DIDAMPINGI KASIH TUHAN

Bacaan Kitab Ibrani 13:1 – 12
PENGANTAR
Di antara kitab lain Perjanjian Baru kitab Ibrani memiliki keunikan karena : bentuk susunan, dan cara mengemukakan alasannya mempunyai bentuk tersendiri. Kitab ini juga memiliki persoalan –persoalan yang khas, dan terkait dengan kitab lain di dalam Alkitab, khususnya kelima kitab yang pertama dalam Perjanjian Lama.
Meski sulit mengetahui siapa penulisnya, tapi yang jelas penulis surat ini adalahseorang yang cukup memahami Alkitab, dan dengan konsisten menjelaskan hubungan antara Yudaisme dengan agama Kristen, yang dilakukan dengan terus – menerus mengemukakan keunggulan mutlak dari kekristenan. Mungkin dia adalah seorang pengkhotbah/pengajar, yang memiliki gaya menasihati, menjelaskan dan mengingatkan yang dimanfaatkan olehnya secara tepat.
Paling tidak melalui kitab ini dapat membantu kita dalam hal: pertama, memperoleh suatu pemahaman yang lebih baik mengenai sejumlah kebenaran atau peristiwa dalam Perjanjian Lama. Juga perbedaan antara Yudaisme dengan Kekristenan menjadi jelas. Kedua, penulisnya memahami berbagai bahaya yang mengancam umat Allah. Oleh karena itu surat ini menasihatkan untuk berpegang teguh pada iman dan jangan berpaling dari Kristus. Dengan penekanan pada pelayanan imamat Kristus, dan sejumlah keuntungan yang dimiliki orang percaya di dalam Kristus, serta nasihatnya yang tegas untuk mengembangkan an yang kokoh, sehingga senuanya tetap relevan sampai saat ini.  Ketiga, penulis surat Ibrani menekankan keunggulan Kristus dibandingkan dengah tokoh-tokoh dalam Perjanjian Lama demikian juga terhada ketentuan – ketentuan dalam Kitab imamat.
PEMAHAMAN KONTEKS
Secara umum surat Ibrani terutama ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan dan tekanan. Penulis berusaha untuk memperkuat iman mereka kepada Kristus dengan menjelaskan secara teliti keunggulan dan ketegasan pernyataan Allah serta penebusan di dalam Yesus Kristus. Ia menegaskan bahwa penebusan pada perjanjian yang lama sudah digenapi dan diperbaharui karena Yesus telah datang dan menetapkan suatu perjanjian yang baru oleh kematian-Nya yang mengerjakan perdamaian. Untuk itu penulis menantang para pembacanya: Pertama, supaya mempertahankan keyakinan iman mereka kepada Kristus sampai pada akhirnya. Kedua, agar tidak kembali kepada kehidupan di bawah hukuman dan ketentuan yang lama, dan meninggalkan imannya kepada Kristus. Ketiga, berusaha agar bertumbuh dan mencapai kedewasaan iman.
Melalui surat ini dapat dikatakan bahwa penulis ingin menunjukkan keunggulan kekristenan dari Yudaisme. Dengan menggunakan Kata kucinya “lebih baik” (13 kali). Dalam hal ini, Yesus lebih baik daripada malaikat dan semua tokoh perantara Perjanjian Lama. Ia  memberikan perhentian, perjanjian, pengharapan, keimaman, korban pendamaian, dan janji-janji yang lebih baik. sebab terdapat kecenderungan penerima surat ini yaitu terdiri atas kelompok-kelompok rumah yang merupakan bagian dari jemaat gereja yang lebih luas di Roma. Beberapa di antaranya mulai menunjukkan tanda-tanda  akan meninggalkan iman mereka kepada Yesus dan kembali kepada kepercayaan Yahudi mereka sebelumnya, karena mereka dianiaya dan ditekan, oleh orang-orang Yahudi yang membenci kekristenan. Penulis Kitab Ibrani ini mendesak orang Kristen Yahudi untuk menjadi dewasa dengan menunjukkan kepada mereka bahwa penderitaan mereka bagi Kristus akan diikuti kemuliaan kekal dengan-Nya yang tidak ditawarkan dalam keparcayaan Yahudi atau agama mana pun.
PEMAHAMAN TEKS
Beberapa topik dalam bentuk Khotbah, sudah disampaikan kepada orang-orang Yahudi yang berakhir pada pasal 12. Maka pada pasal 13 ini merupakan tambahan yang menyajikan bermacam-macam pengajaran praktis  dan nasihat-nasihat. Kehidupan praktis sebagai orang Kristen dengan segala kelakuannya bukanlah hal yang dapat dilewatkan begitu saja. Hal itu harus mengalir dari pemahaman seseorang mengenai pribadi dan karya keselamatan Kristus.
Di dalam pasal 13, pasal yang terakhir dari surat Ibrani ini, diawali dengan kata: “peliharalah kasih persaudaraan.” Dalam terjemahan lain (KJV) let brotherly love continue; (NIV) keep on loving each other as brother. Itu berarti menegaskan, supaya kasih persaudaraan berkesinambungan dan tetap terjaga. Penulis Ibrani menekanan hal itu kepada para pendengarnya sebagai unsur terpenting dalam kehidupan orang percaya. Seperti dikatakan dalam 1 Yohanes 4:7-8, “siapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.” Demikian juga Yesus memberikan perintah utama kepada pengikut-Ny, yaitu mengasihi-Nya dengan segenap hati, jiwa dan akal budi, serta mengasihi sesama seperti diri sendiri (Matius 22:37-39). Lagi pula, wujud iman umat tidak hanya tampak dari kehidupannya yang tidak menyangkal Kristus dan ketekunannya dalam beribadah, tetapi juga dapat dilihat dari hidup yang menyatakan kasih. Oleh karena itu perbuatan kasih sebagai wujud dari iman kepada Kristus harus dimulai dari lingkungan sendiri, yaitu keluarga dan gereja. Jadi Kasih terhadap sesama harus dibuktikan melaui tindakan nyata, bukan hanya slogan.
Apakah wujud kasih persaudaraan itu atau bagaimana membuktikan kasih kita? Inilah yang menjadi pertanyaan besar dan penting bagi umat. Salah satu bentuknya adalah memberikan tumpangan kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan (ay.2), (KJV, NIV) Do not forget to entertained strangers. Artinya: jangan kamu lupa melayani atau memberi tumpangan kepada orang asing. Orang asing berarti yang belum pernah kita kenal, belum pernah kita ketemu. Alkitab menyatakan bahwa orang yang suka memberi tumpangan sama seperti sedang melakukannya bagi Yesus (Mat. 25:40). Banyak orang memiliki harta lebih namun sengaja menutup mata terhadap orang-orang di sekitar yang hidup dalam keterbatasan. Memberi tumpangan merupakan bentuk kebaikan yang wajar bagi setiap orang termasuk Kristen karena pada zaman itu beum banyak tempat-tempat penginapan, lagi pula mereka pernah mengalami hidup sebagai orang asing (ay.3).
Berikutnya, orang kristen harus menjaga kekudusan pernikahan dan jangan mencemarkannya  (ay.4).  Kata ‘mencemarkan’ dalam ayat ini menegaskan kepada kita semua bahwa betapa sebuah perkawinan adalah benar-benar kudus dan sebuah keluarga benar-benar harus dipertahankan karena akan menjadi alat kesaksian bagi kekristenan pada waktu itu. Ada begitu banyak agama lokal yang mengajarkan tentang pelacuran suci di depan patung atau di dalam ibadah kepada dewa-dewi Romawi. Ada juga yang menyepelekan lembaga perkawinan yang sesungguhnya sakral dalam ikatan cinta kasih yang tulus, dengan melakukan perzinahan.
Mengenai keuangan, penulis mengingatkan: “janganlah kamu menjadi hamba uang”, artinya tidak mencintai uang, dan tidak serakah (ay.5). Gaya hidup atau sikap yang harus dikembangkan ialah kepuasan dengan hal-hal yang tersedia dan yang ada pada kita. Penulis mengingatkan agar jangan menempatkan uang sebagai tujuan hidup kita, apalagi mengandalkannya sebagai penjamin kehidupan. Ingatlah akan janji Tuhan bahwa Ia tidak akan pernah meninggalkan kita, bahkan menolong kita (ay.6).
Diakui bahwa nasihat-nasihat yang disampaikan penulis surat ini, khususnya ayat 1 -6 bukan hal yang mudah, karena yang namanya egoisme, seks dan uang merupakan godaan dosa yang sering membuat anak-anak Tuhan jatuh.
Pada ayat 7-9 mau menegaskan, khususnya dalam kehidupan bersama sebagai gereja supaya semua kehidupan yang indah dalam kekristenan harus dapat dijumpai. Sang penulis mengatakan, ingat dan teladanilah para pemimpin umat yang telah mengajarkan kebenaran firman Allah dan berusaha menjalani hidup kudus sampai pada akhir kehidupan mereka. Inilah contoh iman yang baik. karena itu
Pada ayat 7-9 mau menegaskan, khususnya dalam kehidupan bersama sebagai gereja supaya semua kehidupan yang indah dalam kekristenan harus dapat dijumpai. Sang Penulis mengatakan, ingat dan teladanilah para pemimpin umat yang telah mengajarkan kebenaran firman Allah dan berusaha menjalani hidup kudus sampai pada akhir kehidupan mereka. Inilah contoh iman yang baik. karena itu janganlah kita meremehkannya, apalagi bersikap tidak hormat kepada mereka. Kita hendaknya dapat memahami serta melaksanakan pengajaran kebenaran firman Tuhan, menaruh rasa hormat, dan meneladani pengorbanan dalam pelayanan mereka bagi kita, sekalipun mereka tidak sempurna. Janganlah jadikan kekurangan dan kelemahan pemimpin kita sebagai bahan ejekan, tapi berdoalah terus bagi mereka. Dengan demikian kita telah mengerjakan apa yang berkenan kepada-Nya (ay.21).
Di samping itu  juga dalam ayat 9, penulis Ibrani hendak menjelaskan sekaligus memberi penguatan kepada umat agar tetap setia kepada Yesus Kristus. Jangan sampai disesatkan oleh ajaran-ajaran asing. Segalanya di dunia ini akan berubah namun Tuhan Yesus tetap sama. Ia adalah Tuhan sejak dahulu, hari ini dan selamanya. Tugas kita adalah menyatakan kesetiaan kepada-Nya yang tidak pernah berubah.
Ayat 10-12, menekankan bahwa sekarang kita tidak perlu lagi mempersembahkan kurban yang dipersembahkan karena sudah tersedia di dalam Kristus melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Dengan demikian segala peraturan PL yang berkaitan dengan persembahan kurban tidak berlaku lagi. Jadi hendaknya mereka tidak lagi terjebak kepada ritual PL karenan semua sudah digenapi oleh Kristus melalui pengurbanan-Nya di kayu salib (ayat12).
KHOTBAH
Menurut beberapa pandangan umum ada tiga kata yang berakhiran “ta” yang selalu menggoda kehidupan manusia yaitu: tahta, harta dan wanita. Jangan salah paham dulu, kalau hal ini diangkat maksudnya tentu bukan untuk memojokkan kaum perempuan, namun sebenarnya hal itu diangkat untuk mengantar kita melihat bagaimana ambisi, uang dan seks begitu kuat menggoda siapa saja. Karena itu penulis Ibrani memberi nasihat-nasihat yang berkenan dengan tiga ha itu, agar iman para pembacanya dapat dilihat oleh orang banyak yaitu berpadanan dengan ajaran Yesus. Di samping itu umat diharapkan memiliki pemahaman yang benar tentang kekristenan yang diimani agar tidak mudah diombang-ambing oleh pengajaran dan pemahaman yang lain. Nasihat – nasihat ini khususnya diberikan agar dapat diterapkan dalam kehidupan keluarga sebagai basis penting dari kehidupan persekutuan atau gereja dan masyarakat.
Yang menjadi persoalan adalah bahwa keluarga-keluargaKristen sekarang bukan hanya tidak menjadi saksi, tetapi seringkali menjadi batu sandungan yang membuat orang lain tidak tertarik kepada Injil. Keluarga yang dapat menjadi saksi bukan hanya keluarga yang serba tenang dan rukun, tetapi terutama keluarga yang terus berusaha mencari kebenaran, keluarga yang berjuang menjaga kemurnian cita-cita rumah tangga. Untuk itulah surat Ibrani pasal 13 menasihatkan kita bagaimana menjalani hidup dalam keluarga yang berkenan kepada-Nya dan menjadi berkat bagi sesama.
Tiga hal yang perlu diperhatikan supaya keluarga kita menjadi keluarga kokoh dan menjadi berkat yaitu: pertama, hidup saling mengasihi seperti yang Tuhan perintahkan kepada kita yaitu mengasihi-Nya dengan segenap hati, jiwa dan akal budi, serta mengasihi sesama seperti diri sendiri. Wujud nyata kasih kita tentu dan kerelaan memberikan tumpangan kepada sesama (ayat 2). Terutama kepada mereka yang mebutuhkan, karena dengan beerbuat demikian, maka hal itu berarti umat Tuhan akan memberikan contoh kepada orang lain. Kedua, menjaga kekudusan keluarga (ayat 4). Kekudusan perkawinan pada dasarnya mencerminkan kekudusan Allah. Suami-istri harus menjaga kekudusannya sebab dengan demikian mereka diberkati oleh Tuhan dan menjadi alat bagi kemuliaan-Nya. Menaruh hormat berarti menghargai karya Allah dalam mempertemukan dua orang yang berbeda dalam kehidupan suami-istri. Menaruh hormat berarti sebagai suami-istri menjaga kasih yang tulus serta penuh kasih sayang kepada anak-anak. Ada begitu banyak keluarga kristen yang gagal oleh karena godaan nafsu seksual yang tidak dapat dikekang.
Ketiga, percaya akan pemeliharaan Tuhan (ayat 5-6). Tidak dapat dipungkiri bahwa kecintaan akan materi secara berlebihan telah menjadi budaya umum dalam masyarakat. Segala sesuatu diukur berdasarkan kepemilikan atas materi atau uang. Demikian pula dalam kehidupan keluarga, masalah ekonomi, yaitu kebutuhan uang dan keinginan akan materi seringkali menjadi pemicu persoalan. Solusi yang diberikan ialah sebuah kalimat yang sarat akan hikmat yaitu “cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu”. Kalimat ini menegaskan bahwa orang percaya harus mampu mengelola keuangan dalam kehidupan pribadi dan terlebih dalam kehidupan keluarga. Oleh karena itu diperingkatkan: “janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu”. Menghambakan diri pada uang sesungguhnya sama dengan pengikaran kita kepada Allah. Pengingkaran bahwa Allah memiliki kesanggupan oleh kuasa-Nya untuk memelihara kehidupan kita sehari-hari.
Nasihat-nasihat yang diberikan penulis dalam membangun kehidupan keluarga yang kokoh dan menjadi berkat bukan hal yang mudah. Penulis melihat adanya hal-hal yang dapat mengemuka dalam diri umat yaitu keegoisan, seks dan uang sebagai godaan yang sering membuat keluarga anak-anak Tuhan jatuh ke dalam dosa. Oleh karena itu kasih yang nyata sebagai wujud dari iman mereka harus  nampak dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi hal itu telah dicontohkan oleh para pemimpin umat.
Secara keselurhan daam perenungan kita terhadap pasal 13:1-12, mengajak kita agar memperhatikan 2 hal untuk mengembangkan kehidupan berimaan kita. Pertama, kalimat yang bernuansakan peraturan seperti “jangan”, merepakan sebuah tuntutan yang harus dilakukan oleh orang percaya sebagai tanggung jawab yang tak terelakkan. Kedua, kalimat yang bernuansakan anjuran seperti “ingatlah” dan hendaklah” menurut kesadaran terdalam yang diharapakan untuk bertumbuh dari dalam nurani orang percaya sendiri sehingga menjadi kekuatan jiwa dalam mengerti maksud dan kehendak Tuhan.  

Sumber: Sabda Guna Dharma GPIB edisi 40, juli – Agustus 2015, A.S.P / sgrs  20150828

CaTaTaN : 
Penulis : Tidak diketahui dengan pasti. (perkiraannya termasuk : Apolos, Barnabas, Klemens, Lukas, Paulus, Filipus, Priska dan Silas).

Waktu Penulisan : Antara tahun 64 dan 70 MAsehi.

Judul Kitab : Menunjukkan kepada siapa surat ini ditujukan: Jemaat orang percaya Ibrani yang kemungkinan ada di Roma.

Latar Belakang : Aniaya merupakan sesuatu ancaman nyata bagi jemaat di Roma. Aniaya menyebabkan banyak orang Yahudi yang percaya, yang telah mari bagi cara cara Yahudi mereka dengan mentaati Hukum Taurat, untuk mengambil langkah mundur. Penulis mengunakan kesempayan ini untuk menyatakan kemerdekaan yang telah diberikan olehKristus kepada semua orang percaya, serta menegaskan bahwa dengan Kristus tidak diperlukan lagi segala adat istiadat ritual apapun yang diajarkan oleh kepercayaan Yahudi mereka. Ia meminta mereka meminta pertimbangan pada pengetahuan mereka pada Perjanjian Lama. Penulis khususnya memberi ulasan kepada lima kitab pertama Perjanjian Lama yang merupakan sebuah paralel. (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan).

Tempat Penulisan : Tidak diketahui pasti (kemungkinan Roma).
Mulanya ditujukan kepada : Orang Kristen Yahudi.

Isi : Penulis Kitab Ibrani ini mendesak orang Kristen Yahudi untuk menjadi dewasa dengan menunjukkan kepada mereka bahwa penderitaan yang sekarang bagi Kristus akan diikuti oleh kemuliaan kekal dengannya yang tidak ditawarkan dalam kepercayaan Yahudi mereka atau agama mana pun. Seluruh Perjanjian Lama yang menunjuk kepada pelayanan Kristus Yesus, persembahan, hari-hari raya, Kemah Suci dan para imam, semuanya dipergunakan untuk menunjukkan jalan Yesus yang lebih baik. Iman di definisikan dan dorongan diberikan detil iman dari berbagai pria dan wanita seperti Habel, Henokh, Nuh, Abraham, Sarah, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa (pasal 11). Penulis Kitab Ibrani mengungkapkan bahwa Perjanjian Baru yang kekal, yang mengantikan yang sementara, dan harganya telah dibayar penuh oleh darah Kristus.

Kata Kunci :”Pengorbanan”;”Lebih Baik”. “Pengorbanan” Kristus ditunjukkan lebih tinggi dari apa pun yang dipersembahkan oleh sistem kepercayaan Yahudi: Kristus “lebih baik” dari para malaikat karena Ia disembah oleh mereka; Ia “lebih baik” dari Musa, karena Ia lah yang menciptakan Musa; Yesus “lebih baik” daripada keimaman Harun karena penebusan-Nya kekal; dan Ia “lebih baik” daripada hukum Taurat, karena Ia yang menjadi perantara bagi perjanjian yang lebih tinggi.

Tema:
Kekristenan lebih dari sekedar agama… Kekristenan adalah sebuah hubungan dengan Yesus Kristus.
Untuk menjadi pemenang , kita harus berlari dalam perlombaan dengan mata yang tertuju kepada Yesus.
Kita dapatmenyerahkan pencobaan kita kepada Yesus…. Ia telah menghadapi semua itu dan memenagkannya.
Allah ingin anak-anak-Nya saling memberi kekuatan satu sama lain dengan kesaksian.
Hanya darah Yesus yang dapat menyucikan kita dari dosa.

Garis Besar :
Keunggulan Yesus Kristus atas para nabi dan malaikat.  1:1-2:18.
Keunggulan Yesus Kristus atas Musa.  3:1-4:13.
Yesus Kristus, Imam yang lebih ungul.  4:14-7:28.
Keunggulan perjanjian dan pengorbanan Yesus Kristus.  8:1-10:18.
Ketaatan melalui iman.   10:19-12:29.
Petunjuk penutup.  13:1-25.


Sumber: Lembaga Alkitab Indonesia.

Tidak ada komentar :

DOA; sangat besar kuasanya

YESUS MEMBUATMU BERHARGA