Materi 14
Pokok Bahasan : Ajaran Gereja
Sub Pokok Bahasan : Yesus Kristus
Tujuan Pembelajaran Khusus, agar katekesan dapat:
- Memiliki pemahaman tentang Tuhan berdasarkan Alkitab.
- Percaya dan mengaku Yesus Kristusadalah Tuhandan Juruselamat
- Menjadi Warga Gereja yang bertanggungjawab dalam melaksanakan misi Kristus di tengah-tengahkeluarga, Gereja, Masyarakat dan bagi seluruh ciptaan.
PENDAHULUAN
Yesus Kristus adalah seorang
Yahudi. Ia dikenal sebagai anak seorang tukang kayu yang bernama Yusuf dan
ibunya bernama Maria. Ia lahir sekitar tahun 6 s.M di masa pemerintahan Herodes
Agung.
Seperti para nasir (pelihat) dan
nabi serta para tokoh penting lainnya di zaman Perjanjian Lama, termasuk
Yohanes Pembaptis di akhir masa “Antar Perjanjian”, maka kelahiran Yesus dan
tugas-tugas yang akan diemban-Nya diberitahukan terlebih dulu oleh Tuhan
melalui malaikat. Sesuai berita yang disampaikan malaikat kepada Maria bahwa
Yesus, sesuai dengan nama-Nya (Yosua = yang menyelamatkan), telah ditentukan
untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. (Luk. 1)
Tidak diketahui dengan pasti masa
kanak-kanak, masa remaja dan masa muda Yesus. Sebab Alkitab tidak
memberitahukan dengan rinci tentang hal itu. Namun, dipastikan masa kanak-kanak
dan masa remaja Yesus adalah adalah seperti yang anak-anak dan remaja Yahudi
pada umumnya. Yaitu bahwa Yesus mengikuti pendidikan agama di tingkat dasar dan
lanjutan di rumah pengajaran (Bethamidras) sampai lulus sebagai seorang anak
Taurat pada usia 12 tahun. Tidak aneh jika dicatat oleh penginjil bahwa pada
usia 12 tahun Yesus sudah bisa bersoal jawab tentang taurat dengan poara
pengajar di Bait Allah (Mat…)
Mengacu pada pergerakan yang
digagas Yesus, yang sangat mirip pergerakan pembaharu Yudaisme, khusus kelompok
Esseni (kelompok yang berusaha memurnikan Yudaisme), maka mereka berpendapat
bahwa Yesus sesudah lulus sebagai anak Taurat, Yesus pergi ke padang gurun
untuk belajar dan menjadi penganut kelompok Essenit. Sementara ada ahli lain
yang mengatakan bahwa mengamati pada kedekatan Yesus dengan Yohanes Pembabtis,
maka bisa dipastikan bahwa Yesus sesudah lulus sebagai anak taurat langsung
melalangbuana ke padang gurun dan belajar bersama Yohanes Pembabtis, dan
sekaligus menjadi salah seorang pengikut yang setia.
Anggapan ini lebih dapat diterima
karena beberapa alasan : Pertama, Yesus muncul di muka umum, ketika mendatangi
Yohanes Pembabtis di sungai Yordan dan memberi diri-Nya dibabtis oleh Yohanes
Pembabtis. Pada kesempatan itulah, Yesus mendapat kejelasan status-Nya, yaitu
ditetapkan sebagai Anak Allah serta mendapat kuasa oleh pengurapan Roh Allah
dalam bentuk burung merpati.
Gelar Anak Allah yang dikenalkan
kepada Yesus bukanlah suatu istilah biologis (sebuah sebutan untuk diri-Nya
Kis. 9:20; 2 Kor 1:19; Gal 2:20; Ef 4:3; 1 Yoh 3:8; 4:15; Ibr 4:14; 5:8; Why
2:18) tidak pada saat kelahiran-Nya di Betlehem tetapi sedari kekal Ia adalah
“Anak Allah”. Istilah Anak Allah dalam Perjajjian Lama menunjuk kepada bangsa
Israel sebagai umat Allah. Gelar Anak Allah yang pada satu sisi menunjuk pada
cara berada Allah yang tidak berada di atas atau yang transenden (Allah Bapa),
Allah yang berada di dalam diriNya sendiri tetapi menunjuk pada Allah yang ada
di dekat kita, bersama kita, menyertai kita (Imanuel Mat 1:23; Yes 7:4) Allah
yang berdiri di tempat kita manusia serta mendamaikan dunia ini dengan diriNya
sendiri (2 Kor 5:19).
Istilah Anak Allah dalam
Perjanjian Lama menunjuk kepada bangsa Israel sebagai umat Allah. Dalam diri
Yesus sebagai Anak Allah, kita yang bukan orang Israel terhisap dalam umat
pilihan Allah.
Kedua, Yesus memulai
pergerakan-Nya, ketika Yohanes Pembabtis ditangkap dan dipenjara, dan akhirnya
di bunuh oleh Herodes Antipas.
Ketiga, mengikuti Yohanes
Pembabtis, Yesus pertama kali tampil di Galilea dan menyerukan pertobatan dan
bersiap diri untuk menyambut Kerajaan Allah yang menyatu dengan diri dan
seluruh pelayanan-Nya.
PERGERAKAN YESUS
Yesus memulai pergerakan
(pelayanan)-Nya di tempat asalnya, yaitu di Galilea dan sekitarnya. Ia pun
memilih para pengikut-Nya sejumlah 12 orang; umumnya dari lingkungan para
nelayan ditambah beberapa anggota pergerakan, misalnya : Yudas Iskariot (dari
kelompok Sicaari, suatu sayap dari pergerakan zelot), dan Simon orang Zelot.
Seperti para tokoh pembaharu
Yudaisme, khususnya orang Zelot, yang pada masa itu berjuang untuk menentang
penjajahan Romawi demi membebaskan dan memerdekakan Israel, maka Yesus pun
demikian. Hanya berbeda dengan kelompok Zelot yang memakai kekuatan senjata dan
melakukan kekerasan, Yesus dan pergerakan-Nya tidak menggunakan kekuatan
senjata dan kekerasan dalam melawan penjajahan Romawi. Yesus menempuh cara-cara
damai dengan bertindak seperti seorang nabi kharismatik yang berkeliling untuk
mensosialisasikan ajaran yang mengandung ide tentang Kerajaan Allah.
Yesus mengajar dengan penuh kuasa
dan charisma, memakai metode perumpamaan yang mudah dimengerti orang yang tidak
terpelajar. Kuasa-Nya bukan dari diri-Nya sendiri, tetapi dari Bapa-Nya. Kuasa
itu Ia terima melalui hubungan yang akrab di dalam doa kepada Bapa-Nya yang
dilakukan disela-sela kepadatan kegiatan-Nya.
Yesus mendekati semua orang,
khususnya kaum marginal yang tersingkir dari lingkungan masyarakat, dengan
penuh simpati dan empati, tanpa merasa jijik, untuk membawa mereka kembali ke
jalan Tuhan. Ia bersikap ramah dan bertutur lemah lembut dalam setiap laku dan
ajaran-Nya. Ia tidak hanya mengajar, tetapi juga melakukan banyak tidakan mujizat.
Semua hal itu menyebabkan Yesus
lebih dapat diterima oleh banyak orang daripada tokoh-tokoh Yudais lainnya.
Yesus diterima bukan hanya oleh kaum marginal, yakni orang-orang kecil, miskin,
lemah, sakit, dan berdosa (pelacur dan pemungut cukai), termasuk kaum perempuan
dan anak-anak; tetapi juga kelompok cerdik cendikia, yakni beberapa anggota
Sanhedrin yang bersimpati pada-Nya. Hal ini mengakibatkan gerakan Yesus
berkembang pesat, sehingga menimbulkan iri hati dari para tokoh dan pemimpin
lainnya; khusus kelompok imam, yakni para Farisi dan ahli Taurat.
Makin terkenalnya nama Yesus,
seiring perkembangan gerakan-Nya yang pesat, yang terdengar sampai keluar
Galilea, ternyata mengundang perhatian penguasa Galilea, yakni Herodes Antipas,
dan bahkan wali negeri Roma di Yudea, yakni Pilatus. Hal itu tidak membuat
Yesus takut dan mundur. Sebaliknya Yesus semakin tampil galak untuk mengkritik
para raja dan pembesar karena melakukan kekerasan dan menindas rakyat. Tidak
aneh jika banyak orang memahami Yesus sebagai nabi Elia yang hidup kembali.
Sementara Herodes Antipasa menganggap Yesus sebagai Yohanes Pembabtis yang
telah ia bunuh, tetapi bangkit kembali. Sejak itu dimulai upaya-upaya untuk
membunuh Yesus.
DARI GALILEA ke YERUSALEM
Dari Galilea, sesudah mengalami pemuliaan
dan penetapan kembali sebagai Anak Allah di atas gunung, mak Yesus mulai menuju
ke Yerusalem dengan gerakan massa yang sangat besar. Yerusalem adalah tujuan
akhir dari gerakan Yesus. Sebab Yerusalem adalah pusat kekuasaan keagamaan dan
politik. Telah terjadi konspirasi jahat dan menyengsarakan rakyat antara
penguasa agama dan politik di Yerusalem; dan Yesus datang untuk menghancurkan
semuanya itu. Tentu, dengan semua resiko yang harus Yesus terima, seperti yang
telah diprediksikan-Nya; bahwa Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan
orang-orang berdosa. Mereka akan membunuh Dia. Tetapi sesudah tiga hari Ia akan
bangkit.
Konspirasi polotik yang sangat
kuat antara penguasa agama dan politik, bahkan menerobos masuk untuk
memecah-belah pergerakan. Dengan politik uang guna menyuap Yudas, menyebabkan
Yesus, akhirnya ditangkap, diadili dengan pengadilan yang tidak adil, disiksa
dengan cambukan serta ditetapkan sebagai pemberontak dengan hukuman digantung
secara tersalib sampai mati di tempat penyalibab di bukit Golgota.
Kematian Yesus untuk keselamatan
kehidupan dunia, membuat-Nya mengalami kematian sebagai hukuman Allah atas dosa
dan diserahkan kepada kebinasaan di dalam liang kubur. Sebuah kematian yang
mengerikan namun ditengah penderitaan disalib itulah terdengar percakapan
dengan Sang Bapa :”Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang
mereka perbuat” (Luk 23;34). Diatas salib inilah kuasa kegelapan dikalahkan.
Oleh kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu iblis yang berkuasa atas maut.(Ibr
2:4)
DARI GOLGOTA ke KUBUR KOSONG
Yesus dikubur di kuburan Yusuf
Arimatea, anggota Sanhedrin yang bersimpati pada Yesus dan Gerakan-Nya. Dengan
penguburan itu, para penginjil mau menjelaskan bahwa Yesus tidak hanya akan
menjadi Tuhan atas kehidupan, tetapi juga menjelaskan bahwa Yesus tidak hanya
akan menjadi Tuhan atas kehidupan, tetapi juga atas kematian dan alam maut. Di
dalam kematian-Nya, Ia memasuki terowongan dan alam maut yang kegelapannya
sangat menakutkan tiap manusia yang hidup maupun mati. Tetapi justru Yesus
pergi ke situ, supaya kuasa-Nya dapat menjangkau kita di sana. Dengan demikian,
kematian tidak lagi menakutkan karena di dalam dunia orang matipun Tuhan dan
KasihNya dapat menyertai kita.
Yesus tidak bisa terus ditahan
oleh kuasa alam maut. Sesudah tiga hari, dengan kuasa dan daya dorong yang
dasyat dari Bapa-Nya, Yesus akhirnya menembusi alam maut dan kegelapan kubur
untuk bangkit dan hidup kembali.
Kebangkitan Yesus merupakan
peristiwa penting dalam iman Kristen. Salib sebagai bentuk kasih kepada Allah
dan sesame dengan harga tinggi memiliki arti karena adanya kebangkitan “Jika
Kristus tidak bangkit, maka sia-sialah kepercayaan kamu” (1 Kor 15:17). Dalam
peristiwa kebangkitan itulah ketaatan untuk melakukan kehendak Bapa hingga di
kayu salib bukanlah sebuah kekalahan, melainkan kemenangan (Yoh 12:32; Flp
2:9). Kebangkitan Yesus adalah juga sebuah jaminan bagi kebangkitan kita, Yesus
adalah manusia pertama yang bangkit (Kis 26:23; 1 Kor 15:20,23; Kol 1:18; Why
1:5), dank arena itu kematian tidak menjadi kata akhir bagi manusia.
KENAIKAN dan KEDATANGAN KEMBALI
Yesus tidak harus berada di
dunia, sebab Dia bukan dari dunia. Dia telah menyelesaikan karya penyelamatan
dunia yang dipercayakan oleh Bapa-Nya. Karena itu, Dia harus kembali untuk menerima
kemuliaan yang telah ditinggalkan-Nya ketika menjadi manusia.
Yesus adalah Allah sejati dan
manusia sejati. Di dalam Dia kita berjumpa dan mengenal Allah yang
sesungguhnya, dan juga berjumpa dengan manusia yang sesungguhnya, serta
bagaimana seharusnya menjadi manusia sesungguhnya bagi sesame.
Sejak kenaikan Yesus ke surge
maka arah iman kita kembali tertuju dan pengharapan kita menjadi kian pasti.
Sebab Yesus adalah Kristus (Yesus-IESU: dalam bahasa Ibrani Yesua/Yehoshua)
mengandung arti Yahweh menolong atau yang menyelamatkan. Sedangkan Kristos
(Ibrani = Mesiah) = YANG DIURAPI.
Kedua kata itu dapat
diterjemahkan : “Dia Yang menyelamatkan adalah Dia Yang diurapi”.
Ada tiga pemimpin rakyat yang
diurapi yakni, Raja, Imam, Nabi. Ketiga jabatan ini menyatu dalam diri Yesus.
Sebagai Raja, Nabi dan Imam. Yesus Sang Pemimpin rakyat itu berkarya membawa
keselamatan; bukan hanya pada saat kematian dan kebangkitan-Nya, tetapi kelak
pada saat Ia datang kembali dalam kemuliaan-Nya. Tindakan penyelamatan ini tidak
berasal dari manusia, karena kebaikan dan kemampuannya untuk memberlakukan
tuntutan-tuntutan hokum agama tetapi merupakan anugerah Allah sola gratia).
Yesus berfirman, “Siapa yang
bertahan sampai akhir akan diberi mahkota kemuliaan”.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar