Gereja Abad I sampai dengan Abad VII (Tujuh konsili
pertama)
Kehadiran Gereja dimulai dengan
kehadiran Roh Kudus di tengah-tengah murid-murid pada hari raya Pentakosta.
Murid-murid mengalami suatu kuasa Roh yang tercurah atas mereka, di mana mereka
belum pernah mengalaminya sebelumnya. Pemberitaaan Injil dimulaikan dan
selanjutnya akan menjangkau seluruh umat manusia. Gereja sebagai persekutuan
orang-orang yang percaya kepada Yesus memulaikan sejarah persekutuannya, di
mana di dalamnya akan terjadi dengan tidak ada lagi perbedaan yang dibatasi
oleh perbedaan sosial, bahasa, ataupun suku bangsa. Hal itu tidak bisa terjadi
dalam persekutuan Yahudi ataupun agama orang Yunani pada waktu itu. Kebiasaaan
yang berlaku dalam kehidupan masyarakat pada itu, tidak akan terjadi dalam
persekutuan yang percaya kepada Yesus Kristus. Kenapa hal demikian terjadi ?
Karena Gereja hanya mempunyai misi yang jelas dalam pekabaran injilnya, bahwa
Yesus dari Nazareth adalah Mesias yang dijanjikan Allah untuk seluruh umat
manusia.
Persekutuan gereja ini memulaikan
pekabaran injilnya dari kota Yerusalem terus kemudian menyebar ke Mesir, Arab,
Siria, Mesopotania, bahkan sampai ke Roma. Orang yang menjadi pengikut Yesus,
bukan saja dari kalangan orang Yahudi, tetapi juga berasal dari kalangan non
Yahudi. Orang yang berasal dari golongan sosial yang rendah sampai ke kalangan
atas. Orang-orang Kristen yang baru dan ibadah dilakukan di rumah-rumah karena
mereka belum memiliki akan rumah ibadah yang permanen, karena agama Kristen
belum menjadi agama yang resmi,dan bergerak secara diam-diam. Kelompok yang
dianggap aneh ini oleh kalangan masyarakat, dan baru disebut “Kristen” terjadi
di kota Antiokhia. Sebutan “ Kristen” yang diterima oleh pengikut Yesus
ini merupakan kata sindiran yang berisi penghinaan, karena mereka tidak disukai
dalam masyarakat (Kisah Para Rasul 11: 6).
Pada satu sisi ketika
pemberitaaan injil Yesus dinyatakan dalam kehidupan persekutuan dengan sesama
manusia, tentunya penguasa – penguasa dan pemimpin agama Yahudi tidak menyukai
akan kehadiran agama yang baru. Karenanya orang-orang Kristen diburu dan
ditangkap, bahkan dibunuh. Kitab Kisah Para Rasul banyak menceritakan tentang
penderitaan yang dialami orang-orang Kristen pada waktu itu. Stefanus, Yakobus
anak Zebedius, Yakobus saudara Yesus adalah orang-orang pertama yang mati sahid
dari perbuatan pemuka agama Yahudi yang tidak menyukai akan penyebaran agama
Kristen yang begitu cepat. Dari awal hubungan kekeristenan dan agama Yahudi
tidak akur, karena banyak peraturan-peraturan orang Yahudi dilanggar oleh
orang-orang Kristen baru. Keadaan ini terus berlangsung sampai dengan menjelang
akhir abad pertama dengan terpisahlah agama Yahudi dengan kekeristenan.
Demikian pula dalam pemerintahan
Romawi, kekeristenan tidak diakui sebagai agama yang resmi, sebagaimana agama
Yahudi sebagai agama resmi dan diakui negara. Persekutuan Kristen yang sedang
bertumbuh menuntut hak yang sama dengan penganut agama Yahudi. Hak itu tidak
dapat diperoleh, karena kekeristenan dianggap anti sosial dan tidak patriot.
Akibatnya penyiksaaan, pembunuhan terjadi. Tercatat kaisar Nero, kaisar
Kladius. Keadaan ini berlaku sampai dengan abad kedua.
Baru di tahun 312 gereja diakui
sebagai agama resmi, dengan masuknya Constantianus menjadi orang Kristen.
Segala milik gereja yang dirampas oleh Negara, dikembalikan. Kemudian di tahun
380 gereja baru diakui sebagai gereja Negara oleh kaisar Theodosius.
Selain dari penyiksaan,
pembunuhan yang terjadi dalam kehidupan orang Kristen, ada juga persoalan di
dalam kehidupan kekeristenan sendiri, yaitu mengenai Tentang Hakekat Yesus
dalam hubungan dengan Allah yang terus menerus dipersoalkan sampai dengan abad
ke lima. Persoalan tentang Hubungan Gereja dan Negara, persoalan Kepemimpinan
Gereja, munculnya kelompok gnostik, mewarnai kehidupan gereja pada masa
ini juga.
Dari persekutuan-persekutuan yang
ada di rumah-rumah, pengikut Kristus bertambah banyak, maka dengan sendirinya
terjadi juga gedung-gedung ibadah dan organisasinya makin lebih baik.
Selanjutnya muncul jabatan-jabatan baru dalam gereja seperti penilik jemaat,
penatua dan diaken.
Pada masa ini juga, Gereja-gereja
di wilayah Timur memisahkan diri, dengan alasan tradisi yang dibawa,
permasalahan hakekat Yesus Kristus, peranan negara di dalam keputusan konsili,
dan kepemimpinan di rumah. Hal ini terjadi dengan sendiri, sehingga
gereja-gereja orthodoks (Gereja Gerika-Katolik) akan dipimpin oleh sinode atau
patriarch.
Terlepas dari persoalan-persoalan
yang dihadapi oleh gereja baik itu yang berasal dari dalam dan luar gereja, ada
satu pertanyaan menarik, kenapa orang – orang begitu tetarik pada ajaran
rasul-rasul dan pengikut Kristus lainnya ? Kesaksian orang Kristen pada itu
yang dikuasai Roh Kudus, mereka memberlakukan kasih Allah yang diajarkan oleh
Tuhan Yesus, kepada orang lain. Persekutuan Kristen tidak membedakan orang
berdasarkan status sosial yang ada. Dengan kekuatan kasih, gereja
berhasil memberlakukan kesamaan derajat antara sesama manusia. Hal ini tidak
bisa diberlakukan dalam kehidupan masyarakat pada waktu itu, dan gereja memberi
jawab terhadap apa yang menjadi pergumulan mereka tentang jati dirinya sebagai
seorang manusia. Gereja memberlakukan kasih ketimbang mempercakapkan tentang
hakikat Yesus, yang mungkin sulit diterima orang. Kasih orang Kristen memberi
makna bagi kehidupan dan memberi arah kehidupan yang benar.
Gereja pada Abad Pertengahan
sampai dengan Abad XV
Semakin besar pengaruh Injil
Yesus Kristus untuk bangsa-bangsa di Eropa, maka terjadi juga perubahan pola
kepemimpinan Gereja. Peran Uskup di kota Roma menjadi sangat penting
dibandingkan uskup-uskup lain yang ada di Asia Kecil lainnya. Secara otomatis
Uskup di kota Roma pemimpin Gereja Katolik.
Gereja telah menjadi agama
Negara, tentunya hal yang menggembirakan. Namun hubungan Gereja dan Negara yang
baik, namun sering dirinya melupakan tugas dan panggilan yang sebenarnya, yaitu
menyuarakan suara kenabiannya di masyarakat. Aturan-aturan gereja mengarah
kepada soal organisasi, walaupun itu terkait dengan hidup kesalehan.
Konsep – konsep teologia di dalam
dan di luar gereja berkembang dengan pesat. Teologia sering kali bertemu dengan
filsafat Yunani. Hakikat Yesus terus dikembangkan, masalah hubungan gereja dan
negara, tentang manusia, dosa, perjamuan, serta pola kepemimpinan gereja di
Roma terus menjadi persoalan tersendiri. Belum lagi ketika kekeristenan
berjumpa dengan agama Islam yang muncul pada abad ke enam.
Persoalan dengan
kelompok-kelompok bidat yang berseberangan pemahaman dengan gereja mewarnai
sejarah panjang pelayanan Gereja. Pada abad ke lima belas muncul Renaissance
dan Humanisme sebagai masa pencerahan, yang mempengaruhi pola hidup dan
pola berpikir orang–orang Kristen. Theologia Gereja juga akan berkembang dengan
sendiri, yang mengarahkan diri kepada pemahaman–pemahaman baru akan muncul di
dalam gereja, yang diyakini berdasarkan Alkitab. Peraturan-peraturan gereja
semakin bertambah, dan memperkokoh tentang keberadaan diri gereja, sebagai alat
keselamatan Allah di tengah-tengah dunia ini.
Gereja pada Abad Reformasi
sampai dengan Abad XIX
Bertambah kuatnya akan keadaan
Gereja dan teologianya yang menyatakan diri alat keselamatan Allah, tentunya
tidak bisa dikatakan bahwa itu semua benar adanya. Ada hal-hal yang terus
dipersoalkan ketika gereja, tidak lagi melihat bahwa dirinya harus selalu
berada dibawah terang Alkitab. Bisa saja gereja berbuat salah ketika merumuskan
teologianya.
Inilah yang dilihat oleh para
tokoh reformator yang ada, sehingga mereka merumuskan ulang teologai yang
semestinya berkembang dalam gereja. Ini keadaan kang dilakukan oleh para tokoh
reformator pada Tahun 1517, seperti Marthin Luther, Yohanes Calvin, Zwingli,
dan yang lain. Mereka menolak akan ajaran gereja yang bertolak belakang dengan
Aklkitab. Dasarnya mereka mau kembali kepada ajaran yang berdasarkan Alkitab.
Hal tersebut tentunya ditentang oleh Gereja yang berpusat di Roma, dan
menganggap para tokoh tersebut sebagai bidat. Mereka disingkirkan dari kalangan
gereja Negara pada waktu itu, dengan menganiaya dan menangkapnya. Kekuatan
Negara dipakai untuk untuk melaksanakan itu. Akibatnya Golongan Protestan ini
dipaksakan untuk memisahkan diri dari gereja Negara. Mereka dimusuhi oleh
Negara atas perintah Paus. Mereka dengan sendirinya membentuk kelompok yang
kemudian hari disebut sebagai Kristen Protestan.
Apa yang memampukan mereka untuk
melakukan pembaharuan dalam gereja? Kekuatan Allah, yang menginginkan Gereja
kembali dalam pemahaman yang bersumber dari Alkitab, sehingga apa yang terjadi
dalam ruang lingkup sebagai persekutuan Gereja adalah kekuatan Firman Allah.
Marhtin Luther melakukan pembaharuannya berbasis di negara yang berbahasa
Jerman, sedangkan Yohanes Calvin membentuk gereja di Genewa. Ajaran Calvin
berkembang di kota tersebut dengan melihat konteksnya. Ajaran Calvin ini dibawa
ke Prancis, kemudian penyebarannya masuk negeri Belanda. Terbentuklah gereja
dan badan pekabaran injil disana.
Pada awal abad ke-17 (1602) VOC
yang didukung oleh pemerintah Belanda, mengembangkan perdagangannya di wilayah
Indonesia, maka itu juga akan membawa mandat Gereformeed Belanda untuk
mengembangkan agama Kristen Protestan Di Indonesia. Selama 1602-1799
satu-satunya gereja yang ada di Indonesia, yang angggota kebanyakan pegawai
VOC, dan dari kalangan pribumi sangat sedikit
Zaman VOC ada juga
pekabar-pekabar injil mencoba masuk ke Indonesia, akan tetapi tidak tidak
didukung oleh VOC karena dianggap akan membahayakan kedudukan mereka, apabila
orang pribumi menjadi Kristen, akan terjadi pemberontakan. Para penginjil ini
bukan orang Belanda, dan tidak tunduk kepada pemerintah. Tetapi perlu dicatat,
paling tidak ada aliran Lutheran ada masuk ke Indonesia, namun kemudian mereka
akan dihisapkan kepada gereja Negara, De Protestansche Kerk in Nederlandsch-
Indie ( Indische Kerk atau GPI).
Awal 1800 pemerintah Belanda
mengambil alih akan VOC, Gereja Negara (Gereformeerde Kerk menjadi Nederlandsch
Hervormde Kerk (NHK) tetap tunduk kepada Pemerintah, dan tetap bercorak Calvinis.
Gereja Negara yang menerapkan penjenjangan jabatan, dan pemimpin Gereja adalah
pejabat pemerintah.
Pada sisi lain, selain hadirnya
gereja Negara, ada pekabaran injil yang dilakukan oleh badan sending di
Inggris, Jerman, Swiss.dll. Badan zending ini dibentuk oleh anggota gereja
untuk mengabarkan injil di Indonesia. Salah satunya yang paling lama bekerja
adalah Nederlandsch Zendeling Genootschap (NZG) dari tahun 1813-1942. Mereka
menginjili di Maluku, Minahasa, Poso, Timor, dan Jawa Timur, Tanah Karo. Hasil
pekabaran Injil mereka kemudian hari akan terhisap di dalam GPI.
Selain itu, mereka menghasilkan
jemaat-jemaat yang sekarang dikenal sebagai GMIH, GMIST, GKI IRJA. Sending NZV
menghasilkan GKI Jabar, GKP, GEPSULTRA.
Gereja pada Abad XX sampai
dengan Abad XXI
Gereja dan pelayanannya terus
berkembang, baik itu di Eropa dan tempat-tempat lainnya di dunia ini. Ajaran
–ajaran Kristen terus mewarnai kehidupan jemaatnya dan di luar gereja. Gereja
tetap mengembangkan akan teologianya, baik itu di kalangan Katolik ataupun
Protestan. Di luar Gereja aliran kekeristenan terus bertambah. Ada kelompok
Anabaptis, kelompok Peitis,dll. Apalagi ketika benua Amerika diketemukan, dan
terjadi perpindahan penduduk di Eropa ke Amerika, maka dengan sendirinya
terjadi kebebasan beragama,yang kemudian hari memunculkan akan aliran
kekeristenan yang baru. Di Amerika muncul kekeristenan yang baru, yang tidak
bisa dikembangkan di Eropa. Ada kelompok Baptis, Pentakosta, Kharismatik,
kelompok Injili, Adventis, Saksi Yehova, Mormon, Christian Science, Gerakan
Zaman Baru, dll.
Apa yang berkembang di dalam
kehidupan Gereja di Eropa dan Amerika, dengan sendirinya akan juga mncul
gereja-gereja baru yang ada di Indonesia. Ini karena kekuatan pekabaran Injil
yang dilakukan. Gereja baru akan berlanjut, demikian juga gereja-gereja yang
merupakan hasil pekabaran injil dari gereja di Eropa, akan berkembang juga.
Daftar Bacaan Buku :
- Sejarah Gereja,
Dr H Berkhof, Dr.I.H. Enklaar, Jakarta, BPK, 1967
- Berbagai Aliran
Di Dalam Dan Sekitar Gereja, Pdt. Dr. Yan S Aritonang Jakarta, BPK,
1995
- Di Sini Kutemukan,
Dr. Sri Wismoadi Wahono, Jakarta, BPK, 1986
Tidak ada komentar :
Posting Komentar