kita masih seteru, kita
diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak- Nya,Yesus Kristus. Kini kita
boleh bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita
telah menerima pendamaian itu.(Roma 5:10).Pendamaian, adalah dasar bagi
perdamaian. Berdasarkan pendamaian kita dapat melangkah ke arah perdamaian.
Hanya orang yang diperdamaikan dengan Allah akan mampu melangkah membangun
perdamaian dengan dirinya, sesama dan lingkungan.Bangunlah Perdamaian!. GPIB
harus melakukan pendidikan pendamaian/rekonsiliasi dan perdamaian sehingga
setiap warga menjadi pembawa dan pembangun rekonsiliasi dan perdamaian. Semua
umat beragama harus menjadi Duta dan Agen Rekonsiliasi dan Perdamaian sebagai
bagian dari umat beragama GPIB menolak semua unsur kekerasan dan pelecehan atas
manusia.
Tiadakan kekerasan dalam rumah tangga,
kekerasan dan diskriminasi karena cacat fisik terhadap anak-anak dan perempuan
dan mereka yang lemah baik secara fisik, bahkan human trafficking yang berujung
pada sex abuse dan pelacuran.GPIB mendorong moratorium terhadap pengiriman TKW
ke luar negeri, eksploitasi anak dan perempuan di daerah miskin.
Akhiri peperangan yang menghancurkan dan
membunuh ribuan orang termasuk anak-anak, di Suriah dan Irak, Afrika juga
tekanan atas Palestina melalui upaya diplomasi di Dewan Keamanan PBB serta
ASEAN. Atasi masalah Migran, Rohingya, serta bahaya eskalasi ancaman dan
kenyataan perang di kawasan Asia, Afrika dan Eropa.
III. LAKUKAN PEMBARUAN
DALAM SEMUA ASPEK KEHIDUPAN.
Pembaruan budi, roh dan pikiran.
Rasul
Paulus menyatakan:”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna”(Roma 12:2). Pembaruan budi kita. METAMORFO, berarti mengalami
Perubahan mindset kita, atau paradigma kita, cara pikir dan pandang yang
mendewakan akal budi, materi dan kebebasan tanpa batas. Milikilah pikiran
Kristus.Bangun dan gunakan Etika dan Etiket dalam membangun kehidupan bebangsa
dan bernegara.
Pembaruan adalah bentuk Pernyataan Kasih
melalui Program dan Proyek PELKES yang diperlukan oleh Masyarakat. Kita harus
teruskan makna Natal kepada Sesama (Roma 13:8; Gal.5:14) melalui ekspresi
kebudayaan dan kesenian, drama, tari, puisi, seni lukis, cipta dan lantunan
gita pembebasan dan persatuan, suatu gempita budaya pluralisme/Bhineka Tunggal
Ika dan kesejahteraan serta kelestarian alam lingkungan.
Pembaruan Tanggungjawab sebagai Warga
Negara yang bertanggungjawab, yang meliputi keteguhan berideologi,
mempertahankan dan menaaati serta memelihara dan melestarikan Pancasila, UUD
1945 dalam kebhinekaan dengan bingkai NKRI.
Selamat Natal 2016,
Selamat Mengakhiri Tahun 2016, serta Selamat Memasuki Tuhun Baru, 2017 bagi
Bapak, Ibu, Saudara-saudari semua!.
Immanuel, Tuhan beserta
bangsa Indonesia dan kita semua!.
Salam Kasih MAJELIS
SINODE GPIB
Ketua Umum: Pdt. Drs. P.
Kariso Rumambi, M.Si
Ketua I: Pdt. Marthen
Leiwakabessy, S.Th.
Ketua II: Pdt. Drs.
Melkisedek Puimera, M.Si
Ketua III: Pdt. Ny.
Maureen Suzanne Rumeser-Thomas, M.Th.
Ketua IV: Pen. Drs.
Adrie Petrus Hendrik Nelwan
Ketua V: Pen. Mangara
Saib Oloan Pangaribuan, SE.
Sekretaris Umum: Pdt.
Jacoba Marlene Joseph, M.Th.
Sekretaris
I:Pdt.Ny.EllyDominggasPitoy-deBell,S.Th.
Sekretaris II: Pen. Ny.
Sheila Aryani Salomo, SH.
Bendahara: Pen. Ronny
Hendrik Wayong, SE.
Bendahara I: Dkn. Eddy
Maulana Soei Ndoen, SE.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar